Bangkitnya Ya’juj dan Ma’juj

Ilustrasi. (Foto : kazegatana.wordpress.com)

Ilustrasi. (Foto : kazegatana.wordpress.com)

Syahida.com – Diantara sekian banyak tanda-tanda hari Kiamat adalah bangkitnya Ya’juj Ma’juj yang merupakan tanda kiamat yang penuh tanda tanya dan kontroversi. Pertanyaan pertama tentu saja menyangkut wujud dan hakikat Ya’juj Ma’juj. Gambaran tentang makhluk ini telah bercampur antara fakta dan mitos. Antara berita yang benar dan berita yang palsu. Sehingga tidak heran jika ada yang menggambarkan mereka seperti monster seram  bertubuh besar adapula yang melukiskannya dengan sosok bertaring, bertelinga panjang, dan pendek. Sebagian bahkan meyakini, Ya’juj Ma’juj bukanlah manusia tapi makhluk jadi-jadian.

Selain tentang hakikat Ya’juj Ma’juj, muncul juga perdebatan tentang kehadiran mereka dalam kisah Raja Zulkarnain serta tembok yang dibuat sang Raja untuk mengurung mereka. Jika memang tembok itu masih ada, dimanakah lokasinya. Apakah tidak pernah ada manusia yang pernah menemukannya atau barangkali tembok itu telah hancur. Kalau begitu dimanakah sisa reruntuhannya? Dan dimanakah Ya’juj Ma’juj sekarang? Atau jangan-jangan tembok yang disebut itu bukanlah dalam makna yang sebenarnya tapi sebuah tembok ghaib yang menjadi tabir penghalang alam mereka dan alam manusia.

Ya’juj dan Ma’juj dalam Qur’an dan Sunnah

Ya’juj dan Ma’juj merupakan dua istilah yang selalu disebut bersamaan, istilah ini dapat kita temukan dalam Al-Qur’an, hadist dan juga kitab-kitab suci terdahulu. Sebagian ahli bahasa berpendapat Ya’juj dan Ma’juj berasal dari bahasa Arab yang berasal dari kata ‘Ajja’ yang berarti bergejolak atau berkobar dan dapat juga bermakna yang cepat gerakannya. Sedangkan menurut yang lain Ya’juj dan Ma’juj bukan dari bahasa Arab, tapi berasal dari bahasa ‘Ibrani yang kemudian diserap ke dalam bahasa Arab karena kelompok Ya’juj dan Ma’juj ini sudah ada sebelum peradaban Arab lahir dan sebelum diletakannya tata bahasa Arab. Kata Ya’juj dan Ma’juj sama halnya dengan kata Iblis, Adam, Hawa, Ibrahim, Musa, Harun, Taurat, dan Injil yang semuanya bahasa non-Arab yang kemudian diserap ke bahasa Arab. Dalam bahasa Inggris juga dikenal sebagai istilah Gog Magog yang diperkirakan berasal dari bahasa Ibrani, istilah Gog and Magog digunakan juga dalam 7 terjemahan kitab Taurat Perjanjian Lama.

Fantasi berlebihan tentang rupa Ya’juj dan Ma’juj ikut membuat rancu tentang hakikat sebenarnya dari makhluk ini. Apalagi banyak hadist palsu yang beredar tentang Ya’juj dan Ma’juj memperlengkap gambaran buram tentang makhluk perusak ini, yang pasti Ya’juj dan Ma’juj bukan alien dari planet di luar bumi, bukan juga monster yang buruk rupa. Mereka seperti yang dijelaskan di hadist shahih, merupakan anak manusia keturunan Nabi Adam as. Hanya saja, mereka kemudian menjadi ras bangsa yang menjadi pioneer dan penyebar kerusakan di muka bumi. Sehingga kelak mayoritas penghuni neraka berasal dari golongan mereka. Keterangan ini bisa kita dapatkan dalam hadist shahih yang diriwayatkan Imam Bukhari. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
Allah Ta’aala berfirman kepada Adam: ‘Wahai Adam’. Maka Adam menjawab: ‘Aku sambut panggilan-Mu dengan senang hati serta semua kebaikan ada ditangan-Mu.’ Lalu Allah Ta’aala berfirman: ‘Keluarkan gerombolan penghuni neraka.’ Maka Adam bertanya: ‘Siapa itu gerombolan penghuni neraka?’ Allah menjawab: ‘Mereka terdiri dari sembilan ratus sembilan puluh sembilan orang dari setiap seribu orang. Maka ketika itu anak kecil menjadi beruban, setiap yang hamil melahirkan apa yang dikandungnya, dan kamu lihat orang-orang seakan-akan mabuk padahal mereka tidak mabuk tetapi karena azab Allah yang sangat keras. Kemudian para sahabat bertanya: ‘Siapakah yang satu itu, wahai Rasulullah?’ Rasulullah menjawab: ‘Bergembiralah sesungguhnya penghuni neraka itu dari kalian satu, dan dari Ya’juj wa Ma’juj seribu orang.” (HR. Bukhari).

