Berendah Dirilah Kamu Terhadap Orang-Orang Beriman, Anggap Mereka Lebih Tinggi, Jangan Mencoba Berlagak Sombong dan Pamer Kepada Mereka

Ilustrasi. (Foto: vancouversun.com)

Ilustrasi. (Foto: vancouversun.com)

Syahida.com – Apakah kalian tahu bahwa ada kelemahan yang dicintai Allah SWT? Kalian mengatakan, “Itu tidak mungkin! Tidak ada hal seperti itu! Allah SWT menyukai orang yang kuat, mencintai orang beriman yang kuat, Muslim yang kuat!”. Tentu saja! Tapi ada sebuah kelemahan yang Allah SWT sukai  dan itu adalah kelemahan yang kita tunjukkan kepada saudara/saudari Muslim kita. Itulah satu-satunya kelemahan yang diperbolehkan kepada kita.

Inilah mengapa Allah SWT berfirman dalam Quran,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَن يَرْتَدَّ مِنكُمْ عَن دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّـهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّـهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ ۚذَٰلِكَ فَضْلُ اللَّـهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَاءُ ۚ وَاللَّـهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.” (QS.5: 54)

Dia menggunakan kata “Adillah” dan “Dzul”, biasanya berarti “kehinaan”. Tentu saja, Allah SWT tidak berfirman bahwa kita harus menjadi hina, melainkan kita harus menjadi rendah hati. Allah SWT berfirman,

لَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَىٰ مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِّنْهُمْ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِلْمُؤْمِنِينَ

“Janganlah sekali-kali kamu menunjukkan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang-orang kafir itu), dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman.” (QS. 15: 88).

Berendah dirilah kepada orang-orang beriman. Jadi kalian jangan mencoba untuk berada di atas, kalian tidak seharusnya berusaha lebih tinggi daripada saudara/saudari kalian. Diperbolehkan bagi kalian untuk menjadi lemah dengan mereka. Dengan kata lain, jamulah mereka dengan baik, anggap mereka lebih tinggi, jangan mencoba berlagak sombong dan pamer kepada mereka. Inilah maksudnya menjadi lemah, bukan artinya bahwa kalian harus dalam kelemahan secara umum, karena itu  bukanlah sesuatu yang dianjurkan dalam Islam, tapi maksudnya dengan saudara/saudari Muslim kalian, kalian harus berlemah lembut dan seramah mungkin.

Dan inilah mengapa Rasulullah SAW bersabda dalam hadits shahih, “Bahwa iman adalah sabar wassamaahah.” Samaahah punya banyak arti yang mendalam, salah satu di antaranya adalah “memaafkan” dan yang lainnya adalah “kemurahan hati”. Jadi semua makna yang indah ini, harus kita terapkan kepada saudara/saudari kita.

Bagaimana mungkin, Subhanallah, sesama Muslim tidak berperilaku seperti ini? Padahal Rasulullah SAW sudah bersabda bahwa ini adalah bagian dari iman. Ini adalah bagian dari iman untuk menjamu saudara/saudari Muslim kalian seperti ini!



Dan inilah mengapa dalam hadits yang juga terkenal, seseorang pergi pada suatu hari, tampaknya dia sedang memikirkan sesuatu. Dia pergi keluar dan berkata, “Dengan apa aku bersedekah?” Tidak dengan uangnya, namun dengan kehormatannya. Dengan kata lain, dia berkata, “Kehormatanku adalah sedekah bagi siapapun yang ingin menghinaku hari ini.” Ini konsep sedekah yang sedikit berbeda. Maksudnya dia berkata, “Biarkan orang-orang menghinaku. Biarkan orang-orang mengatakan apa saja yang mereka mau, sesungguhnya aku telah memaafkan mereka semuanya.” Dan inilah mengapa Rasulullah SAW keesokan harinya bersabda,

Siapakah orang yang pergi dan bersedekah dengan kehormatannya sendiri, dengan harga dirinya sendiri?”.

Dan orang itu berkata, “Aku, ya Rasulullah!”

Beliau bersabda, “Allah SWT telah menerima sedekahmu!”.

Subhanallah, berapa banyak dari kita yang siap mengatakan, “Jika seorang saudara/saudari Muslim menggosipkanku, telah menggunjingku, telah mengatakan sesuatu yang tidak benar tentangku, telah menuduhku, jika salah satu di antara mereka telah melakukan itu, aku telah memaafkan mereka semuanya. Ini adalah sebuah sedekah dariku untuk mereka!”

Inilah makna dari kelemahan yang Allah SWT cintai. Sebuah kelemahan yang kita praktekkan kepada saudara/saudari Muslim kita dan hanya dengan saudara/saudari Muslim kita, dan Insya Allah hal ini akan membuat kita menjadi seorang Muslim yang lebih kuat! Iman yang lebih kuat, dan lebih baik dalam pandangan saudara/saudari Muslim kita. [Syahida.com/ANW]

===

Sumber: Syekh Mohamad Kotub

Share this post

PinIt
scroll to top