Rubrik: Sosial

Antara Doa Nabi Ibrahim AS, Doa Nabi Muhammad SAW, Wabah COVID-19, dan Dajjal

Advertisement

Peta penyebaran pandemi COVID-19 di seluruh dunia. (WHO, 28/3/2020)

Doa Nabi Ibrahim AS untuk Mekah

Syahida.com – Suatu ketika, Nabi Ibrahim AS pernah berdoa kepada Allah SWT untuk negeri Mekah. Doa tersebut terekam dalam Al-Quran surat Al-Baqarah sbb:

وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اجْعَلْ هٰذَا بَلَدًا اٰمِنًا وَّارْزُقْ اَهْلَهٗ مِنَ الثَّمَرٰتِ مَنْ اٰمَنَ مِنْهُمْ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ

“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berdoa, ‘Ya Tuhanku, jadikanlah (negeri Mekah) ini negeri yang aman dan berilah rezeki berupa buah-buahan kepada penduduknya, yaitu di antara mereka yang beriman kepada Allah dan hari kemudian,’” (QS. Al-Baqarah: 126)

Lalu Allah SWT mengabulkan doa nabi Ibrahim AS tersebut. Hal ini dapat kita pelajari pada firman Allah SWT sbb,

اَوَلَمْ نُمَكِّنْ لَّهُمْ حَرَمًا اٰمِنًا يُّجْبٰٓى اِلَيْهِ ثَمَرٰتُ كُلِّ شَيْءٍ رِّزْقًا مِّنْ لَّدُنَّا وَلٰكِنَّ اَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَ

“(Allah berfirman) Bukankah Kami telah meneguhkan kedudukan mereka dalam tanah haram (tanah suci) yang aman, yang didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari segala macam (tumbuh-tumbuhan) sebagai rezeki (bagimu) dari sisi Kami? Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (QS. Al-Qasas: 57)

Dan pada ayat lain sbb,



اَوَلَمْ يَرَوْا اَنَّا جَعَلْنَا حَرَمًا اٰمِنًا وَّيُتَخَطَّفُ النَّاسُ مِنْ حَوْلِهِمْ

“Tidakkah mereka memperhatikan, bahwa Kami telah menjadikan (negeri mereka) tanah suci yang aman, padahal manusia di sekitarnya saling merampok.” (QS. Al-‘Ankabut: 67)

Perhatikan frasa الْبَلَدَ اٰمِنًا (baladan aaminan / negeri yang aman) pada surat Al-Baqarah ayat 126, serta frasa حَرَمًا اٰمِنًا (haraman aaminan / tanah suci yang aman / tanah haram yang aman) pada surat Al-Qasas ayat 57 dan surat Al-‘Ankabut ayat 67. Kedua frasa tersebut sama-sama mengandung istilah “aaminan” yang berarti aman, menunjukkan dikabulkannya doa nabi Ibrahim AS, sehingga sering kali Mekah disebut sebagai negeri yang aman, tanah suci yang aman, atau tanah Haram yang aman.

Doa Nabi Muhammad SAW untuk Madinah

Ketika Nabi Muhammad SAW diutus, kota Madinah pernah dilanda sebuah wabah penyakit (tha’un). Akibat wabah tersebut, Abu Bakar RA pun sakit. Peristiwa wabah penyakit di Madinah ini menyebabkan Rasulullah SAW berdoa, sebagaimana yang terekam dalam hadits berikut ini:

عَائِشَةَ قَالَتْ قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ وَهِيَ أَوْبَأُ أَرْضِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ فَاشْتَكَى أَبُو بَكْرٍ قَالَتْ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْمَدِينَةَ كَحُبِّنَا مَكَّةَ أَوْ أَشَدَّ وَصَحِّحْهَا وَبَارِكْ لَنَا فِي مُدِّهَا وَصَاعِهَا وَانْقُلْ حُمَّاهَا فَاجْعَلْهَا فِي الْجُحْفَةِ

