Advertisement

Ilustrasi. (Foto: debeard.blogspot.com)

Syahida.com – Dirinya tak bisa tidur karena ia gagal menikahi seseorang yang disukainya. Ia pun depresi, berakhir sudah. Bermilyar-milyar wanita lain tidak punya arti untuknya. Kenapa? “Saya depresi.” Kenapa? “Aku gagal menikahi seseorang.” Namun ia hanya satu orang, mungkin ada 100 orang yang juga ingin menikahinya. Contohnya jika itu adalah seorang gadis. Maka berharaplah karena kebaikannya, bukan karena kecantikannya.

Begitu juga dengan para wanita, jika kalian ingin menikah dengan seseorang maka jangan karena ketampanannya. Ingatlah! Jika kalian ingin bahagia, jadikan pesan Rasulullah sebagai dasar keputusanmu. Maka disitulah kalian akan menemukan ketenangan. Saya tidak mengatakan supaya tidak melihat bagaimana rupanya, silahkan lihat, tapi jadikan agama dan akhlaknya sebagai prioritas, itu adalah 2 poin paling penting untuk dilihat.

Hari ini kebanyakan orang cenderung lebih memperhatikan: “Mobilmu merek apa? Gajimu berapa? Rumahmu dimana?” Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberitahukan kita dalam Al Qur’an agar menikah. Dan jika kita kemampuan ekonomi sempit, maka pernikahan itulah yang akan membawa pada kelapangan.

Jika mereka miskin maka Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya.” (QS. An-Nuur: 32). Kekayaan adalah milik Allah SWT.

Jadi poin yang ingin saya tekankan adalah: 100 orang ingin menikah dengan orang yang sama. Berapa orang yang akan menjadi pasangannya? Hanya 1. Misalkan ia adalah seorang gadis. 100 orang pemuda saling bersaing, “Saya ingin menikahinya!” Hanya 1 yang berhasil, apakah 99 lainnya haruskah depresi? Marilah kita jujur. Haruskah kamu di ranjang terus berhari-hari, “Aku tidak ingin bangun.” Kenapa? “Karena matahariku telah pergi.” Akhirnya semua depresi.

Bagaimana bisa kalian membiarkan diri kalian depresi atas sesuatu yang telah ditakdirkan oleh Allah Ta’ala?

Kamu sudah berusaha maksimal? “Ya”

Bagaimana hasilnya? “Mereka menolak.”



Kalau begitu move on saja, hidup ini singkat. Di surga kau bisa mendapatkannya.

Saya ingat seorang pemuda yang bertanya kepada saya, “Apakah saya bisa bersamanya di Surga?”

Bagaimana saya harus menjawabnya? Jika saya menjawab tidak, nanti dia semakin susah tidur. Jika saya bilang bisa, itu lebih bermasalah lagi, karena wanita tersebut sudah punya suami. Ada orang yang berdoa agar diizinkan bersama di surga dengan istri orang, Na’udzubillah. Kedamaian seperti apa yang kau harapkan saudaraku?

Maka saya selalu mengatakan, “Jawaban terbaik adalah engkau berusaha sungguh-sungguh meraih surga. Jika engkau meraihnya maka Allah telah berjanji padamu akan mengabulkan semua yang kau senangi. Tapi syaratnya nanti setelah di sana (di surga), bukan di sini (dunia) sambil mencatat daftar keinginanmu.” Itulah kelemahan kita. Kita mencatat daftar keinginan di surga, di sini (dunia).

Namun syaratnya adalah jika engkau sudah berada di sana (di surga), baru engkau membuat daftar mana yang kau suka dan yang tidak. Subhanallah… Misalnya seperti orang yang akan bepergian jauh, dia ingin mendatangi salah satu negeri di Barat. Lalu mereka membuat daftar apa-apa saja yang ingin dimakan. Dan mereka membuat daftar makanan khas daerah tempat asal mereka. Misalnya makanan-makanan khas India. Mereka pun menyusun rencana:

“Nanti kamu yang ini, saya yang itu.”

Saat mereka tiba ternyata mendapatkan restoran fast food, yang bisa memesan Kentang dan Burger. Lalu apa yang mereka lakukan? Akhirnya ia pun berkata, “Semua daftar makanan lupakan, berikan saja kentang dan burgernya.” Ini hanya contoh sederhana saja. Tapi intinya jika engkau ingin menuju tempat tertentu, maka berencana yang terbaik adalah saat engkau telah tiba di tempat tersebut. Semoga Allah SWT memberkahi kita.

Keadaan Surga hanya kita ketahui dari apa yang digambarkan dalam Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Kita tidak mengetahuinya lebih dari itu. Dan bahkan apa yang diberitakan tentang Surga sangatlah terbatas. Tidak ada siapapun yang bisa menceritakan tentang Surga, hanya Allah dan Rasul-Nya SAW.

Maka raihlah Surga terlebih dahulu. Jangan biarkan dirimu depresi karena tidak memiliki sesuatu dari dunia ini. Jika engkau telah berusaha, maka ketahuilah ia tidak tepat untukmu. Ada orang yang bercita-cita menjadi insinyur, mereka ingin kuliah di perguruan tinggi, namun mereka gagal, mencoba kembali namun gagal lagi. Ia mencoba kembali sekuat tenaga namun gagal lagi. Mungkin Allah punya rencana lain untukmu. [Syahida.com/ANW]

===

Sumber: Mufti Ismail Menk

Advertisement
Admin Syahida

Disqus Comments Loading...
Share
Kontributor:
Admin Syahida
Keyword: menikahjodoh

Recent Posts

Perhatian Rasulullah SAW Terhadap Tanda-Tanda Hari Kiamat (Bagian ke-1)

Tanda-tanda hari Kiamat termasuk salah satu topik yang mendapat perhatian besar dari Rasulullah SAW dalam…

4 tahun yang lalu

Perhatian Al-Quran Terhadap Tanda-Tanda Hari Kiamat

Adapun tanda-tanda peristiwa yang membicarakan dekatnya hari Kiamat, maka ayat-ayat tersebut terkesan membicarakan secara sekilas.…

4 tahun yang lalu

Sikap yang Baik dalam Menghadapi Pandemi COVID-19

“Ilusi adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah langkah pertama untuk penyembuhan”.…

4 tahun yang lalu

Pandemik, COVID-19, Babi, dan Akhir Zaman

Mengapa Nabi Isa - sebagai bagian dari umat Nabi Muhammad - malah justru membunuh babi…

4 tahun yang lalu

Antara Samiri dan COVID-19

Sejak mewabahnya COVID-19, kini hampir sebagian besar penduduk bumi dilarang untuk saling bersentuhan, harus menjaga…

5 tahun yang lalu

Antara Doa Nabi Ibrahim AS, Doa Nabi Muhammad SAW, Wabah COVID-19, dan Dajjal

Sejak awal tahun 2020 ini, seluruh dunia dilanda wabah penyakit COVID-19 yang disebabkan virus SARS-CoV-2…

5 tahun yang lalu
Advertisement

This website uses cookies.