Keadaan Mayit Setelah Tiupan Sangkakala yang Pertama

Ilustrasi. (arrahmah.com)

Ilustrasi. (arrahmah.com)

Syahida.com – Telah kami isyaratkan ketakutan di kubur. Yang lebih keras lagi adalah hembusan bentuk, kebangkitan, hisab, penimbangan dan penyeberangan Ash-Shirath. Ini berbagai macam gambaran menakutkan yang harus diimani dan dipikirkan lebih jauh. Banyak manusia yang tidak memiliki iman di dalam hati terhadap akhirat. Andaikan manusia tidak menyaksikan kelahiran hewan, kemudian berkata, “Tentunya di sana ada pencipta yang menciptakan dari setetes air yang hina seperti halnya anak Adam yang berakal dan dapat berbicara ini,” tentunya dia sama sekali tidak akan percaya kepada semua itu. Ditambah lagi dengan penciptaan hal-hal yang mengundang decak kekaguman, tentu akan mendorongnya untuk berpikir lagi. Bagaimana mungkin seseorang mengingkari kekuasaan dan hikmah Allah yang disaksikannya sejak awal mula penciptaan, maka selanjutnya akan lebih mudah lagi. Jika imanmu sudah kuat, maka susupkanlah rasa takut, banyaklah berpikir dan mengambil pelajaran. Lakukanlah hal ini dengan sungguh-sungguh dan tekun.

Yang pertama kali di dengar mayit adalah suara Israfil yang meniup sangkakala, lalu dia akan membentuk rupamu dan engkau akan berdiri terperangah menghampiri seruan. Allah berfirman,

“Dan, ditiuplah sangkakala. Maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) Rabb mereka.” (Yasin: 51)

Dari Abu Sa’id Al-Khudri, dia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Bagaimana mungkin dirasa cukup, sementara malaikat pembawa sangkakala telah bersiap-siap, memasang pendengarannya dan menunggu dia diperintahkan untuk meniup sangkakala hingga dia meniupnya.

Orang-orang muslim berkata, “Apa yang harus kita ucapkan wahai Rasulullah?”

Beliau menjawab, “Katakanlah, ‘Cukuplah Allah bagi kami dan Dialah sebaik-baik penolong, dan kami bertawakal kepada Allah’.” (Diriwayatkan Al-Hakim dan Ibnu Hibban)

Di dalam Ash-Shahihain disebutkan bahwa Nabi SAW bersabda,

“Pada hari Kiamat manusia dihimpun di atas tanah putih bersih seperti bulatan yang bening.” (Diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim)



Kemudian pikirkanlah kerumunan manusia, lalu matahari yang di dekatkan di atas kepala mereka, siksaan yang pedih dan hati yang susah gelisah. Pikirkanlah pertanyaan Rabb-mu tentang amal-amalmu tanpa menggunakan perantaraan. Telah diriwayatkan dari Nabi SAW, beliau bersabda,

“Pada Hari Kiamat manusia diadili dengan tiga kali pengadilan: Dua kali berupa pengajuan pertanyaan dan penyampaian alasan, dan yang ketiga lembaran-lembaran berhamburan, lalu ada yang mengambil dengan tangan kanannya dan ada yang mengambil dengan tangan kirinya.” (Diriwayatkan At-Tirmidzi, Ahmad dan Ibnu Majah)

Dari Abu Barzah, dia berkata “Rasulullah SAW bersabda,

“Kedua kaki seorang hamba tidak akan tergelincir sehingga dia ditanya tentang umurnya yang telah dia habiskan, tentang amalnya yang telah dia kerjakan, tentang hartanya, darimana dia mendapatkannya dan untuk apa dia membelanjakannya, serta tentang badannya yang telah dia rapuhkan.” (Diriwayatkan At-Tirmidzi dan Ad-Darimi)

Disebutkan di dalam “Ash-Shahihain”, dari Shafwan bin Makhraz, dia berkata, “Selagi aku sedang memegang tangan Ibnu Umar, tiba-tiba datang seorang laki-laki seraya bertanya, “Bagaimana engkau mendengar Rasulullah bersabda tentang pembincangan pada Hari Kiamat?”

Ibnu Umar menjawab, “Aku mendengar Rasullullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah mendekati orang mukmin, lalu meletakkan naungan-Nya di atasnya, menutupinya dari manusia dan menetapkan dosa-dosanya, seraya berfirman, “Tahukah kamu dosa ini? Tahukah kamu dosa ini? Tahukah kamu dosa ini?” Sehingga ketika Allah sudah menetapkan dosa-dosanya, dan orang mukmin itu melihat dirinya telah hancur, maka Allah berfirman, ‘Sesungguhnya aku telah mengampuninya’. Beliau bersabda, ‘Kemudian Dia memberikan kitab kebaikan-kebaikannya. Sedangkan orang-orang kafir dan munafik, maka para saksi berkata,

“Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Rabb mereka. Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim.” (Hud: 18)

Dari hadist Abu Sa’’id dari Nabi SAW beliau bersabda,

“Sebuah jembatan dibentangkan di atas neraka Jahannam, dan aku adalah orang yang pertama melewatinya.” (Diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim) [Syahida.com]                       

 Sumber :  MINHAJUL QASHIDIN, “Jalan orang-orang yang mendapat petunjuk”, IBNU QUDAMAH

 

Share this post

PinIt
scroll to top