Aisyah berkata: “Rasulullah SAW datang ke Madinah yang dia adalah bumi Allah Azza Wajalla yang paling berwabah hingga Abu Bakar sakit.” (Aisyah) berkata: Akhirnya Rasulullah SAW bersabda: “Ya Allah, jadikanlah cinta kami kepada Madinah sebagaimana cinta kami kepada Mekah atau lebih dari itu. Dan, jadikan Madinah iklim yang sehat, dan berkahilah Madinah dalam mudnya dan sha’nya dan pindahkanlah panas Madinah dan jadikan kepindahannya di Juhfah.” (HR. Musnad Ahmad: 23153)

Dalam hadits lain, lebih dirinci bahwa dalam doanya beliau juga menyebut-nyebut tentang doa Nabi Ibrahim untuk kota Mekah. Haditsnya yaitu sebagai berikut:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لِأَهْلِ الْمَدِينَةِ فِي مَدِينَتِهِمْ وَبَارِكْ لَهُمْ فِي صَاعِهِمْ وَبَارِكْ لَهُمْ فِي مُدِّهِمْ اللَّهُمَّ إِنَّ إِبْرَاهِيمَ عَبْدُكَ وَخَلِيلُكَ وَإِنِّي عَبْدُكَ وَرَسُولُكَ وَإِنَّ إِبْرَاهِيمَ سَأَلَكَ لِأَهْلِ مَكَّةَ وَإِنِّي أَسْأَلُكَ لِأَهْلِ الْمَدِينَةِ كَمَا سَأَلَكَ إِبْرَاهِيمُ لِأَهْلِ مَكَّةَ وَمِثْلَهُ مَعَهُ إِنَّ الْمَدِينَةَ مُشَبَّكَةٌ بِالْمَلَائِكَةِ عَلَى كُلِّ نَقْبٍ مِنْهَا مَلَكَانِ يَحْرُسَانِهَا لَا يَدْخُلُهَا الطَّاعُونُ وَلَا الدَّجَّالُ مَنْ أَرَادَهَا بِسُوءٍ أَذَابَهُ اللَّهُ كَمَا يَذُوبُ الْمِلْحُ فِي الْمَاءِ

Rasulullah SAW bersabda: “Ya Allah berikanlah keberkahan kepada penduduk Madinah di kota mereka dan berkahilah mereka dalam setiap sha’ mereka dan berkahilah dalam setiap Mud mereka. Ya Allah, sesungguhnya Ibrahim adalah hamba-Mu dan kekasih-Mu dan aku juga hamba dan utusan-Mu. Ibrahim telah memohon kepada-Mu untuk penduduk Makkah dan aku memohon kepada-Mu untuk penduduk Madinah sebagaimana Ibrahim memohon kepada-Mu untuk penduduk Makkah dan semisalnya bersamanya. Sesungguhnya Madinah itu dijaga oleh para Malaikat, yang di setiap jalannya ada dua Malaikat yang menjaganya, tidak akan dimasuki oleh wabah penyakit dan Dajjal. Barang siapa hendak melakukan keburukan di dalamnya, maka Allah akan menjadikannya meleleh sebagaimana melelehnya garam di dalam air.” (HR. Musnad Ahmad: 1507)

Hadits serupa juga terdapat pada hadits berikut ini:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لِأَهْلِ الْمَدِينَةِ فِي مَدِينَتِهِمْ وَبَارِكْ لَهُمْ فِي صَاعِهِمْ وَبَارِكْ لَهُمْ فِي مُدِّهِمْ اللَّهُمَّ إِنَّ إِبْرَاهِيمَ عَبْدُكَ وَخَلِيلُكَ وَإِنِّي عَبْدُكَ وَرَسُولُكَ وَإِنَّ إِبْرَاهِيمَ سَأَلَكَ لِأَهْلِ مَكَّةَ وَإِنِّي أَسْأَلُكَ لِأَهْلِ الْمَدِينَةِ كَمَا سَأَلَكَ إِبْرَاهِيمُ لِأَهْلِ مَكَّةَ وَمِثْلَهُ مَعَهُ إِنَّ الْمَدِينَةَ مُشْتَبِكَةٌ بِالْمَلَائِكَةِ عَلَى كُلِّ نَقْبٍ مِنْهَا مَلَكَانِ يَحْرُسَانِهَا لَا يَدْخُلُهَا الطَّاعُونُ وَلَا الدَّجَّالُ فَمَنْ أَرَادَهَا بِسُوءٍ أَذَابَهُ اللَّهُ كَمَا يَذُوبُ الْمِلْحُ فِي الْمَاءِ