Uraian Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam dari hadist tadi memberi pemahaman bahwa perbandingan umat Rasulullah yang menjadi penghuni neraka dengan Ya’juj dan Ma’juj yaitu 1: 999. Ini juga menunjukan populasi yang sangat banyak dari bangsa perusak ini dan tentu saja populasi sebanyak itu tidak datang tiba-tiba karena mereka manusia, maka mereka juga beranak pinak hingga mencapai populasi yang besar.

Kebangkitan Ya’juj dan Ma’juj merupakan bagian dari tanda akhir zaman, tapi bukan berarti mereka sekelompok orang yang mendadak muncul di akhir zaman, mereka telah lama ada. Ketika Al-Qur’an menceritakan tentang Raja Zulkarnain, Al-Qur’an menyinggung tentang keberadaan mereka. Nama Ya’juj dan Ma’juj disebut ketika Raja Zulkarnain bertemu dengan kaum yang bahasa mereka sukar dipahami. Kaum ini mengeluhkan kepada sang Raja tentang keberadaan Ya’juj dan Ma’juj yang membuat kerusakan di muka bumi. Kaum ini meminta kepada Raja agar membuat dinding antara dua gunung yang akan membatasi gerak dari Ya’juj dan Ma’juj. Dialog antara Zulkarnain dan kaum ini Allah SWT kisahkan dalam surah Al-Kahfi,

“Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan keduanya, suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata: ‘Hai Zulqarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan suatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?’ (QS. Al-Kafi: 93-94).



Raja Zulkarnain mengajak kaum tadi untuk bekerja sama membangun tembok dari besi. Tembok selesai dibangun dan Ya’juj Ma’juj terkungkung di dalamnya. Hanya saja tembok ini tidak akan menghalangi mereka selamanya. Suatu saat akan hancur dan mereka akan keluar membuat berbagai kerusakan di muka bumi. Kisah ini juga Allah Ta’aala ceritakan dalam surah Al-Kahfi,

“Zulkarnain berkata: ‘Apa yang telah diberikan oleh Rabbku kepadaku lebih baik, maka bantulah aku, agar aku membuat dinding antara kamu dan mereka. Berilah aku potongan-potongan besi.’ Hingga apabila besi itu telah sama rata kedua puncak gunung itu, Zulkarnain berkata: ‘Tiuplah api itu.’ Hingga apabila besi itu sudah merah seperti api, dia pun berkata: ‘Berilah aku tembaga agar kutuangkan ke atas besi panas itu.’ Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa pula melubanginya.  Zulkarnain berkata: ‘Ini merupakan rahmat dari Rabbku, maka apabila sudah datang janji Rabbku, dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Rabbku pasti benar.” (QS. Al-Kahfi: 95-98).

Selain sifat tamak, rakus dan merusak yang ditunjukan Ya’juj dan Ma’juj mereka juga sangat sombong dan takabur. Apa saja yang mereka lewati, akan mereka eksploitasi sehingga semua menjadi rusak. Bahkan dikisahkan dalam hadist shahih, mereka penyebab keringnya air danau Tiberias yang sekarang masuk wilayah pendudukan Israel. Mereka juga membunuh manusia yang tidak sesuai dengan prinsipnya. Bahkan tidak hanya itu, kesombongan mereka sampai pada menantang penduduk langit. Inilah kesombongan yang luar biasa dari Ya’juj wa Ma’juj,

Kemudian mereka berjalan dan berakhir di Gunung Khumar, yaitu salah satu gunung di  Baitul Maqdis. Kemudian mereka berkata: ‘Kita telah membantai penduduk bumi, mari kita membantai penduduk langit.’ Maka mereka melemparkan panah-panah dan tombak-tombak mereka ke langit. Maka Allah kembalikan panah dan tombak-tombak mereka dalam keadaan berlumuran darah. (HR Muslim)

Mereka menyangka pencapaian mereka itu telah mengalahkan penduduk langit, sama sekali tidak. Allah memberi mereka istidraj atau kemudahan berbuat dosa sehingga kelak akan Allah binasakan sekaligus.

