Doa Adalah Inti Ibadah

Ilustrasi. (Foto: blogs.telegraph.co.uk)

Ilustrasi. (Foto: blogs.telegraph.co.uk)

Syahida.com – Tidak dapat diragukan lagi bahwa mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu  wa Ta’ala merupakan tujuan utama orang beriman. Mendekatkan diri kepada Allah tidak dapat dilakukan tanpa adanya ketaatan. Karena di antara ketaatan adalah adanya kemauan untuk berdoa, yang di dalamnya terkandung sikap merendah dan berlindung kepada-Nya. Siapapun yang sombong dan tidak mau berdoa maka tempatnya adalah neraka jahanam. Allah Subhanahu  wa Ta’ala berfirman,

“Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-ku, niscaya akan kupernakan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku, akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina dina.” (Al-Mu’min: 40: 60)

Doa adalah ibadah. Ibadah adalah ketaatan dan merendahkan diri kepada Allah serta berlindung kepada-Nya. Itulah makna doa secara sederhana. Inilah yang disinggung oleh Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan kalimat singkat namun penuh manfaat.

Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, Doa adalah ibadah (HR Abu Dawud dan Tirmidzi).

Dalam riwayat lain Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam menyatakan, Doa adalah inti ibadah.

Agar doa dikabulkan, maka harus memenuhi etika dan waktu yang disunnahkan, hingga Allah mengabulkannya. Diantara etika berdoa adalah menghadap kepada Allah dengan penuh keyakinan. Karena sesungguhnya, Dia-lah yang mengangkat setiap bencana yang terjadi dan tidak menolak orang yang mengangkat kedua tangannya untuk berdoa. Dalam hal ini, Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Sesungguhnya Tuhan kallian Allah Subhanahu  wa Ta’ala hidup dan Mahamulia. Dia malu kepada hamba-Nya, apabila mengangkat kedua tangannya kepada-Nya untuk mengembalikan keduanya dengan tangan kosong (tak terkabulkan).” (HR. Abu Dawud).

Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, Tidak ada seorang muslim pun yang berdoa kepada Allah dengan suatu doa dan tidak melakukan maksiat (dosa) atau memutus talil silaturahim, kecuali Allah memberinya salah satu dari tiga hal: Dia mengabulkan doanya, menyimpan di akhirat, maupun memalingkannya dari kejahatan serupa. Mereka bertanya, “Jadi kita harus banyak berdoa?” Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersasbda, “Allah akan memberi yang lebih banyak” (HR. Tirmidzi).

Apabila seorang mengangkat kedua tangannya kepada Allah dengan berdoa sebagaimana yang telah disebutkan, maka dengan izin Allah doanya akan mendatangkan hasil, meskipun tidak diketahui oleh orang itu. Sebagaimana yang diberitahukan oleh Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam kepada kita, bahwa mukmin kadang-kadang mengira bahwa doanya tidak dikabulkan sebagaimana yang diharapkannya, padahal ketika Allah tidak mengabulkannya, Allah menyimpannya di akhirat, di mana pada saat itu, anak dan harta tidak lagi mendatangkan manfaat, ketika itu pula ia mendapatkan doanya dalam timbangan kebaikannya, atau Allah memalingkannya dari kejahatan yang menimpa manusia karena doanya itu.



Di antara etika berdoa adalah tidak meninggikan suara, merendahkan diri dan khusyuk. Dalam hal ini Allah Subhanahu  wa Ta’ala berfirman,

Katakanlah, “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al-asmaul husna (nama-nama terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara keduanya itu.” (Al-Isra: 17: 110)

Ketika berdoa Anda juga menghadap ke kiblat apabila memungkinkan.

Anda pun dituntut untuk memperbanyak doa, baik di waktu lapang maupun senang, sebagaimana harus memperbanyak doa ketika dalam keadaan sempit maupun susah. Ingatlah Allah ketika senang, niscaya Dia akan mengingat kamu ketika susah. Karena doa adalah ibadah, maka kita menyembah kepada Allah dalam keadaan apa pun dan kapan pun.

Dalam berdoa tidak boleh melalui perantara seseorang atau meminta doa kepada seorang dari hamba-hamba-Nya, sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian orang. Nabi  Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda kepada Ibnu Abbas, apabila kamu memohon, memohonlah kepada Allah dan apabila kamu meminta pertolongan, mintalah pertologan kepada Allah.” (Hadis Shahih).

Rasulullah  Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam juga bersabda, Aku selalu bersama hamba-Ku selama mengingat-Ku dan kedua bibirnya bergerak untuk-Ku. (HR. Ahmad).

Bayangkanlah, ketika Anda berdoa kepada Allah, seakan akan Allah bersama Anda.

Berpaling dari berdzikir kepada Allah di dunia akan berakibat buruk dalam hidupnya serta di akhirat kelak, di mana orang yang lalai ini datang dalam keadaan buta, padahal sebelumnya di dunia ia dapat melihat. Allah Subhanahu  wa Ta’ala berfirman, “Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya penghidupannya sempit, dan Kami akan menghimpunnya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (Thaha: 20: 124)

Dia juga akan ditemani setan di dunia, sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah Subhanahu  wa Ta’ala, Barangsiapa berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al-Qur’an), Kami adakan baginya setan (yang menyesatkan) maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.”(Az-Zukhruf: 43: 36). [Syahida.com]

Sumber: Agar Doa Dikabulkan Allah, Manshur Abdul Hakim

Share this post

PinIt
scroll to top