Mencari Ilmu hingga Ajal Tiba

Ilustrasi. (Foto: yimbblog.wordpress.com)

Ilustrasi. (Foto: yimbblog.wordpress.com)

Syahida.com – Al-Hakim meriwayatkan dalam Al-Mustadrak hadits sesuai dengan syarat Al-Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik r.a dari Nabi Muhammad SAW yang bersabda,

“Dua orang rakus yang tidak pernah kenyang; orang yang rakus terhadap ilmu dan tidak pernah kenyang dengan ilmu, dan orang yang rakus terhadap dunia dan tidak pernah kenyang dengan dunia.” (Diriwayatkan Al-Hakim).

Rasulullah SAW menjadikan rakus terhadap ilmu dan tidak kenyang dengannya sebagai tuntutan iman dan salah satu karakter orang-orang beriman. Inilah kebiasaan orang beriman hingga ia masuk surga. Oleh karena itu, para imam Islam jika dikatakan kepada salah seorang dari mereka, “Sampai kapan engkau mencari ilmu?” Ia menjawab, “Sampai ajal tiba.”

Nu’aim bin Hammad berkata, aku mendengar Abdullah bin Al-Mubarak r.a – yang sebelumnya dikritik banyak orang karena ketekunannya mencari hadits – ditanya, “Sampai kapan engkau mendengar hadis?” Ia menjawab, “Sampai ajal tiba.”

Al-Hasan bin Manshur Al-Jashshash berkata, aku bertanya kepada Ahmad bin Hanbal r.a, “Sampai kapan seseorang itu menulis hadits?” Ia menjawab, “Sampai ajal tiba.”

Abdullah bin Muhammad Al-Baghawi berkata, “Sesungguhnya aku mencari ilmu hingga aku masuk ke liang kubur.”

Muhammad bin Islamin Ath-Thaigh berkata, aku bekerja sebagai tukang emas bersama ayahku di Baghdad. Tiba-tiba Ahmad bin Hanbal berjalan melewati kami dengan berlari-lari sedang kedua sandalnya ada di tangannya. Kemudian ayahku berganti baju dan berkata, “Wahai Abu Abdullah, kenapa engkau tidak malu? Sampai kapan engkau berlari dengan mereka?” Ahmad bin Hanbal menjawab. “Sampai ajal tiba.”

Abdullah bin Bisyr Ath-Thalqani berkata, “Aku berharap kiranya keputusan Tuhanku (kematian) datang kepadaku, sedang tinta berada di tanganku dan aku tidak berpisah dengan tinta dan pena.”



Humaid bin Muhammad Yazid Al-Basri berkata, “Bastham Al-Fafidz datang kepadaku menanyakan hadits kemudian aku katakan padanya, “Betapa getolnya engkau terhadap hadits?” Ia menjawab, “Apakah aku tidak senang kalau aku berhasil masuk dalam jajaran keluarga Rasulullah SAW.’”

Dikatakan kepada salah seorang ulama, “Sampai kapan semestinya orang mencari ilmu?” Ulama tersebut menjawab, “Selagi kehidupan masih baik baginya.”

Al-Hasan ditanya tentang orang yang telah berusia delapan puluh tahun apakah ia masih baik kalau mencari ilmu, jawab Al-Hasan, “Jika ia masih baik untuk hidup, maka kenapa tidak?” [Syahida.com/ANW]

==

Sumber: Kitab Buah Ilmu, Karya: Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Penerjemah: Fadhli Bahri, Lc., Penerbit: Pustaka Azzam

Share this post

PinIt
scroll to top