Trik Kaum Pria Terhadap Perempuan

Oleh: Ust. Nouman Ali Khan

Ilustrasi. (Foto: wawasanonline.com)

Ilustrasi. (Foto: wawasanonline.com)

Syahida.com – Allah tahu siapa di antara kalian, para pria, yang punya trik. Kau punya triknya. Pertama kau akan melihat si gadis, kemudian mengedipkan mata. Kemudian si gadis akan berpikir matamu kelilipan, kemudian kau akan menghampirinya dan berkata,

“Apa kau punya Facebook?”, “Aku hanya ingin memberitahumu tentang seminar Islam yang akan digelar sebentar lagi.”

Si gadis akan berkata, “Oh insya Allah aku akan datang. Ini profil Facebook-ku.”

Kemudian ini berlanjut. Ini adalah sebagian dari rencana pria. Seorang pria sudah punya rencana atas keseluruhan dalam benaknya. Dia akan memulainya dengan obrolan sederhana, menanyakan PR,

“Apakah kau sudah mengerjakan PR kemarin? Aku ingin tahu.”

Padahal ada sekitar 300 orang murid di kelasmu, kenapa kau malah bertanya pada si gadis? Karena kau sudah punya rencana:

“Hari ini aku akan bicara sekali dengannya. Besok dua kali. Kemudian aku akan berkata, ‘Hai, aku ingin makan pizza. Kau mau ikut?’ Kemudian berikutnya aku akan berkata, ‘Hai, kau ingin berjalan bersamaku? Jalan-jalan bersama?’”



Si gadis heran, “Bukankah kau juga ada di kelas lain yang baru saja kuikuti?” (Padahal dia ikut kelas itu hanya karena ada si gadis). Si pria telah merencanakan semuanya. Dan si gadis akan berkata,

“Oh kebetulan sekali.”

Si gadis tidak menyadari rencana si pria. Dan sebagian gadis tahu trik semacam ini. Tapi juga ada sebagian yang Wallahi, mereka sangat polos. Mereka sama sekali tidak sadar apa yang sedang terjadi. Karena sangat polosnya,

“Pria itu hanya menanyakan tentang PR-ku.”

APA??? Kau hidup di planet mana? Kenapa kau tidak tahu trik ini?

“Seorang pria di kampusku, dia sering sekali bertanya padaku tentang Islam. Bolehkah aku sekedar berbincang-bincang dengannya di Starbucks? Kemarin kami berbicara sekitar 4 jam soal syariah. Hari ini dia ingin tahu tentang aqidah. Dia punya begitu banyak pertanyaan.”

Aku (Ustadz Nouman) berkata, “Bolehkah aku saja yang berbicara dengan laki-laki itu?”

Si gadis menjawab, “Tidak, kupikir biar aku saja. Karena dia berkata bahwa dia lebih nyaman bicara denganku, karena aku sering berbicara tentang Islam padanya.” Minggu berikutnya:

“Pria itu bertanya padaku tentang Islam dan dia berkata, “Jika aku masuk Islam, maukah kau menikah denganku?”

Si gadis menjawab, “Menurutku tidak mengapa, menurutmu bagaimana?”

Aku sering mendapat pertanyaan itu di sepanjang waktu. Seorang pria sudah punya keseluruhan triknya. Ini bukan hanya satu trik, melainkan banyak sekali triknya. Sungguh, ini sebuah rencana besar. Dan seorang gadis seharusnya jangan terlalu naif terhadap hal ini. Para gadis harus belajar untuk berbicara tegas agar para pria tidak macam-macam. Contohnya ketika ditanya, “Hai, apakah kau punya Facebook?”

Maka para gadis, jawablah dengan suara tegas, ‘Siapa yang ingin tahu?!”

Maka berakhir sudah, si pria itu tidak akan macam-macam lagi denganmu. Kau tidak akan didekati olehnya lagi. Semua gadis harus belajar untuk bersuara tegas. Hal paling menakutkan bagi pria adalah suara tegas dari ibunya, dari saudarinya, dari istrinya.

Aku punya 4 orang putri, aku tahu biasanya para gadis lebih suka tersenyum-senyum, bahkan ketika tidak ada yang perlu disenyumi, mereka tetap saja, “Hiihihihi”. Mereka begitu sepanjang waktu. Putriku dan teman-temannya ketika mereka bersama-sama, mereka bahkan tidak saling bicara, mereka hanya duduk bersama dan “Hihihi… Hahahaha”, hanya itu yang mereka lakukan. Dan kemudian aku berkata, “Baik, mari kita memainkan sebuah permainan gadis-gadis. Selama 40 detik kau tidak boleh tertawa.” Dan Booom, “Hahaha”, mereka tertawa. Mereka tidak bisa menahan tawa.