Lepasnya Ya’juj dan Ma’juj merupakan salah satu tanda semakin dekatnya hari Kiamat dan ketika mereka menguasai dunia tak ada yang sanggup menghentikan mereka, termasuk kaum Muslimin yang bersama Nabi Isa as. Untuk menghancurkan mereka, Allah mengirim sejenis ulat yang menyerang leher mereka yang menyebabkan mereka binasa. Mayat-mayat bergelimpangan dan bau busuk menyengat. Untuk membersihkan itu semua, Allah SWT mengirim burung-burung yang membawa mayat-mayat itu dan mengirim hujan untuk membersihkannya.

Keterangan dari Al-Qur’an dan Hadist tidak menyebut dengan tegas tentang hakikat Ya’juj dan Ma’juj. Secara garis besar Al-Qur’an dan Hadist berbicara tentang lepasnya mereka menjelang kiamat, sehingga para ulama, ahli tafsir dan sejarawan senantiasa berijtihad untuk memahami hakikat mereka dan kaitannya dengan realita saat ini.

Ya’juj Ma’juj dan Yahudi

Secara umum ada dua pendapat tentang Ya’juj dan Ma’juj. Pendapat pertama meyakini bahwa mereka masih terkurung  dalam benteng yang dibuat  oleh Raja Zulkarnain dan kelak setelah Nabi Isa as. bangkit, barulah mereka dilepaskan. Sedangkan pendapat kedua meyakini Ya’juj dan Ma’juj telah lama lepas dari benteng yang mengurungnya dan saat ini mereka ada di tengah-tengah kita, merusak segalanya tanpa kita sadari.

Para ulama, ahli Tafsir, dan Sejarawan, yang mengatakan Ya’juj dan Ma’juj telah lepas, juga berbeda pendapat tentang sosok Ya’juj dan Ma’juj ini. Imran Hosein seorang pakar study akhir zaman dalam bukunya ‘An Islamic view of Gog & Magog in The Modern World’ mengungkapkan bahwa Ya’juj dan Ma’juj telah lepas. Dan lepasnya mereka berkaitan dengan suatu kaum dan suatu negeri. Wilayah manakah yang dimaksud? Dan siapakah kaum tersebut?

Kesimpulan tersebut bisa ditelusuri dengan memperhatikan kembali surah Al-Anbiya: 95-96 tentang Ya’juj dan Ma’juj,

“Terdapat larangan pada sebuah kota yang telah kami binasakan bahwa mereka akan pernah kembali, sampai Ya’juj dan Ma’juj dilepaskan dan mereka menyebar ke segala penjuru.” (QS. Al-Anbiya: 95-96)

Dua ayat itu mengatakan bahwa ada suatu kaum yang tidak bisa kembali ke sebuah wilayah hingga dilepasnya Ya’juj dan Ma’juj, barulah mereka bisa kembali. Dari seluruh hadist yang telah diteliti tentang Ya’juj dan Ma’juj, hanya satu wilayah yang terkait dengan mereka, yaitu Al Quds atau Jerusalem sedangkan kaum yang akan kembali ketika Ya’juj dan Ma’juj dilepas tak lain adalah kaum Yahudi. Tembok yang dibangun oleh Zulkarnain, diyakini telah runtuh karena rasanya tidak mungkin ada wilayah di dunia yang tertutup dinding besi yang menghimpun populasi manusia dalam jumlah besar. Populasi sebesar Ya’juj dan Ma’juj saat ini tidak mungkin dapat bersembunyi dalam tembok besi.

Di masa lalu, Jerusalem dua kali dihancurkan. Bani Israil dua kali terusir dari tanah suci. Pengusiran pertama terjadi saat Jerusalem diserang Nebukadnezar, mereka ditawan dan diperbudak. Bani Israil baru bisa kembali lagi ke tanah suci pada masa Cyrus Agung, pendiri Imperium Persia. Cyruslah yang membawa Bani Israil ke tanah suci dan membangun kembali Haikal Sulaiman yang dihancurkan Nebukadnezar. Pengusiran kedua terjadi saat Romawi menguasai Jerusalem. Romawi mengusir, mengasingkan dan memperbudak mereka ke luar Jerusalem. Dari sinilah kisah diaspora Bani Israil bermula. Selama dua millenium berikutnya mereka berserakan ke berbagai penjuru dunia.

