Keteguhan Iman ‘Abdullah bin Hudzafah Saat Ditawan Raja Romawi

 

Ilustrasi. (Foto: dokumenpemudatqn.com)

Ilustrasi. (Foto: dokumenpemudatqn.com)

Syahida.com – Diriwayatkan dari Abu Rafi’, dia berkata: ‘Umar mengirim pasukan untuk menghadapi Romawi di dalamnya ada salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang bernama ‘Abdullah bin Hudzafah, dia berhasil ditawan oleh pasukan Romawi.

Maka dibawalah dia kehadapan raja mereka, dan mereka berkata: “Ini adalah salah seorang dari sahabat Muhammad,” maka raja itu berkata: “Apakah engkau mau kalau ditolong dan aku jadikan wakilku dalam memerintah dalam kerajaanku?”

Maka ‘Abdullah berkata kepadanya: “Walaupun engkau memberikan kepadaku seluruh yang engkau miliki dan seluruh yang dikuasai Arab,” -dalam riwayat yang lain: dan seluruh kerajaan Arab- supaya aku keluar dari agama Muhammad SAW sekejap saja tidak akan aku lakukan.”

Raja itu berkata: “Kalau begitu aku akan membunuhmu.”

‘Abdullah berkata: “Terserah padamu.”

Abu Rafi’ berkata: “Maka raja itu memerintahkan untuk menyalib ‘Abdullah, dan berkata kepada para pemanah: panahlah di dekat tangannya dan di dekat kakinya, sedangkan raja itu mengulangi tawarannya tadi dan ‘Abdullah tetap menolak, lalu raja itu memerintahkan agar menurunkannya, kemudian raja itu memerintahkan untuk membawakan panci besar yang diisi air dan dinyalakan sehingga mendidih, lalu dibawalah dua tawanan muslimin, lalu diperintahkan kepada salah satunya untuk dilemparkan ke dalam panci tadi, sedangkan raja itu menawarkannya untuk masuk agama nasrani dan ‘Abdullah tetap menolak maka diperintahkanlah tawanan yang satunya lagi untuk dimasukkan ke dalam panci itu.”

Setelah tawanan itu diceburkan ‘Abdullah menangis, maka diberitahukan kepada raja bahwa ‘Abdullah menangis, raja itu menyangka kalau ‘Abdullah merasa gentar, maka dia berkata: bawa kemari, maka raja itu menawarkan agar masuk nasrani dan ‘Abdullah kembali menolak, raja itu berkata: “Kalau begitu apa yang membuat kau menangis?”



‘Abdullah berkata: “Yang membuat aku menangis apabila aku dibunuh yaitu hanya satu nyawa yang dilemparkan ke dalam panci itu lalu pergilah nyawa itu, sedangkan aku ingin agar setiap rambut yang ada di dalam tubuhku mempunyai nyawa yang dilemparkan satu persatu di jalan Allah.”

Maka raja itu berkata kepadanya: “Apakah engkau aku bebaskan dengan syarat engkau mencium kepalaku?”
‘Abdullah berkata: “Dan seluruh tawanan muslimin kau bebaskan juga.”

Raja itu berkata: “Baiklah, dan seluruh tawanan muslimin.”

‘Abdullah berkata: “Maka aku berkata dalam hatiku: satu musuh dari musuh-musuh Allah aku cium kepalanya untuk kebebasanku dan tawanan muslimin, tidak mengapalah, maka ‘Abdullah mendekat dan mencium kepada raja itu, maka dibebaskanlah ia dan seluruh tawanan muslimin.”

Lalu ‘Abdullah membawa para tawanan itu ke Madinah untuk menghadap ‘Umar, ketika sampai ‘Abdullah menceritakan peristiwa itu kepada ‘Umar, maka ‘Umar berkata: “Orang-orang muslim harus mau mencium kepala ‘Abdullah bin HUdzafah, dan aku yang pertama menciumnya, lalu ‘Umar bangkit dan mencium kepala ‘Abdullah.” [Syahida.com/ANW]

==

Sumber: Kitab Ujian Berat Kaum Muslimin, Oleh: Majdi Fathi As-Sayyid, Penerbit: Rihlah Press

Share this post

PinIt
scroll to top