Mengapa hal ini penting? Karena ketika seorang pria melihat seorang gadis tersenyum, apa yang terjadi pada pria? Maka mulutnya bisa ternganga karena terkesima.  Si pria pikirannya langsung melayang. Si gadis bahkan tidak sadar akan apa yang telah dilakukannya, si gadis sama sekali tidak tahu dampak dari perbuatannya. “Ya Tuhan, senyumannya sangat menawan.”  Si pria tampak seperti mabuk, tapi si gadis tidak sadar. Dan karenanya si pria membuat rencana, trik, skema dan berusaha membuat si gadis tertawa. Si gadis berkata, “Tapi pria itu lucu. Aku bicara padanya karena dia lucu.”

Allah tahu semua trik ini. Jika kau menundukkan pandanganmu maka kau tidak akan terhipnotis oleh senyum si gadis. Jika kau tidak terhipnotis senyum si gadis, maka kau tidak akan mulai menyusun trik-trik, yang mengubah jadwal kuliahmu dan mengikuti semua kelas yang diikuti gadis itu dan selalu menemani si gadis. Kau tidak akan melakukan itu semua. Kau seharusnya bisa menyelamatkan dirimu dari setan. Tapi inilah yang terjadi.

Dan sekarang Subhanallah, kita diberi rahmat berupa Facebook dimana kita bisa menaruh semua jenis foto. Para pria dan wanita yang sholeh, foto group dari seminar Islam. Sekarang para pria bisa memandangi senyum si gadis selama berjam-jam, kau bisa melakukan itu. Subhanallah. Dan orang lain tampak tidak masalah, “Kau terlalu ekstrim, santai saja.” Baik, lebih baik aku menjadi ekstrim.

Maaf, aku punya putri yang harus kukhawatirkan. Sungguh, kupikir mereka tetap bisa hidup tanpa Facebook. Aku mendaftar Facebook karena aku ingin tetap berhubungan dengan sepupuku di Pakistan, karena aku meninggalkan Pakistan pada tahun 1993 dan belum kembali lagi. Itulah mengapa aku mendaftar Facebook. Aku mendapatkan ratusan, dan kemudian ribuan friend request. Dan bahkan kata “friend request”, mengangguku. Aku bahkan tidak kenal dengan gadis itu, kenapa gadis itu berkata, “Maukah kau menjadi temanku?” Tidak, aku tidak ingin menjadi temanmu. Aku bahkan tidak suka kata, “friend request.” Sungguh! Jadi aku berhenti dari Facebook. Aku tidak bisa lagi.

Bahkan jika aku menjadi friend di Facebook seorang saudara Muslim laki-laki, “Baik, apa yang ada di halaman Facebooknya?” Ketika aku melihatnya, ada banyak foto-foto mesra. Kenapa? Kenapa kau melakukan ini? Kenapa kau punya foto dirimu yang sedang memeluk istrimu? Kenapa? Ini tidak benar! Ini hal yang salah. Hal ini seharusnya menjadi rahasia rumah tangga. Itulah mengapa Allah memerintahkan untuk mengetuk pintu lebih dahulu. Kenapa kau menyebarnya ke publik? Sekarang kau bahkan tidak perlu mengetuk pintu, dan kau cukup mengklik dan kau bisa melihat isi rumah tangga orang lain.

Hal utama yang Allah tidak ingin kita lakukan, kita berkata, “Baik, bagian mengetuk pintunya akan dipertahankan, tapi kami akan mengambil semua hal yang sifatnya pribadi dan menaruhnya di internet sehingga seluruh dunia bisa melihat.” Subhanallah, yang benar saja! Ini tidak logis! Aku bukan seorang mufti, aku tidak bisa memberitahumu apa yang halal dan haram, aku tidak akan berfatwa bahwa Facebook itu haram, karena aku juga punya Facebook, aku punya page dakwah di Facebook juga. Aku tidak mengatakan itu haram , atau twitter haram, atau apapun. Yang ingiin kusampaikan adalah: Gunakanlah secara bertanggung jawab. Alat-alat ini telah membawa banyak kebaikan bagi dunia. Banyak transparasi dalam hal jurnalisme, revolusi pun dimulai, kebangkitan yang sebelumnya tak bisa dilakukan berasal dari Twitter dan Facebook. Ini hal-hal baik, tapi gunakan secara bertanggung jawab. [ANW/Syahida.com]

Share this post

PinIt
scroll to top