Surat Al Qur’an yang Pertama Kali Turun Menunjukkan tentang Keutamaan Ilmu

Ilustrasi. (Foto: alfarhanmuslim.net)

Ilustrasi. (Foto: alfarhanmuslim.net)

Syahida.com – Surat yang pertama kali diturunkan Allah Ta’ala di dalam Al Qur’an ialah surat Al-‘Alaq. Di dalamnya Allah Ta’ala menyebutkan apa saja yang telah Dia anugerahkan kepada manusia seperti nikmat pengajaran apa yang tidak mereka ketahui. Allah Ta’ala menyebutkan di dalamnya karunia-Nya yaitu pengajaran-NYa, dan mengutamakan manusia dengan pengajaran yang Dia berikan kepada mereka. Ini menjadi bukti kemuliaan ilmu dan pengajaran. Allah Ta’ala berfirman,

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ ﴿١﴾ خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ ﴿٢﴾ اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ ﴿٣﴾ الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ ﴿٤﴾ عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ ﴿٥

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al ‘Alaq: 1-5).

Allah Subhanahu wa Ta’ala mengawali surat dengan perintah membaca yang didasari ilmu dan mengingatkan penciptaan secara umum dan khusus dengan berfirman, “Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah.” Allah Ta’ala secara khusus menyebut manusia di antara makhluk yang ada, karena pada mereka memiliki keajaiban-keajaiban-Nya dan ayat-ayat-Nya yang menunjukkan tentang rububiyah-Nya, kekuasaan-Nya, ilmu-Nya, hikmah-Nya, kesempurnaan rahmat-Nya, bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Dia, dan bukannya Tuhan yang lain.

Di sini, Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan proses awal penciptaan manusia dari segumpal darah, karena segumpal darah yang pada tahap berikutnya berubah menjadi air sperma. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengulang kembali perintah membaca dengan menjelaskan tentang diri-Nya bahwa Dia adalah Dzat Yang Paling Pemurah dan tidak ada yang berhak menyandang nama tersebut kecuali Dia. Semua kebaikan berada dalam genggaman tangan-Nya. Semua kebaikan berasal daripada-Nya. Semua nikmat, Dialah Pemiliknya. Kesempurnaan adalah milik Allah Subhanahu wa Ta’ala. Keagungan adalah milik Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sungguh, Allah Maha Pemurah sejati.

Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan pengajaran-Nya secara khusus dan umum dengan berfirman, “Yang mengajar dengan perantaraan pena.” Di dalamnya masuk pengajaran kepada para Malaikat dan manusia.

Kemudian menyebutkan pengajaran khusus kepada manusia dengan berfirman, “Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” Jadi ayat-ayat di atas secara umum menyatakan, bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi nikmat kepada semua makhluk dengan seluruh bagian-bagiannya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala yang memberi nikmat kepada makhluk-Nya dalam bentuk penciptaan-Nya dan pengajaran-Nya. Dia adalah Maha Pencipta dan Maha Pengajar. Apa saja yang ada di luar badan, maka dengan penciptaan-Nya itu semua terwujud. Semua ilmu yang ada di dalam otak, maka dengan pengajaran-Nya didapatkan. Semua kata yang ada dalam lisan atau tulisan di kertas, maka terjadi dengan takdir-Nya, penciptaan-Nya, dan pengajaran-Nya.



Ini merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah, dan bukti-bukti hikmah-Nya. Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Kesimpulannya, bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala memperkenalkan diri kepada hamba-hamba-Nya dengan mengajarkan hikmah-Nya kepada mereka yang mencakup tulisan, ucapan dan arti. Jadi ilmu adalah salah satu dalil yang menunjukkan tentang Allah Subhanahu wa Ta’ala, bahkan merupakan dalil yang paling agung dan paling jelas. Dan cukuplah ini sebagai bukti keutamaan dan kemuliaan ilmu. [Syahida.com /ANW]

==

Sumber: Kitab Buah Ilmu, Oleh: Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Penerjemah: Fadhli Bahri, Lc., Penerbit: Pustaka Azzam

Share this post

PinIt
scroll to top