Al-Qur’an menjelaskan bahwa apa yang mereka alami merupakan hukuman Allah kepada mereka. Dan mereka baru akan kembali ketika Ya’juj dan Ma’juj berkuasa. Dan ketika Ya’juj dan Ma’juj dilepaskan mereka merangsek bagai gelombang, mereka menyebar ke berbagai penjuru, menguasai dunia menjadi superpower. Dan dengan kekuasaannya atas dunia mereka membawa kembali kaum Yahudi ke Jerusalem untuk mengklaimnya sebagai milik mereka. Orang-orang Yahudi telah mengklaim kembali tanah suci dan telah mendirikan negara disana dengan mengusir orang-orang Palestina.

Maka Imran Hosein menyimpulkan bahwa bangsa yang membawa orang Yahudi ke Palestina itulah Ya’juj dan Ma’juj. Ia juga menambahkan bahwa sebagian besar orang Yahudi yang mendirikan negara Israil saat ini merupakan orang Eropa yang menyamar sebagai Yahudi atau Yahudi Ashkenazi. Sedangkan Yahudi asli Bani Israil adalah warga kelas dua di Israel.  Secara genetik Bani Israel dekat dengan bangsa Arab. Sementara saat ini banyak Yahudi yang berkulit putih. Darimana asal mereka? Informasi ini juga dikemukakan oleh Ahli lain seperti Sejarawan Prancis yaitu Ernest Renan dan Arthur Koestler seorang jurnalis dan penulis asal Austria. Mereka telah lama berteori bahwa mayoritas orang Yahudi yang ada di Israel sekarang, bukanlah Yahudi keturunan Ibrahim, Ishaq, dan Ya’qub. Mereka aslinya adalah bangsa Khazar yang pernah mendirikan Imperium di utara pegunungan Kaukasus. Mereka tadinya penganut Pagan kemudian bertukar menjadi Yahudi. Bangsa Khazar inilah yang menyebar ke Eropa Timur kemudian ke Eropa Barat. Sebagian dari mereka kemudian banyak yang hijrah ke Amerika.

Tanda penting lainnya dalam hadist Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam yang menyebutkan bahwa Ya’juj dan Ma’juj akan menjadikan bangsa Arab sebagai sasaran penindasan dan penganiayaan. Dan inilah yang sedang terjadi saat ini dan suatu saat Israel akan melancarkan perang besar untuk memperluas wilayahnya dari Sungai Nil ke Sungai Eufrat. Wilayah-wilayah tersebut saat ini masih berada di tangan bangsa Arab. Saat ini tidak ada yang paling mengancam bangsa Arab selain Israel terutama dengan senjata Nuklirnya. Negara ini diperkirakan mempunyai 60 hingga 200 rudal berhulu ledak nuklir.

Dari Zainab binti Jahsyin bahwa Nabi bangun dari tidurnya seraya berkata: “Laa ilaahaillallah, celakalah orang-orang Arab, karena keburukan yang telah dekat. Telah terbuka pada hari ini dari dinding Ya’juj dan Ma’juj seperti ini (membentuk jari melingkar).” Kemudian Zainab berkata: “Ya Rasulullah, apakah kita akan binasa meskipun bersama kita ada orang-orang shalih? Beliau menjawab: “Ya, ketika keburukan semakin banyak jumlahnya.” (HR. Bukhari) 

Apalagi sifat Ya’juj dan Ma’juj yang merusak, sangat mirip dengan apa yang dilakukan Israel dan pendukungnya. Kerusakan yang dilakukan bukan hanya material dengan pembunuhan massal tapi masuk segala aspek kehidupan. Dengan tangan dan jaringannya yang menguasai dunia, mereka merusak agama,  merusak akhlak, merusak tatanan sosial dan ekonomi. Kerusakan yang dilakukan secara sengaja dan sistematis dengan pembunuhan massal, dengan perusakan kunci unsur kehidupan, termasuk kehidupan akhirat.

Ya’juj dan Ma’juj merupakan kaum dengan profesi dan gaya hidup yang secara kolektif menciptakan dan mempraktekan sebuah jenis kerusakan. Apalagi danau Tiberias yang dalam hadist Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam disebut air danau tersebut akan habis diminum oleh Ya’juj dan Ma’juj, saat ini berada di bawah pendudukan Israel. Bagaimana kondisi danau itu sekarang? Ternyata debitnya terus menurun secara drastis dan sejumlah kalangan menyebut tinggal menunggu waktu untuk mengering. Danau ini menjadi sumber utama di Israel untuk pertanian, sanitasi, dan air minum. Wallahu a’laam.

