Rubrik: Tazkiyatun Nafs

4 Cara Memurnikan Hati yang Hitam

Advertisement

Ilustrasi. (Foto : imvu.co)

Syahida.com – Seiring berjalannya waktu, hati Anda akan dipenuhi raan. Raan adalah titik-titik hitam pada hati setiap kali seseorang melakukan dosa. Untuk sebagian orang, titik hitam itu terbasuh ketika mereka bertaubat. Dan bagi orang lain…  hatinya menjadi gelap seperti batu bara. Hatinya mungkin mati… Tapi ini adalah sesuatu yang dapat Anda hidupkan kembali. Ia mungkin berdebu, tetapi Anda dapat selalu membersihkannya. Mari kita ambil empat langkah cepat untuk melakukannya:

Yang pertama, Melafalkan Al-Qur’an dan memahami artinya, serta merenungkannya. Dan memahami nama dan sifat-sifat Allah ketika Anda membaca Al Qur’an. Baca terjemahannya ketika membaca Al Qur’an, jika Anda tidak memahami Bahasa Arab. Baca tafsirnya, kita semua memiliki tafsir Ibn Katsir. Hati memiliki kunci, dan Anda harus mematahkan kunci itu untuk memahami Al Qur’an, “Apakah mereka tidak memahami Al Qur’an ataukah hati mereka terkunci?” Ketika Anda membaca Al Qur’an jangan menjadi ceroboh.

Yang kedua, adalah mengingat berkah dan rizki Allah yang amat banyak pada Anda. Semakin Anda menyadari keberkahan Allah kepada Anda, semakin Anda ingin bersyukur kepada-Nya. Duduk setiap hari selama beberapa saat dan renungkanlah keberkahan yang Allah berikan kepada Anda dan keluarga Anda. Hal itu akan memicu cinta dan kerinduan Anda kepada Allah. Segala puji bagi Allah, saya terbangun dengan aman di rumah saya. Segala puji bagi Allah, kesehatan saya rasakan. Segala puji bagi Allah, rezeki saya cukup untuk hari ini.

Yang ketiga, Hidupkan hati dan kerinduan kepada Allah dengan menyesali masa lalu. Anda harus menyesali… masa lalu yang pergi tanpa ibadah. Dan masa lalu yang pergi dengan beberapa dosa. Sesalilah untuk memicu pertobatan.. yang menjadikan kerinduan untuk menyembah Allah. Setelah Anda ingat.. dan Anda menyesal dan Anda bertaubat, tempatkan sebuah titik pada masa lalu, dan mulailah awal yang baru. Baliklah halaman dan mulailah pada halaman baru. Sekarang, tujuan Anda adalah mengekar ketinggalan dan menjadi lebih baik daripada orang lain.

Cara keempat, ingatlah orang-orang sholeh terdahulu, dan bandingkan diri Anda dengan mereka. Itu akan memicu perasaan untuk mendorong Anda agar bersaing dengan mereka. [ANW]

Oleh : Syekh Ahmad Musa Jibril

Advertisement
Admin Syahida

Disqus Comments Loading...
Share
Kontributor:
Admin Syahida

Recent Posts

Perhatian Rasulullah SAW Terhadap Tanda-Tanda Hari Kiamat (Bagian ke-1)

Tanda-tanda hari Kiamat termasuk salah satu topik yang mendapat perhatian besar dari Rasulullah SAW dalam…

3 tahun yang lalu

Perhatian Al-Quran Terhadap Tanda-Tanda Hari Kiamat

Adapun tanda-tanda peristiwa yang membicarakan dekatnya hari Kiamat, maka ayat-ayat tersebut terkesan membicarakan secara sekilas.…

3 tahun yang lalu

Sikap yang Baik dalam Menghadapi Pandemi COVID-19

“Ilusi adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah langkah pertama untuk penyembuhan”.…

4 tahun yang lalu

Pandemik, COVID-19, Babi, dan Akhir Zaman

Mengapa Nabi Isa - sebagai bagian dari umat Nabi Muhammad - malah justru membunuh babi…

4 tahun yang lalu

Antara Samiri dan COVID-19

Sejak mewabahnya COVID-19, kini hampir sebagian besar penduduk bumi dilarang untuk saling bersentuhan, harus menjaga…

4 tahun yang lalu

Antara Doa Nabi Ibrahim AS, Doa Nabi Muhammad SAW, Wabah COVID-19, dan Dajjal

Sejak awal tahun 2020 ini, seluruh dunia dilanda wabah penyakit COVID-19 yang disebabkan virus SARS-CoV-2…

4 tahun yang lalu
Advertisement

This website uses cookies.