Apa Perbedaan Ulama Dunia dan Ulama Akhirat?

Advertisement

Ilustrasi (indonesiakaya.com)

Syahida.com – Aku merenungkan iri dengki yang ada di antara para ulama, ternyata penyebabnya adalah cinta dunia. Karena, ulama akhirat sendiri saling mencintai antara satu dengan yang lain.

Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin)… Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa: “Ya Tuhan kami, beri ampunlah kepada kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman.” (QS. Al Hasyr [59]: 9-10).

Abu Darda’ radhiyallahu’anhu setiap malam mendoakan sekelompok rekannya.

Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata kepada putra Imam Syafi’i rahimahullah, “Bapakmu termasuk enam orang yang aku doakan setiap malam pada waktu sahur.”

Perbedaan antara ulama dunia dan ulama akhirat adalah ulama dunia menginginkan kekuasaan duniawi, senang punya pengikut yang banyak dan cinta pada pujian manusia, sedang ulama akhirat steril dari niat-niat yang seperti itu, mereka bahkan takut terjerumus ke dalamnya dan merasa kasihan pada ulama yang terjangkiti olehnya.

An-Nakhai rahimahullah menolak bersandar pada tiang yang besar karena takut dikenali.

Alqamah rahimahullah mengatakan, “Saya tidak suka ada orang yang mengenaliku dan mengatakan, ‘Ini Al qamah’.”

Ulama lain bergegas meninggalkan majelis ilmunya bila ia dihadiri lebih dari empat orang.



Generasi salafusaleh rahimahumullah selalu menolak mengeluarkan fatwa dan melimpahkannya kepada ulama lain serta suka pada ketidakterkenalan. Mereka laksana orang yang diterjang gelombang di tengah lautan yang mengabaikan semua rayuan, hingga ia benar-benar yakin bahwa dirinya telah selamat. Mereka saling mendoakan dan belajar dari pihak lain, karena mereka adalah sebuah rombongan yang menjalin ikatan persahabatan, hingga cinta pun bersemi di antara mereka. Sementara hari-hari dan malam-malamnya adalah stasiun-stasiun yang mengantarkan mereka menuju surga. (anw/syahida.com)

Sumber : Kitab Shaid Al-Khatir Nasihat Bijak Penyegar Iman, Ibnu Al Jauzi

 

Advertisement
Admin Syahida

Disqus Comments Loading...
Share
Kontributor:
Admin Syahida
Keyword: ulama

Recent Posts

Perhatian Rasulullah SAW Terhadap Tanda-Tanda Hari Kiamat (Bagian ke-1)

Tanda-tanda hari Kiamat termasuk salah satu topik yang mendapat perhatian besar dari Rasulullah SAW dalam…

4 tahun yang lalu

Perhatian Al-Quran Terhadap Tanda-Tanda Hari Kiamat

Adapun tanda-tanda peristiwa yang membicarakan dekatnya hari Kiamat, maka ayat-ayat tersebut terkesan membicarakan secara sekilas.…

4 tahun yang lalu

Sikap yang Baik dalam Menghadapi Pandemi COVID-19

“Ilusi adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah langkah pertama untuk penyembuhan”.…

4 tahun yang lalu

Pandemik, COVID-19, Babi, dan Akhir Zaman

Mengapa Nabi Isa - sebagai bagian dari umat Nabi Muhammad - malah justru membunuh babi…

4 tahun yang lalu

Antara Samiri dan COVID-19

Sejak mewabahnya COVID-19, kini hampir sebagian besar penduduk bumi dilarang untuk saling bersentuhan, harus menjaga…

4 tahun yang lalu

Antara Doa Nabi Ibrahim AS, Doa Nabi Muhammad SAW, Wabah COVID-19, dan Dajjal

Sejak awal tahun 2020 ini, seluruh dunia dilanda wabah penyakit COVID-19 yang disebabkan virus SARS-CoV-2…

4 tahun yang lalu
Advertisement

This website uses cookies.