Kisah Anak Misterius di Zaman Rasulullah SAW yang Diduga Sebagai Dajjal

Ilustrasi. (Foto: eng.majalla.com)

Ilustrasi. (Foto: eng.majalla.com)

Syahida.com – Ada seorang pria di masa Nabi Muhammad SAW, namanya adalah Safi Ibn Sayyad. Namanya Safi, putra dari Sayyad. Dia hidup di masa Nabi Muhammad SAW dan dia seorang anak laki-laki yang dibesarkan pada asalnya dari keluarga Yahudi. Dia sangat membenci Rasulullah SAW. Dan mereka berkata bahwa anak laki-laki ini, Safi ibnu Sayyad, dia dapat memberitahumu apa yang kau pikirkan. Dia punya kemampuan tertentu. Ini kisah nyata. Ini dalam shahih. Ini bukan sesuatu yang dibuat-buat.

Rasulullah SAW mendengar tentangnya. Suatu hari beliau pergi untuk mencari tahu apakah dia benar Dajjal atau bukan. Beliau pergi bersama Umar bin Khattab r.a dan mereka menuju sebuah desa dimana Safi ibn Sayyad berada. Dan anak itu sedang duduk, bermain-main dengan sesuatu. Ketika Rasulullah SAW mencoba mendekat, Umar bin Khattab bercerita, beliau pindah dari pohon ke pohon. Rasulullah bersembunyi dibalik pepohonan. Beliau mencoba mendekati anak ini dan mencoba mendengar apa yang dikatakannya.

Anak itu mengucapkan sesuatu, beliau ingin mendengar apa yang dikatakannya. Seiring Rasulullah SAW mendekati Safi dengan sangat dekat sampai mendengar perkataannya, tiba-tiba ibu dari anak itu melihat Rasulullah SAW dan ibunya berkata, “Wahai Safi, di sana ada Muhammad.” Dan Safi menengadah dan berhenti berbicara. Safi menjadi sangat marah! Dia sangat membenci beliau SAW. Entah mengapa.

Rasulullah SAW bersabda, “Andai saja ibunya tidak melihatku, aku bisa mendengar sedikit lagi, dan aku akan tahu dia Dajjal atau bukan.” Karena orang-orang berkata bahwa anak itu adalah Dajjal bahwa dia akan muncul dari sana dan dia akan menjadi Dajjal.

Rasulullah SAW berkata pada anak itu, “Aku menyembunyikan sesuatu dalam pikiranku, di dalam dadaku dimana aku ingin agar kau mencoba menebak apakah itu.” Dan anak itu melihat, sedikit mengernyitkan dahi dan berkata, “Ad-Dukh.. Ad-Dukh. Aku hanya bisa mendapatkan Ad-Dukh, Ad-Dukh.” Rasulullah SAW bersabda, “Semoga kekuatanmu tidak bisa melebihi itu!”

Rasulullah SAW berkata padanya, “Apakah kau percaya bahwa aku ini utusan Tuhan?” Dia berkata, “Hanya jika kau percaya bahwa akulah utusan Tuhan.” Dia berlaku agak sombong dengan berkata, “Akulah yang utusan Tuhan.” Rasulullah SAW berdiri dan pergi.

Umar bin Khattab bertanya, “Apa artinya Ad-Dukh? Kata apakah yang kau sembunyikan dalam dirimu? ”

Beliau bersabda, “Aku menyembunyikan kata Ad-Dukhan.”



Ad-Dukhan artinya, “asap atau kabut” dan anak itu menebak separuh darinya.

Anak laki-laki ini, Safi ibn Sayyad tumbuh besar, dan dia tinggal di Madinah. Dia pada akhirnya masuk Islam dan dia menikah. Dan mereka berkata bahwa dia punya sekitar 10 anak. Dan para Sahabat selalu menghindarinya, karena mereka tidak merasa nyaman berada di dekatnya.

Suatu hari… mereka melakukan perjalanan haji. Lalu ketika mereka pulang dari berhaji, pada perjalanan pulang, seorang Sahabat dari Rasulullah SAW (Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu), duduk di bawah sebuah bayangan dari sebuah pohon dan kemudian Safi ibn Sayyad dengan membawa barangnya duduk di samping Sahabat tersebut. Sahabat tersebut merasa tidak nyaman di dekatnya, dan berkata, “Ada banyak tempat berteduh di sini, kau bisa duduk di tempat lain.” Jadi Safi mulai menangis. Safi ibn Sayyad menangis. Dia bertanya, “Kenapa kau menangis?” Safi berkata, “Ini karena orang-orang berkata bahwa aku adalah Dajjal dan lain-lain.” Safi menatap Sahabat dari kaum Anshar ini, dan berkata, “Kau harus tahu bahwa sesungguhnya kau sangat berpengetahuan luas. Kau harus tahu bahwa ad-Dajjal bukanlah Muslim sementara aku seorang Muslim. Dia tidak menikah tapi aku menikah. Dia tidak dapat punya anak, tapi aku punya anak. Dan dia tidak bisa memasuki Mekkah atau Madinah, tapi aku di sini.”

Sahabat itu berkata, “Demi Allah, kau benar. Argumenmu benar juga.”

Kemudian Safi ibn Sayyad berkata padanya, “Tapi kau tahu, nama itu (Dajjal) cukup bagus. Dajjal nama yang keren karena dia punya kekuatan. Aku tidak keberatan jika aku benar-benar Dajjal.”

Lalu sahabat itu berdiri dan berkata, “Tolong menjauhlah dariku.” Kemudian dia menjauhi Safi. Di belakangnya, Safi ibn Sayyad tertawa-tawa. Jadi Safi adalah orang yang sangat aneh.

Setelah wafatnya Rasulullah SAW, ada sebuah peperangan besar yang terjadi dengan Musailamah al-Kazzab, dimana ratusan penghafal Al Quran terbunuh. Dan mereka melihat Safi ibn Sayyad berperang bersama mereka dan mereka mencari jasadnya, dan mereka berkata, “Kami tidak bisa menemukannya, baik di antara yang sudah mati atau yang masih hidup.” Semua anak-anaknya meninggal, istrinya juga meninggal. Dan setelah perang itu, mereka tidak bisa menemukannya sama sekali, dia menghilang. Inilah kisah Safi ibn Sayyad.

Jadi Wallahu’alam, apakah dia Dajjal atau tidak. Umar ibn al-Khattab r.a berkata, “Aku sering berkata di hadapan Rasulullah SAW, ‘Demi Allah dia adalah Dajjal.’ Dan beliau tidak menyangkal perkataanku dan tidak membenarkannya. Beliau diam saja.”

Jadi perkara Dajjal sangat aneh dan misterius sampai dia sungguh muncul. [Syahida.com/ANW]

==

Sumber: Syeikh Bilal Assad

==

Kisah di atas, Safi Ibn Sayyad. ada dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Ahmad rahimahullahu no. hadits 6075 dan 6076. Al-Imam Al-Bukhari rahimahullahu dalam Kitabul Jana`iz no. hadits 1354, Al-Imam Muslim rahimahullahu dalam Kitabul Fitan wa Asyrathus Sa’ah no. hadits 2930, Al-Imam Abu Dawud rahimahullahu, dalam Kitabul Malahim bab Fi Khabari Ibnu Sha’id no. hadits 4329, Al-Imam At-Tirmidzi rahimahullahu dalam Kitabul Fitan ‘an Rasulillah no. hadits 2175. Hadits di atas secara lengkap diriwayatkan dari jalan Az-Zuhri dari Salim bin Abdillah.

Share this post

PinIt
scroll to top