Para Ulama adalah Pewaris Para Nabi

Ilustrasi.

Syahida.com – 

ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا ۖ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهِ وَمِنْهُم مُّقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّـهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ ﴿٣٢

“Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.” (QS. Faathir: 32)

Para ulama adalah manusia yang paling layak untuk mendapatkan nikmat ini. Mereka adalah manusia yang paling utama untuk menerima rahmat ini, dikarenakan upaya mereka (dalam memperjuangkan agama ini).

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad r.a dari Qais bin Katsir, ia berkata, “Seseorang dari penduduk Madinah datang menemui Abu Darda’ r.a ketika ia sedang berada di Damaskus. Abu Darda’ bertanya, ‘Apa gerangan yang membuatmu datang kemari wahai saudaraku?’ Orang itu menjawab, ‘Satu hadits yang telah sampai kepadaku bahwa engkau meriwayatkannya dari Rasulullah SAW.’

Abu Darda’ bertanya lagi, ‘Apakah engkau datang untuk berniaga?’
‘Tidak,’ jawabnya.

‘Apakah engkau datang untuk satu keperluan?’ Tanya Abu Darda’.

‘Tidak,’ jawabnya lagi.



‘Apakah engkau datang untuk mencari hadits ini saja?’

‘Ya,’ jawab orang itu.

Lalu Abu Darda’ r.a berkata, ‘Sesungguhnya Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa yang menempuh jalan guna mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju Surga. Dan bahwasanya para Malaikat akan membentangkan sayapnya karena ridha dengan orang yang mencari ilmu. Bahwasanya siapa saja di langit dan di bumi akan memintakan ampun bagi orang yang berilmu, hingga ikan-ikan di air. Dan keutamaan seorang yang berilmu dengan seorang ahli ibadah ialah seperti keutamaan bulan dibanding seluruh bintang. Dan sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi, dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar atau dirham, melainkan mereka mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambil bagian dari ilmu itu, maka ia telah mengambil bagian yang besar.” Diriwayatkan juga oleh Abu Dawud, at-Tirmidzi dan Ibnu Majah. [Syahida.com / ANW]

===

Sumber: Kitab Shahih Tafsir Ibnu Katsir jilid 7, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir

Share this post

PinIt
scroll to top