Masya Allah, Seperti Inilah Kata Sambutan dari Abu Bakar Sebagai Khalifah Pertama

Ilustrasi.

Ilustrasi.

Syahida.com – Pemilihan Abu Bakar sebagai khalifah pertama menggambarkan sebuah proses pemilihan yang berdasarkan pilihan rakyat. Padahal saat itu penobatan raja-raja berdasarkan keturunan merupakan hal yang sangat lumrah di seantero bumi. Abu Bakar dengan demikian telah meletakkan sebuah dasar hukum yang dilandaskan di atas tanggung jawab kepada Allah dan manusia.

Terpilihnya Abu Bakar di Tsaqifah Bani Sa’idah kembali dikukuhkan di Mesjid Nabawi, tempat semua urusan kenegaraan dilakukan. Abu Bakar yang saat itu meminta partisipasi dan bantuan masyarakat dalam melakukan tugasnya mengatakan,

“Wahai saudara-saudara, Saya bersumpah demi Allah bahwasanya saya tidak pernah mendambakan kekuasaan, baik siang maupun malam, saya juga tidak pernah cenderung kepadanya.

Saya tidak pernah berdoa kepada Allah, baik secara terang-terangan maupun rahasia agar Dia menganugerahkan kekuasaan itu pada saya. Namun kini sebuah tugas besar telah saya pikul di pundakku dan berada di atas kemampuanku untuk bisa memenuhinya, kecuali dengan adanya pertolongan Allah. Saya ingin melihat orang yang paling kuat di tempat ini hari ini.

Kini tak disangsikan, bahwa saya telah terpilih sebagai pimpinan kalian, namun saya tegaskan, bahwa itu bukan berarti saya adalah yang terbaik di antara kalian. Maka bantulah saya, jika saya melaksanakan amanah ini dengan sebaik-baiknya, dan luruskanlah saya jika saya salah. Kebenaran itu adalah amanah dan kebohongan itu adalah khianat.

Orang yang lemah di antara kalian adalah kuat di hadapanku hingga aku memberikan hak-haknya, sedangkan orang-orang yang kuat adalah lemah di hadapanku hingga aku ambil dari mereka kewajiban-kewajiban atasnya.

Tak ada satu bangsa pun yang meninggalkan jihad di jalan Allah kecuali dia akan dihinakan oleh-Nya. Dan barang siapa di antara kalian yang melakukan perbuatan yang memalukan maka dia akan mendapat hukuman dari langit.

Taatilah saya sepanjang saya taat pada Allah dan Rasul-Nya, dan jika saya tidak taat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka janganlah kalian menaatiku.” (Sirah Ibnu Hisyam, III, halaman 102, sebagaimana dikutip oleh Muinul Haq, halaman 50.). [Syahida.com/ANW]



==

Sumber: Kitab Diplomasi Islam, Karya: DR. Afzal Iqbal, Penerjemah: Samson Rahman, Penerbit: Pustaka Al-Kautsar

Share this post

PinIt
scroll to top