Kisah : Doa Makbul untuk Sang Tetangga

Ilustrasi. (andaikata.com)

Ilustrasi. (andaikata.com)

Syahida.com – Ibnu Abid-Dunya mendengar seseorang yang bermimpi bertemu Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam.

“Rasulullah berkata kepadaku, “Pergi dan temuilah orang Majusi di Baghdad dan katakan kepadanya, ‘Doamu telah dikabulkan.’ Keesokan harinya aku berkata, ‘Bagaimana aku bisa menemukan orang Majusi itu?” kata teman Ibnu Abid-Dunya.

“Aku tidur pada malam berikutnya dan bermimpi seperti itu,” lanjutnya. “Kemudian aku bermimpi dengan mimpi yang sama pada malam ketiga. Keesokan harinya aku memaksakan diri ke Baghdad dan mendatangi orang Majusi dimaksud. Aku mendapatinya berada dalam kenikmatan dan kesenangan duniawi yang mewah. Aku masuk, mengucapkan salam kepadanya, dan duduk.”

“Ada keperluan?” tanyanya.

“Ya”

“Katakanlah!”

“Di tempat sepi….”

Setelah itu tinggal mereka berdua.



“Katakan!”

“Aku utusan Rasulullah kepadamu dan beliau berkata kepadamu, ‘Doamu telah dikabulkan.”

“Kamu mengenalku?”

“Ya.”

“Aku mengingkari Islam dan tidak mengakui kerasulan Muhammad.”

“Itulah yang Anda katakan. Namun beliau mengutusku untuk menemuimu.”

“Beliau mengutusmu?!”

“Ya.”

“Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah!” seru orang Majusi itu. Setelah itu ia memanggil sahabat-sahabatnya.

“Sebelum ini aku dalam kesesatan dan kini aku telah kembali ke kebenaran. Barangsiapa yang masuk Islam maka apa yang di tangannya tetap menjadi miliknya, dan barangsiapa tidak masuk Islam maka hendaklah ia mengembalikan milikku yang dibawanya!” Orang-orang itu hampir semuanya masuk Islam, kecuali sebagian kecil orang.

Orang itu juga memanggil anak laki-lakinya dan berkata, “Anakku, sebelum ini aku berada dalam kesesatan, dan kini aku telah masuk Islam, apa yang ingin kamu lakukan?”

“Bapakku, aku juga ingin masuk Islam,” jawab anaknya.

Kemudian ia memanggil anak perempuannya dan berkata kepadanya, “Anakku, aku dan saudaramu telah masuk Islam, jika kamu masuk Islam aku akan menceraikanmu dengannya!”

“Bapakku, demi Allah sejak awal aku tidak suka dengan perjodohan kami!” Anak perempuannya pun masuk Islam.

“Tahukah kamu apa doaku yang telah dikabulkan?” tanya pria itu kepada teman Ibnu Abid-Dunya.

“Tidak tahu!”

Ia pun bercerita. “Tatkala menikahkan putriku dengan anak laki-lakiku aku mengadakan perjamuan dan mengundang semua orang. Mereka semua datang karena kekayaan yang dianugerahkan Allah kepadaku. Setelah para tamu selesai makan, aku merasa letih dan memerintahkan pelayanku, ‘Gelarlah tikar untukku di atas rumah! Aku ingin tidur sebentar.’ Aku naik, dan kebetulan di dekat rumah kami ada sekelompok keturunan Rasulullah yang hidup dalam kemiskinan. Aku mendengar seorang anak kecil berkata kepada Ibunya, ‘Orang Majusi itu telah menyakiti kami dengan aroma makanannya.’ Aku langsung turun dan membawakan mereka makanan yang banyak, dinar yang banyak, dan pakaian untuk semua penghuni rumah itu. Seorang wanita dari mereka mendoakanku, ‘Semoga Allah mengumpulkanmu dengan kakekku!’ Lalu yang lain mengucapkan, ‘Aamiin’. Itulah doa yang dikabulkan.” (syahida/anw)

Sumber : Kitab At-Tawwabin, Menuju Surga-Mu

Share this post

PinIt
scroll to top