Kisah Nabi Adam (Bagian Ke-30) : Kematian dan Wasiat Adam untuk Syaits, Anaknya

Ilustrasi. (Foto : magic4walls.com)

Ilustrasi. (Foto : magic4walls.com)

Syahida.com – Syaits artinya pemberian Allah. Adam dan Hawa memberi nama seperti itu karena Syaits diberikan Allah pada keduanya setelah Habil dibunuh.

Abu Dzar menuturkan dalam hadist yang ia dengar dari Rasulullah SAW, “Sungguh, Allah menurunkan 104 lembaran, 50 di antaranya Allah turunkan kepada Syaits.”

Muhammad bin Ishaq menyatakan, “Saat sekarang, Adam berwasiat kepada anaknya, Syaits mengajarkan saat-saat pada malam dan siang hari, mengajarkan ibadah apa saja pada saat-saat itu dan memberitahukan padanya setelah itu akan terjadi banjir besar.”

Menurut salah satu sumber, nasab seluruh keturunan Adam saat ini bermuara pada Syaits. Anak-anak Adam selain Syaits punah dan lenyap. Wallahu a’lam.

Saat Adam meninggal dunia, pada hari Jum’at, para malaikat datang dengan membawakan kamper dan kafan dari sisi Allah ‘Azza wa Jalla dari surga. Mereka mengucapkan takziyah kepada putra sekaligus penerima wasiat Adam, Syaits. Ibnu Ishaq menuturkan, “Terjadi gerhana matahari dan bulan selama tujuh hari tujuh malam (saat Adam meninggal dunia).”

Abdullah bin Imam Ahmad menyatakan, “Hadbah bin Khalid bercerita kepada kami, Hammad bin Salamah bercerita kepada kami, Hammad bin Salamah bercerita kepada kami, dari Humaid, dari Hasan, dari Yahya bin Dhamrah As-Sa’di, ia menuturkan, ‘Aku melihat seorang syaikh berbicara di Madinah, aku menanyakan siapa orang itu. Orang-orang menjawab, ‘Dia Ubai bin Ka’ab. Ia berkata, ‘Saat menjelang wafat, Adam berwasiat kepada anak-anaknya, ‘Wahai anak-anakku! Sungguh, aku menginginkan buah surga.’ Mereka kemudian pergi mencari-cari buah yang diinginkan sang ayah. Para malaikat yang tengah membawa kain kafan dan kamper untuk Adam berpapasan dengan mereka yang sedang membawa kapak, sekop dan keranjang. Para malaikat bertanya, ‘Wahai anak-anak Adam! Kalian mau mencari apa?’ atau ‘Apa yang kalian mau dan kalian hendak kemana?’ Mereka menjawab, ‘Ayah kami sakit dan menginginkan buah-buahan surga.’ Para malaikat berkata, ‘Pulanglah, ayah kalian sudah meninggal dunia.’

Mereka pun pulang, lalu Hawa melihat para malaikat. Hawa mengenali mereka dan langsung memeluk Adam. Adam berkata, ‘Menjauhlah dariku karena aku ada sebelum kau ada. Biarkan saja aku bersama para malaikat Rabb-ku ‘Azza wa Jalla.’ Para malaikat kemudian mencabut nyawa Adam, memandikan, mengafani dan memberinya kamper. Setelah itu mereka menggali liang lahad untuknya, menyalati jenazahnya, kemudian memasukkannya ke liang kubur, setelah itu mereka memendamnya dengan tanah. Para malaikat kemudian berkata, ‘Wahai anak-anak Adam. Inilah syariat kalian’.” Sanad hingga Ubai bin Ka’ab ini shahih.

Ibnu Asakir meriwayatkan dari jalur Syaiban bin Farukh, dari Muhammad bin Ziyad, dari Maimun bin Mihran, dari Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda,”Para malaikat bertakbir empat kali (saat menyalati jenazah) Adam, Abu Bakar bertakbir empat kali (saat menyalati jenazah) Fathimah, Umar bertakbir empat kali (saat menyalati jenazah) Abu Bakar, dan Shuhaib bertakbir empat kali (saat menyalati jenazah) Umar.”



Ibnu Asakir mengatakan, “Selain dari Ibnu Abbas, hadist ini juga diriwayatkan dari Ibnu Umar, yang juga disebutkan melalui Maimun.” [Syahida.com]

– Bersambung…

Sumber : Kitab Ibnu Katsir, Kisah Para Nabi, Kisah 31 Nabi dari Adam Hingga Isa, Versi Tahqiq

Share this post

PinIt
scroll to top