Zina Dimurkai Allah, Datangkan Kefakiran dan Menghilangkan Keindahan Wajah

Ilustrasi. (Foto : bungmar.blogspot.com)

Ilustrasi. (Foto : bungmar.blogspot.com)

Syahida.com – Ketahuilah, bahwa zina itu termasuk dosa besar. Ia mendatangkan celaka dan bencana bagi pelakunya di dunia dan akhirat. Allah Ta’ala telah melarang hal tersebut pada berbagai tempat di dalam kitab-Nya. Dia berfirman, “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk.” (Al Israa’: 32)

Dan firman-Nya pula, “Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang dibalik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.” (Al Mu’minum: 5-7)

Dan Rasulullah bersabda, “Tiada seorang pezina melakukan zina ketika ia sedang beriman.” (HR MUSLIM)

Yang dimaksudkan dengannya ialah, bahwa seorang yang berbuat zina itu dijauhkan dari Allah Ta’ala, berhak memperoleh kemurkaan Allah Azza wa Jalla.

Disebutkan dalam sebuah riwayat, bahwa seorang pemuda datang kepada Rasulullah SAW, lalu bertanya, “Apakah engkau mengizinkan aku untuk berzina?”

Orang-orang yang mendengarnya lalu berteriak mengecam pemuda itu. Tetapi kemudian beliau bersabda, “Biarkan ia. Mendekatlah kepadaku.” Lalu beliau bersabda, “Apa kamu menyukai hal itu terjadi pada ibumu?”

Anak muda itu menjawab, “Tidak, semoga Allah menjadikan aku tebusanmu.”

Beliau bersabda, “Demikian pula manusia lainnya, mereka tidak menyukai hal itu terjadi pada ibu-ibu mereka.”



Kemudian beliau bertanya lagi kepadanya, “Apakah kamu menyukai hal itu terjadi pada anak-anak perempuanmu?”

Pemuda itu menjawab, “Tidak!”

Beliau lalu bersabda, “Demikian pula manusia lainnya membenci hal itu terjadi terhadap anak-anak perempuan mereka.”

Hingga beliau menyebutkan mengenai saudara perempuan, para saudara perempuan ibu, para bibi dan anak muda itu tetap menjawab, “Tidak.” Rasulullah SAW selalu menimpali jawaban pemuda itu dengan sabdanya, “Demikian pula dengan manusia lain, tidak menyukai hal itu.” Beliau kemudian meletakkan tangannya di dada pemuda itu dan mendo’akan, “Ya Allah, sucikan hatinya, ampuni dosanya dan jagalah kemaluannya.”

 Maka semenjak itu tidak ada hal yang paling dibencinya selain zina (HR Ahmad, dengan sanad shahih)

Dan Rasulullah SAW bersabda, “Ketika wanita diciptakan, iblis kemudian berkata kepadanya, ‘Kamu adalah separuh tentaraku, dan kamu adalah tempat rahasiaku. Kamu adalah panahku yang aku gunakan untuk memanah sasaran sehingga bidikanku tidak akan meleset.’”

Maka hati-hatilah, semoga Allah memberimu rahmat dari panah setan.

Beliau juga bersabda, “Zina itu mendatangkan kefakiran dan menghilangkan keindahan di wajah.”

Allah SWT berfirman, “Aku bersumpah terhadap diri-Ku akan membuat fakir orang yang berzina walau setelah beberapa lama.”

Zina juga menghabiskan harta dan menghilangkan sinar wajah serta menyebabkan pelakunya kekal di dalam neraka.

Wahai orang yang mendurhakai Allah di masa muda

Dan kini sudah datang uban sebagai peringatan dari-Nya

Lembaran kitabmu telah penuh dengan noda-dosa

Bagaimana engkau membacanya nanti

Siapkan jawaban bila kelak engkau ditanya

Dan api neraka didekatkan kepadamu oleh pemiliknya

Wahai kaum Muslimin, betapa banyaknya

Orang yang dipermalukan api ketika memasukinya

Dan Rasulullah SAW bersabda, “Tiada yang lebih cemburu dari Allah Ta’ala ketika Dia melihat hamba-Nya, baik laki-laki maupun perempuan, melakukan zina. Demi Allah, sekiranya kalian tahu apa yang aku ketahui, tentu kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis. Apabila mereka meminta istirahat, peti itu dibukakan bagi mereka. Dan panas dari peti yang dibuka itu akan sampai kepada para penghuni neraka itu berteriak serempak, ‘Ya Allah, berilah laknat kepada para penghuni peti-peti itu. Merekalah yang merampas kemaluan para wanita secara haram.”

