Peristiwa Kelahiran Dajjal

Ilustrasi. (Foto : empireonline.com)

Ilustrasi. (Foto : empireonline.com)

Syahida.com – Tentang Dajjal

Dajjal ialah makhluk yang sangat besar, tinggi bahkan saking tingginya ada yang mengatakan bahwa makhluk ini sampai menjulang ke langit. Mempunyai mata satu dan dalam keningnya ada tulisan kafir dengan menggunakan bahasa Arab dan akan muncul ketika hari Kiamat, seperti sabda Rasululllah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,

“‘Apa yang kalian perbincangkan?’ Kami menjawab: ‘Kami sedang berbincang-bincang tentang hari Kiamat.’ Beliau berkata: ‘Tidak akan terjadi hari kiamat hingga kalian lihat sebelumnya sepuluh tanda.’ Beliau menyebutkan: ‘Dukhan (asap), Dajjal, Daabbah, terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa Alaihissalam, Ya’juj dan Ma’juj, dan tiga khusuf (dibenamkan ke dalam bumi) di timur, di barat dan di jazirah Arab, yang terkahir adalah api yang keluar dari Yaman mengusir (mengiring) mereka ke tempat berkumpulnya mereka.” (HR. Muslim no. 2901)

Dalam hadist tersebut dijelaskan bahwa tanda-tanda hari kiamat datang adalah salah satunya adanya Dajjal. Namun bagaimana sebenarnya sejarah kelahiran Dajjal?

Silsilah Keluarga Dajjal

Ibu dan ayah Dajjal adalah penyembah berhala. Postur yang dimiliki ayah Dajjal adalah berbadan tinggi, gemuk, dan memiliki hidung seperti paruh burung sedangkan ibunya berbadan gemuk, kedua tangannya panjang dan memiliki payudara yang besar. Mereka adalah keturunan Yahudjah yang telah menikah selama 30 tahun tetapi belum dikaruniai seorang anak. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

“Ayah dan Ibu Dajjal itu melewati pernikahannya selama 30 tahun tanpa melahirkan satu anak pun. Kemudian lahirlah dari mereka seorang anak laki-laki yang buta sebelah matanya. Ia menjadi orang yang paling berbahaya dan paling sedikit manfaatnya (bagi kedua orangtuanya dan bagi umat manusia). Kedua matanya, tertidur tetapi hatinya tetap terjaga.”

Berhala yang mereka sembah berupa patung sapi betina, namun bagaimana mungkin patung tersebut mengetahui bahwa mereka akan mendapatkan anak laki-laki seperti yang disebutkan dalam hadits tersebut. Diceritakan pada suatu malam, kedua suami isteri ini seolah olah mendengar dari suara patung sapi yang mereka anggap sebagai tuhan mereka. Kemudian patung tersebut memberi tahukan kepada mereka bahwa sang patung telah meridhai mereka dan berkehendak memberikan mereka seorang anak. Sesungguhnya Jin dan Setan dapat melihat hal ghaib tapi tidak dengan manusia. Jin dan Setan dapat melihat apa yang ada dalam jasad manusia seakan-akan kedua mata mereka adalah sinar-X sehingga dapat melihat kandungan sejak awal. Namun Jin dan Setan tidak dapat mengetahui apa yang terjadi, mereka juga tidak tahu apakah janin itu laki-laki atau perempuan. Namun, Jin dan Setan mengetahui keinginan sepasang suami istri itu yang menginginkan seorang anak laki-laki, karena itu mereka memperdaya kedua manusia penyembah berhala itu seakan-akan mereka yang memberikan karunia anak dan meminta korban-korban sesembahan. Demikianlah yang diperbuat setan. Na’udzubillah min dzalik.



Lahirnya Dajjal Membawa Kesengsaraan

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

“Anak itu sangat membahayakan kedua orangtuanya dan umat manusia, dapat dibuktikan, bahwa dalam manuskrip tersebut tertulis ‘karena anaknya sejak lahir diam saja dan tidak bergerak dan tidak menangis sebagaimana layaknya bayi, maka ibunya tidak dapat menyusuinya, sehingga ibunya terkena penyakit keracunan akibat tertahannya air susu, sehingga menyebabkan kematiannya.”

Sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tersebut membuktikan bahwa Dajjal telah membawa kesengsaraan bagi ibunya. Bukan hanya ibunya saja yang merasakan kesengsaraan tersebut, sang Ayah pun juga merasa demikian. Adapun kesialan yang dibawa Dajjal bagi ayahnya ialah setelah kira-kira selama 4 tahun, Dajjal hanya diam dan tidur saja sejak kelahirannya. Pada suatu malam anak itu bergerak merangkak seperti balita. Ia berjalan ke arah patung-patung berhala kemudian tidur di sisi patung itu. Sang ayah pun bangun keesokan harinya dan mendapati anaknya tertidur di pangkuan patung Tuhan mereka. Ia mencoba memahami apa yang terjadi, kemudian ayahnya memanggil tetangganya dan berita itu menyebar luas, penduduk sekitar berbondong bondong datang untuk menyaksikan hal tersebut, kemudian hakim kota mendengar dan ingin memiliki anak itu yang dianggap dapat membawa keberkahan. Maka diutusnya mata-mata untuk membuat siasat, maka dihadapkannyalah ayah Dajjal kepada hakim kota dan dipaksanya untuk mengaku bahwa kabar berita itu adalah hasil rekayasa dirinya semata, karena itu ayah Dajjal dipaksa untuk mengaku bahwa dirinyalah yang telah mengangkat anaknya dan menaruhnya dipangkuan patung sapi tersebut. Karena ayah Dajjal menyangkal tuduhan itu, ia dipenjara dan disiksa. Sementara Dajjal ambil oleh hakim kota dan dirawat dalam istana.

Dalam menghadapi siksa di dalam penjara rupanya ayah Dajjal tidak kuat lagi maka terpaksa ia mengakui kebohongan itu, setelah ia mengaku Ayah Dajjal itu di usir. Maka tinggalah ia sebatang kara karena anaknya telah disita oleh tuan Hakim kota. Dalam keterasingannya itu maka meninggalah ayah Dajjal dalam penderitaannya.

Namun semua riwayat ini tidah shahih, lantas kewajiban kita sebagai umat Muslim adalah menetapkan perkara ghaib berdasarkan hadist-hadist yang shahih.

Setelah berada di dalam istana selama kira-kira 1 tahun 1 bulan, penduduk itu dilanda bencana dalam kegelapan. Allah Subhanahu w Ta’ala telah memusnahkan negeri itu dan Ia memerintahkan Jibril menyelamatkan anak itu dan membawanya ke sebuah pulau terpencil yang terletak disuatu lautan luas yang disebut laut Yaman. Pulau yang didiami oleh Dajjal dikenal dengan nama Jazirah ats-tus’ban ar-Rahib wa ad-dabbah al-halba’ yakni sebuah pulau yang terdapat ular mengerikan dan hewan berbulu tebal. Hewan melata yang berbulu lebat inilah yang telah menjaganya selama Dajjal mendiami pulau itu. Hewan ini disebut sebagai al-Jassasah. Pulau itu berukuran kecil, bagaikan tumpukkan bebatuan. Pulau itu terpisah dari gugusan pulau-pulau yang banyak jumlahnya. Dan Dajjal sepanjang hari sepanjang tahun selalu tidur layaknya penghuni gua. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,

“Hai Jibril! Anak itu adalah hamba-Ku. Tetapi di akhir zaman ia akan mengaku sebagai Tuhan yang di sembah di muka bumi. Aku akan mengutus hamba-Ku yang lain untuk menyiksanya dengan siksaan pedih dan akan membunuhnya pada suatu saat tertentu yang tidak akan di ingkari oleh hamba-Ku. Orang tersebut adalah seorang Nabi yang diutus pada suatu masa dan ia menjadi wali tanpa wahyu pada menjelang akhir zaman.” (HR. Alim Haidar bin ‘Arif Billah ‘Abdullah bin Salam bin Syar).

Riwayat tersebut tidak ada asal usulnya secara jelas, maka dari itu kita sebagai umat Muslim tidak boleh meyakininya. Lalu setelah Dajjal dilahirkan, berapa lamakah dia akan hidup? Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

“Ia akan tinggal selama empat puluh hari. Hari yang pertama seperti setahun dan hari berikutnya seperti sebulan dan hari ketiga seperti seminggu. Kemudian hari yang masil tinggal lagi adalah sama seperti hari yang biasa.”

Dajjal akan hidup selama 40 hari saja dengan demikian hari pertamanya sama dengan setahun, hari keduanya sama dengan sebulan, hari ketiganya sama dengan seminggu dan hari-hari biasa Dajjal akan sama seperti hari-hari biasa umat manusia di dunia. Wallahu a’lam bishawab.

Dari pembahasan ini kita telah mengetahui bagaimana asal muasal Dajjal berasal. Sesungguhnya tidak ada satu pun manusia yang mengetahui kepastian kapan datangnya hari Kiamat termasuk di dalamnya, kapan Dajjal akan turun ke muka bumi dan mengaku sebagai Nabi. Sesungguhnya hanya Allah yang mengetahui Maha segalanya. [Syahida.com]

Sumber: Berita Islami Masa Kini

Share this post

PinIt
scroll to top