Hadits-Hadits tentang Tidak Disukainya Sifat Putus Asa dari Rahmat Allah

Ilustrasi. (Foto: whatsappstatus77.in)

Ilustrasi. (Foto: whatsappstatus77.in)

Syahida.com

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّـهِ ۚ إِنَّ اللَّـهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚإِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

وَأَنِيبُوا إِلَىٰ رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِن قَبْلِ أَن يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ

وَاتَّبِعُوا أَحْسَنَ مَا أُنزِلَ إِلَيْكُم مِّن رَّبِّكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ بَغْتَةً وَأَنتُمْ لَا تَشْعُرُونَ

أَن تَقُولَ نَفْسٌ يَا حَسْرَتَىٰ عَلَىٰ مَا فَرَّطتُ فِي جَنبِ اللَّـهِ وَإِن كُنتُ لَمِنَ السَّاخِرِينَ

أَوْ تَقُولَ لَوْ أَنَّ اللَّـهَ هَدَانِي لَكُنتُ مِنَ الْمُتَّقِينَ

أَوْ تَقُولَ حِينَ تَرَى الْعَذَابَ لَوْ أَنَّ لِي كَرَّةً فَأَكُونَ مِنَ الْمُحْسِنِينَ

بَلَىٰ قَدْ جَاءَتْكَ آيَاتِي فَكَذَّبْتَ بِهَا وَاسْتَكْبَرْتَ وَكُنتَ مِنَ الْكَافِرِينَ

“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi). Dan ikutilah sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sebelum datang azab kepadamu dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya, supaya jangan ada orang yang mengatakan: “Amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah, sedang aku sesungguhnya termasuk orang-orang yang memperolok-olokkan (agama Allah), atau supaya jangan ada yang berkata: ‘Kalau sekiranya Allah memberi petunjuk kepadaku tentulah aku termasuk orang-orang yang bertakwa’. Atau supaya jangan ada yang berkata ketika ia melihat azab ‘Kalau sekiranya aku dapat kemnbali (ke dunia), niscaya aku akan termasuk orang-orang berbuat baik’. (Bukan demikian) sebenarya telah datang keterangan-keterangan-Ku kepadamu lalu kamu mendustakannya dan kamu menyombongkan diri dan adalah kamu termasuk orang-orang yang kafir“.(QS. Az-Zumar: 53-59)

Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas bin Malik r.a, ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda:

‘Demi Allah Yang jiwaku berada di Tangan-Nya, sekiranya kalian berbuat kesalahan dan kesalahanmu memenuhi langit dan bumi, kemudian kalian meminta ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, tentu Allah akan mengampuni kalian. Demi Allah Yang Jiwa Muhammad berada di Tangan-Nya, sekiranya kalian tidak berbuat kesalahan, tentu Allah akan mendatangkan suatu kaum yang berbuat kesalahan kemudian mereka meminta ampun kepada Allah, lalu Allah mengampuni mereka.” Hanya Ahmad yang meriwayatkan hadits ini. 1

Imam Ahmad juga telah meriwayatkan dari Abu Ayyub al Anshari r.a, bahwasanya ia berkata menjelang wafatnya: “Aku telah menyembunyikan dari kalian sesuatu yang aku dengar dari Rasulullah SAW, beliau bersabda:
“Jika seandainya kalian tidak berbuat dosa, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menciptakan kaum yang lain yang akan berbuat dosa (lalu mereka bertaubat), maka Allah akan mengampuni mereka.”

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, juga Imam Muslim dalam Shahiih-nya dan at-Tirmidzi. 2

Kemudian Allah SWT memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk bersegera menuju taubat kepada-Nya, Dia berfirman,

{  وَأَنِيبُوا إِلَىٰ رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ } “Dan kembalilah kamu kepada Rabb-mu, dan berserah dirilah kepada-Nya,” sampai akhir ayat. Yakni, berpulanglah kepada Allah dan berserah diri kepada-Nya, { مِن قَبْلِ أَن يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ } “Sebelum datang adzab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” Yakni, bersegeralah bertaubat dan beramal shalih sebelum datangnya bencana. { وَاتَّبِعُوا أَحْسَنَ مَا أُنزِلَ إِلَيْكُم مِّن رَّبِّكُم } “Dan ikutilah sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Rabb-mu” yaitu al-Qur-anul Karim, { مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ بَغْتَةً وَأَنتُمْ لَا تَشْعُرُونَ } “Sebelum datang adzab kepadamu dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya,” yakni, dari arah yang tidak kamu ketahui dan tidak kamu sadari.



Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, { أَن تَقُولَ نَفْسٌ يَا حَسْرَتَىٰ عَلَىٰ مَا فَرَّطتُ فِي جَنبِ اللَّـهِ } “Supaya jangan ada orang yang mengatakan: ‘Amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah.’” Yakni, pada hari Kiamat, seorang pelaku dosa yang lalai dari taubat dan tidak berserah diri akan menyesal. Ia berharap sekiranya dahulu ia termasuk orang-orang yang baik, ikhlas, dan taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. { وَإِن كُنتُ لَمِنَ السَّاخِرِينَ } “Sedang aku sesungguhnya termasuk orang-orang yang memperolok-olokkan (agama Allah).” di dunia. Perbuatanku hanyalah mengolok-olok dan mengejek, tidak meyakini dan membenarkan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

{ أَوْ تَقُولَ لَوْ أَنَّ اللَّـهَ هَدَانِي لَكُنتُ مِنَ الْمُتَّقِينَ ﴿٥٧ أَوْ تَقُولَ حِينَ تَرَى الْعَذَابَ لَوْ أَنَّ لِي كَرَّةً فَأَكُونَ مِنَ الْمُحْسِنِينَ }

“atau supaya jangan ada yang berkata: ‘Kalau sekiranya Allah memberi petunjuk kepadaku tentulah aku termasuk orang-orang yang bertakwa’. Atau supaya jangan ada yang berkata ketika ia melihat azab ‘Kalau sekiranya aku dapat kemnbali (ke dunia), niscaya aku akan termasuk orang-orang berbuat baik’.’” Yakni, kamu ingin dikembalikan ke dunia untuk memperbaiki amal perbuatanmu.

‘Ali bin Abi Thalhah menuturkan dari Ibnu ‘Abbas r.a, ia berkata: “Allah Subhanahu wa Ta’ala memberitahukan tentang apa yang akan dikatakan para hamba, sebelum mereka mengatakannya. Dia pun memberitahukan perbuatan mereka sebelum mereka melakukannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, { وَلَا يُنَبِّئُكَ مِثْلُ خَبِيرٍ } ‘dan tidak ada yang dapat memberi keterangan kepadamu sebagai yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui.’ (QS. Faathir: 14)” Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,  “Supaya jangan ada orang yang mengatakan: “Amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah, sedang aku sesungguhnya termasuk orang-orang yang memperolok-olokkan (agama Allah), atau supaya jangan ada yang berkata: ‘Kalau sekiranya Allah memberi petunjuk kepadaku tentulah aku termasuk orang-orang yang bertakwa’. Atau supaya jangan ada yang berkata ketika ia melihat azab ‘Kalau sekiranya aku dapat kemnbali (ke dunia), niscaya aku akan termasuk orang-orang berbuat baik’. 3

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda:

“Setiap penghuni Neraka melihat tempat duduknya di Surga, lalu ia berkata, ‘Sekiranya Allah memberikan petunjuk kepadaku (tentu aku menempati tempat itu).’ Maka ia menjadi teramat menyesal. Dan setiap penghuni Surga melihat tempat duduknya di Neraka, lalu ia berkata, ‘Sekiranya Allah tidak memberi petunjuk kepadaku (niscaya aku menempati tempat itu).’” Nabi bersabda, “Maka ia sangat mensyukurinya.” 4 Diriwayatkan juga oleh an-Nasa-i. 5

Tatkala para pelaku dosa berangan-angan untuk dikembalikan ke dunia dan mereka menyesal mengapa tidak membenarkan ayat-ayat Allah dan mengikuti Rasul-Rasul-Nya, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, { بَلَىٰ قَدْ جَاءَتْكَ آيَاتِي فَكَذَّبْتَ بِهَا وَاسْتَكْبَرْتَ وَكُنتَ مِنَ الْكَافِرِينَ } “(Bukan demikian) sebenarya telah datang keterangan-keterangan-Ku kepadamu lalu kamu mendustakannya dan kamu menyombongkan diri dan adalah kamu termasuk orang-orang yang kafir”.” Maksudnya, wahai hamba yang menyesali perbuatannya terdahulu, telah datang kepadamu ayat-ayat-Ku di dunia dan telah tegak hujjah-hujjah-Ku atasmu, lalu kamu mendustakannya dan teramat sombong untuk bersedia mengikutinya. Kamu dahulu termasuk orang-orang yang ingkar dan durhaka. [Syahida.com/ANW].

Catatan Kaki :

1 Ahmad (III/238)

2 Ahmad (V/414), Muslim (IV/2105) dan Tuhfatul Ahwadzi (IX/316). [Muslim (No. 2748) dan at-Tirmidzi (No. 3539)]

3 Ath-Thabari (XXI/316)

4 Ahmad (I/512)

5 An-Nasa-i dalam al-Kubra (VI/447). [Hasan, lihat Silsilah ash-Shahiihah (No. 2034)

==

Sumber: Kitab Shahih Tafsir Ibnu Katsir jilid 7, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir

Share this post

PinIt
scroll to top