Dan beliau juga bersabda, “Sesungguhnya ketika Allah Ta’ala menciptakan surga itu, Allah berfirman kepadanya, ‘Berbicaralah.’ Surga pun berkata, ‘Berbahagialah orang yang memasuki aku.’ Kemudian Allah yang Mahaperkasa berfirman, ‘Demi kemuliaan dan keagungan-Ku, tidak akan memasukimu delapan golongan dari manusia: Pecandu minuman keras, orang yang bersikeras berbuat zina, orang yang melakukan namimah (mengadu domba), lelaki yang tidak cemburu (membiarkan) isteri atau anak perempuannya berbuat maksiat (dayyuts), aparat hukum yang semena-mena, laki-laki yang menyerupai perempuan, orang yang memutuskan silaturahim, dan orang yang mengatakan: Aku janji terhadap Allah akan melakukan ini dan itu, namun ia tidak melakukannya.’”

Bukanlah yang dimaksudkan dengan orang yang bersikeras berzina itu orang yang terus menerus melakukannya. Tidak pula yang dimaksudkan dengan pecandu minuman keras itu orang yang selalu meminumnya. Akan tetapi itu adalah orang yang apabila mendapatkan minuman keras ia langsung meminumnya, tanpa ada keinginan untuk mencegahnya karena rasa takut terhadap Allah. Dan kapan ada kesempatan untuk berzina, ia pun melakukannya dan tidak bertobat daripadanya. Siapa siapa yang tidak mencegah jiwa dari mengikuti hawa nafsunya, maka Neraka Jahanamlah yang menjadi tempat tinggalnya.

Diriwayatkan bahwa di kalangan Bani Israil ada seorang laki-laki yang menikahi wanita dari  negeri lain. Ia kemudian mengutus seorang kepercayaannya untuk membawa isterinya itu kepadanya. Tapi, melihat isteri temannya itu, utusan tersebut tergoda nafsunya untuk berzina dengannya. Namun ia segera sadar dan melawan godaan keji tersebut dengan memohon perlindungan kepada Allah Ta’ala. Maka Allah kemudian mengangkat utusan itu sebagai seorang nabi dari kalangan Bani Israil, karena berhasil mengalahkan hawa nafsunya.

Kendalikan nafsumu, jangan merasa aman dengan godaannya

Sebab nafsu itu lebih buruk dari tujuh puluh setan

Ibnu Abbas menceritakan dari Ka’ab ra, bahwa ada dari kalangan Bani Israil seorang yang sangat benar keimanannya, menyendiri untuk beribadah. Ia tinggal di sebuah tempat ibadah dalam masa yang sangat lama. Dan setiap pagi dan sore malaikat datang kepadanya bertanya, “Apa kamu mempunyai hajat?”

Ia menjawab, “Allah yang lebih tahu hajatku.”

Allah kemudian menumbuhkan di atas tempat peribadatannya sebatang pohon anggur. Pohon itu berbuah setiap hari, dan menjadi makanan ahli ibadah itu. Dan apabila merasa haus, ia menadahkan tangannya dan keluarlah dari pohon itu air yang dapat diminumnya.

Setelah sekian lama, lewatlah seorang wanita yang cantik jelita. Wanita itu kemudian memanggilnya, “Hai, hamba Allah!”

“Ya?” jawab ahli ibadah itu.

“Apa Tuhanmu melihatmu?” tanya si wanita.

Ia menjawab, “Dia adalah Allah yang Maha esa dan Mahaperkasa, Yang Mahahidup dan Mahaberdiri sendiri, Yang Mahamengetahui apa yang terpendam di dalam dada, dan Yang membangkitkan dari alam kubur.”

Wanita itu berkata, “Sepertinya kampungku masih jauh dari sini.”

Si ahli ibadah lalu menawarkan wanita itu masuk ke tempat ibadahnya dan menginap disitu.

Ketika wanita itu telah berada di dalam rumah peribadatan, ia lalu melepaskan pakaiannya dan berdiri dalam keadaan telanjang, memperlihatkan tubuhnya kepada lelaki itu. Maka lelaki itu langsung memejamkan mata dan berkata, “Celaka engkau, tutup tubuhmu!”

Wanita itu berkata, “Apa bahayanya jika kamu bersenang-senang denganku malam ini?”

Lelaki ahli ibadah itu lalu bertanya pada nafsunya, “Hai nafsu, apa pendapatmu?”

Nafsu menjawab, “Aku akan senang sekali dengannya.”

Ia pun berkata pada nafsunya, “Celaka engkau! Apakah kamu ingin memakai baju api yang memotong-motong badanmu, dan melenyapkan ibadahku saat ini? Tak semua orang yang berzina itu diampuni. Orang yang berzina akan diseret dengan muka terbalik di dalam api neraka, dan neraka itu adalah api yang tak pernah padam, azabnya tidak akan habis. Aku takut Allah akan murka kepadamu dan tidak meridhaimu selama-lamanya.”

Tapi nafsunya terus menggoda lelaki itu untuk berzina. Maka ia pun berkata, “Aku akan mengujimu dengan api yang kecil. Jika kamu tahan menghadapinya, maka aku akan membiarkanmu bersenang-senang dengan anak gadis ini.”

