Kisah Nyata: Hanya dengan Dua Kata Gadis itu Hilang

Ilustrasi. (Foto : speakingtree.in)

Ilustrasi. (Foto : speakingtree.in)

Syahida.com – Seorang gadis di usia puncak kegadisannya hidup bersama keluarganya di rumah ayahnya. Ia pergi ke pasar sendirian, berhadapan langsung dengan para pedagang, tanpa pengawasan dari keluarganya. Karena seringnya dia keluar-masuk pasar, maka terjalinlah hubungan antara dirinya dengan salah seorang pedagang, si gadis memiliki nomor teleponnya. Beberapa waktu kemudian hubungan keduanya semakin erat. Keduanya sama-sama menantikan peluang emas. Ketika keluarganya pergi untuk mengunjungi kerabat, si gadis itu di rumah sendirian, maka dengan cepat ia mengontak pacarnya agar datang. Lalu terjadilah dosa antara keduanya.

Tiba-tiba si gadis hamil karena hubungan di luar nikah. Dengan cara-cara setan ia menyembunyikannya dari keluarganya, karena keduanya telah bersepakat untuk menggugurkannya. Di kegelapan malam keduanya pergi ke tempat sepi. Gadis ini ingin membuang janinnya. Sedang pacarnya ingin membunuhnya supaya darahnya bercampur dengan darah ibunya akibat pengguguran. Akan tetapi Allah Subhanahu wa Ta’ala membongkar kejahatan ini melalu pihak yang berwenang. Pagi hari ketika matahari terbit, keluarga gadis itu bangun untuk menerima musibah yang membuat akal kebingungan, rambut cepat menjadi beruban dan gunung yang kokoh hampir tidak kuasa memikulnya.

Ukhti yang budiman, renungkanlah dengan kedua matamu kisah ini dari lima sudut pandang:

Pertama, pandangan kasihan

Kepada ibu yang penuh kasih sayang, dia mencari putrinya di setiap sudut rumah, tetapi tetap saja tidak bisa menemukannya. Lalu seluruh keluarganyapun mencarinya di setiap tempat. Kemudian dia ditemukan di kantor polisi tenggelam dalam lumpur kehinaan.

Kedua, pandangan kacau balau

Karena besarnya peristiwa yang berakhir mengerikan.

Dengan apa gadis itu menemui keluarganya? Dengan alasan apa dia akan menghadap bapaknya, yang kepalanya telah tertunduk dan wajahnya menjadi hitam? Sang ayah mengharap kematian tapi tidak bisa, sementara anak gadisnya telah menyembelihnya tanpa pisau.



Ketiga, pandangan tajam

Kepada buruknya kejahatan. Keduanya harus dibawa ke pengadilan, agar si pelaku dibunuh dan gadis itu dipenjara beberapa waktu. Keduanya berhak dihukum karena perbuatan masing-masing. Bagaimana tidak?! Sementara masyarakat mengutuk kejahatannya.

Keempat, pandangan yang jujur

Karena dia masih gadis dan belum menikah. Itu benar-benar tekanan dan musibah yang berat. Apa yang dilakukan oleh cara-cara haram dan jalan-jalan terlarang kepadanya?

Kelima, pandangan taubat

Dengan menutup pintu-pintu kemaksiatan darimu agar kamu bisa menjaga kehormatanmu dan keluargamu. Betapa banyak gadis terpeleset, lalu hilanglah kesuciannya dan melayang pula kehormatannya.

Dosa-dosa adalah luka, dan kadang luka itu bisa menimpa anggota tubuh yang mematikan.

Wanita yang berbahagia adalah wanita yang bisa mengambil pelajaran dari wanita lain, dan wanita yang sengsara adalah wanita yang diberi pelajaran oleh dirinya. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

“Dan bertaubatlah kalian semua kepada Allah, wahai orang-orang mukmin, agar kalian beruntung.” (QS. An-Nur: 31).

Hikmah : Wahai gadis muslimah! Mengapa engkau kehilangan kontrol diri, hanya karena mendengar bisikan hina dan pujian palsu dari pemuda yang melihat dirimu sebatas onggokan daging yang indah tanpa jiwa?

Wahai wanita Islam, sebuah fitnah besar telah dirancang demi mengubah dirimu, bermain-main dengan tubuh dan kehormatanmu. Berlindunglah kepada Tuhanmu! Karena tidak ada yang dapat menyelamatkanmu kecuali Allah Ta’ala.

Kisah nyata ini adalah fakta besar. Betapa gadis-gadis muslimah di negeri-negeri Islam yang memegang tradisi tidak keluar rumah kecuali untuk keperluan syar’i bisa terenggut kesuciannya oleh para pemuda yang hatinya keras, gelap dan busuk.

Jika demikian, betapa mudahnya merampas kesucian gadis-gadis muslimah yang dengan sukarela, bahkan sebagian dengan dukungan orang tua, keluar rumah bersama pemuda pujaannya untuk bermalam minggu, nonton, belanja ke mall dan lain-lain.

Ambillah pelajaran dari kisah-kisah memilukan ini. [Syahida.com]

Sumber: Khalid Abu Shalih (Waspadalah Putriku, Serigala Mengintaimu!)

Share this post

PinIt
scroll to top