Ya’juj Ma’juj dan Bangsa Mongol

Sebagian ulama dan sejarawan mengaitkan Ya’juj dan Ma’juj dengan orang-orang Asia Timur seperti Jepang, China, Korea dan bangsa Mongol.  Di antara yang berpendapat demikian yaitu Dr. Shalah Abdul Fatah al-Khalidi dalam bukunya ‘Kisah Umat Terdahulu’. Beliau menguatkan pendapat dari Abu Kalam Azad seorang ulama besar dari India, menurut mereka Ya’juj dan Ma’juj ini berasal dari satu tempat di Timur Laut wilayah Mongolia. Bahkan kata Mongolia dan Mongol sendiri terkait erat dengan kata Ma’juj. Terkadang kata Ya’juj dan Ma’juj juga dipakai dengan sebutan Mongol dan Tartar.

Pendapat ini juga meyakini bahwa Ya’juj dan Ma’juj telah beberapa kali keluar dan kelak di hari Kiamat akan kembali bangkit dan menunjukkan dominasi mereka. Salah satu dari rentetan kebangkitan itu terjadi pada abad ke 12 Masehi atau abad ke 7 Hijriah. Mereka dipimpin oleh Jengis Khan. Mereka menyerang kerajaan-kerajaan Islam sebelah barat kemudian berkuasa dan menghancurkannya. Dan cucu Jengis Khan bernama Hulagu Khan berhasil memasuki Baghdad merupakan ibukota pada zaman Khalifah Abbasiyah dan menghancurkannya pada tahun 656 Hijriah. Kerusakan yang ditimbulkan pasukan Mongol begitu dahsyat. Menurut beberapa riwayat jumlah kaum Muslimin yang tewas di kota Baghdad saat itu mencapai 2 juta orang. Pedang-pedang prajurit Mongol ini tidak berhenti selama 40 hari, menebas leher-leher orang-orang Islam hingga kota Baghdad banjir darah.

Saat ini dunia tengah menyaksikan sebuah kekuatan baru sebagai pesaing adidaya Amerika. Dengan penduduk yang mencapai hampir seperempat penduduk dunia merupakan modal yang cukup untuk menguasai dunia. Bahkan bukan rahasia lagi jika perekonomian di beberapa negara dikuasai oleh Etnis ini. Memang belum jelas apa yang akan terjadi di masa depan, dengan terus bertambahnya jumlah penduduk bukan tidak mungkin mereka akan menguasai dunia.

Ya’juj dan Ma’juj Masih Terkurung di Dalam Tembok

Pendapat kedua yang mengatakan Ya’juj dan Ma’juj masih terkurung di dalam dinding yang dibuat oleh Raja Zulkarnain, juga di dukung oleh banyak ulama. Mereka berpatokan kepada makna literal yang ada pada dalam hadist tentang kemunculan Ya’juj dan Ma’juj. Munculnya Ya’juj dan Ma’juj termasuk tanda-tanda Kiamat besar. Hadist menyebutkan bahwa kemunculan Ya’juj dan Ma’juj terjadi setelah Nabi Isa as. membunuh Dajjal. Nabi Isa as. jugalah yang berdoa kepada Allah SWT agar membinasakan Ya’juj dan Ma’juj. Allah SWT pun lantas membinasakan mereka dengan mengirim ulat yang membinasakan mereka serta mengamankan negara-negara dan hamba-hambanya dari kejahatan Ya’juj dan Ma’juj. Sedangkan saat ini Dajjal dan Nabi Isa as. saja belum muncul. Bagaimana mungkin Ya’juj dan Ma’juj telah lepas. Tidak ditemukannya dinding tempat di kurungnya Ya’juj dan Ma’juj sampai saat ini bukanlah alasan untuk mengatakan Ya’juj dan Ma’juj telah lepas. Memang banyak pencapaian telah di dapat manusia dengan teknologi canggih, tapi banyak juga sesungguhnya hal yang belum diketahui manusia.

Kebangkitan Ya’juj dan Ma’juj menjelang hari Kiamat merupakan suatu kepastian. Dengan populasi yang besar dan kekuatan yang besar. Mereka akan mendominasi dan berbuat kerusakan di dunia. Semoga Allah SWT melindungi dan menjaga kita dari fitnah dan ujian akhir zaman. Aamiin ya Rabbal alamin. [Syahida.com]

Share this post

PinIt
scroll to top