Ia kemudian mengisi lampunya dengan minyak dan memperbesar nyala api. Sedang wanita itu mendengar dan melihat apa yang dilakukan ahli ibadah itu. Kemudian ia meletakkan ibu jarinya ke dalam api yang menyala di sumbu lampu minyak itu, lalu ia berteriak kepada api, “Mengapa kamu ini? Bakar ia!” Maka api itu pun membakar ibu jarinya, kemudian membakar jari-jarinya, lalu tangannya. Melihat itu, gadis tersebut berteriak histeris, dan meninggal dunia. Si ahli ibadah itu kemudian menutup tubuh wanita tersebut dengan pakaiannya semula.

Ketika pagi hari tiba, Iblis laknatullah berteriak mengatakan, “Wahai manusia! Ahli ibadah itu telah berzina dengan fulanah binti fulan, lalu membunuhnya.” Maka raja yang berkuasa saat itu mengerahkan pasukan dan bersama masyarakat mendatangi tempat peribadatan itu. Dan sesampainya disana, raja memanggil dan ahli ibadah itu keluar menjawab panggilan rajanya.

Raja pun bertanya padanya, “Mana fulanah binti fulan?”

“Ada bersamaku disini,” jawab si ahli ibadah.

Raja berkata, “Suruh dia turun!”

Ia menjawab, “Dia telah meninggal.”

Raja berkata kepadanya, “Apa karena ia tidak mau berzina sehingga engkau membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah?”

Kemudian tempat ibadah itu dihancurkan oleh pasukan kerajaan, dan ahli ibadah itu kemudian diseret pergi.

Dengan lehernya terikat oleh rantai. Dan mayat wanita itu pun dibawa serta. Ahli ibadah itu dibawa dalam keadaan tangannya yang hangus terbakar itu terbungkus kain, sedang ia tidak memberitahukan cerita yang sebenarnya. Kemudian sebuah gergaji diletakkan di atas kepalanya dan di perintahkan kepada para algojo, “Tariklah gergaji itu!” Maka mereka pun menggergaji kepalanya.

Dan ketika gergaji itu telah sampai di otaknya, ia mengaduh. Kemudian Allah mewahyukan kepada Jibril as untuk mengatakan kepada ahli ibadah itu agar jangan mengaduh sekali lagi, karena Allah menyaksikannya. Dan para malaikat pemanggul arasy-Nya menangisi apa yang terjadi dengan ahli ibadah itu. “Demi kemuliaan-Ku dan keagungan-Ku, jika ia mengaduh untuk kedua kalinya, Aku akan hancurkan langit dan bumi,” pesan Allah kepada ahli ibadah itu melalui Jibril. Maka ia pun tidak mengaduh dan tidak pula berbicara hingga ia meninggal. Semoga Allah merahmatinya.

Ketika ia telah meninggal dunia, Allah kemudian mengembalikan ruh wanita itu hingga hidup kembali. Si wanita langsung mengatakan, “Demi Allah, orang ini telah mati dalam keadaan terzalimi. Ia tidak berzina, dan aku masih tetap perawan.” Lalu ia menceritakan kisah sebenarnya kepada mereka. Maka, mereka memeriksa tangannya dan benar tangannya terbakar seperti yang diceritakan gadis itu. Maka mereka pun berkata, “Kalau kami tahu, tentu kami tidak akan menggergajinya.” Tetapi ahli ibadah itu telah jatuh ke bumi dengan tubuh terbelah dua. Dan gadis itu pun kembali mati.

Kemudian mereka menggalikan satu kuburan untuk keduanya. Dan mereka mendapati di dalam liang kubur tersebut bau wangi katsuri. Lalu mereka mendatangi kedua jasad itu untuk di shalati, namun terdengar suara langit, “Bersabarlah, hingga mereka di shalati oleh para malaikat.”

Selang kemudian orang-orang pun menyalati dan mengubur mereka. Dan Allah menumbuhkan di atas makam mereka bunga melati. Di makam itu juga terdapat tulisan yang berbunyi, “Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang. Dari Allah untuk hamba-Ku dan wali-Ku. Aku telah membangun mimbar dibawah arsy-Ku, telah mengumpulkan para malaikat-Ku dan Jibril as berkhutbah, dan Aku mengawinkanmu dengan lima puluh ribu pengantin dari surga Firdaus. Demikianlah yang Aku perbuat terhadap orang yang menaati-Ku dan senantiasa merasa terawasi oleh-Ku.”

Rasulullah bersabda, “Memandang kecantikan wanita itu adalah salah satu dari panah-panah Iblis. Barangsiapa yang menjaga pandangannya, maka Allah akan memberikan kepadanya rasa manis dalam beribadah di dalam hatinya.” (HR. Hakim)

Dan dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa Allah Ta’ala berfirman kepada Nabi Musa as, “Wahai Musa, Aku haramkan atas api neraka itu tiga macam mata: mata yang berjaga di jalan Allah dan mata yang menangis karena takut kepada Allah. Segala perbuatan ada balasannya (di dunia), kecuali setetes air mata. Balasan baginya adalah kasih sayang, ampunan dan surga.” Wallahu a’lam. [Syahida.com]

Sumber : Kitab Padamkan Api Neraka dengan Air Matamu, Ibnu Jauzi 

 

Share this post

PinIt
scroll to top