Rasulullah SAW bersabda: “Ya Allah berkahilah penduduk Madinah di Madinah mereka, berkahilah mereka dalam sha` mereka, berkahilah mereka dalam mud mereka. Ya Allah, sesungguhnya Ibrahim adalah hamba-Mu dan kekasih-Mu, dan aku juga hamba-Mu dan Rasul-Mu, sesungguhnya Ibrahim telah memohon kepada-Mu untuk kebaikan penduduk Makkah, dan aku memohon kepada-Mu untuk kebaikan penduduk Madinah sebagaimana Ibrahim telah memohon kepada-Mu untuk kebaikan penduduk Makkah dan semisalnya bersamanya. Sesungguhnya Madinah diliputi oleh para Malaikat, pada setiap jalan bukitnya ada dua malaikat yang menjaganya, maka Madinah tidak akan dimasuki oleh wabah penyakit dan tidak pula Dajjal, dan siapa saja yang hendak berbuat buruk kepada Madinah maka Allah akan mencairkannya sebagaimana garam yang mencair di dalam air.” (HR. Musnad Ahmad: 8023)

Sebagaimana doa Nabi Ibrahim AS, doa Rasul SAW tersebut juga dikabulkan oleh Allah SWT. Hal ini sebagaimana ditegaskan pada kedua hadits di bawah ini:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى أَنْقَابِ الْمَدِينَةِ مَلَائِكَةٌ لَا يَدْخُلُهَا الطَّاعُونُ وَلَا الدَّجَّالُ

Rasulullah SAW bersabda: “Jalan-jalan Madinah dijaga oleh para malaikat, sehingga kota itu tidak bisa dimasuki wabah penyakit dan dajjal.” (HR. Shahih Bukhari: 6600)

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى أَنْقَابِ الْمَدِينَةِ مَلَائِكَةٌ لَا يَدْخُلُهَا الطَّاعُونُ وَلَا الدَّجَّالُ

Rasulullah SAW bersabda: “Di jalan-jalan masuk ke kota Madinah ada Malaikat pengawal, sehingga bahaya wabah penyakit dan bahaya Dajjal, tidak dapat masuk ke kota itu.” (HR. Shahih Muslim: 2449)

Kedua hadits di atas menyebutkan istilah “wabah penyakit” (tha’un) dan istilah “Dajjal” secara bersamaan dalam sebuah kalimat. Hal ini menyiratkan bahwa terjaganya kota Madinah dari wabah penyakit akan terjadi pada saat yang sama ketika Dajjal muncul di muka bumi. Hal ini juga menyiratkan bahwa bisa jadi, pada saat bahaya Dajjal muncul di akhir zaman nanti, seluruh permukaan bumi sedang dilanda wabah penyakit, wabah penyakit sedang happening, kecuali di Madinah, karena Allah akan menjaganya sebagaimana doa Rasulullah SAW. Pertanyaannya adalah, apakah nanti wabah penyakit itu by design (misalnya senjata biologisnya Dajjal) atau alamiah? Wallahu’alam bishshawwab. Yang pasti, apa pun yang terjadi, semuanya atas izin Allah SWT.

Wabah Penyakit COVID-19 dan Dajjal

Pada umumnya, wabah penyakit dapat disebabkan oleh bakteri atau oleh virus. Dan sejak awal tahun 2020 ini, seluruh dunia dilanda wabah penyakit COVID-19 yang disebabkan virus SARS-CoV-2 yang merupakan famili dari virus corona.

Akibat pandemi tersebut, setiap orang terpaksa harus menjalankan physical distancing atau menjaga jarak fisik satu sama lain agar tidak tertular penyakit yang umumnya bergejala demam tersebut.  Amaliah shalat berjamaah pun untuk sementara dihimbau tidak dilakukan di masjid, termasuk shalat Jumat. Hal ini untuk menghindari terjadinya penularan kepada orang banyak. Sehingga menyebabkan ruang gerak untuk beramal (dalam hal ini shalat berjamaah di masjid) akhirnya semakin sempit. Tentu saja kita perlu menghindari shalat berjamaah di masjid untuk mengantisipasi penularan. Kenikmatan duniawi pun semakin sempit untuk kita peroleh, karena untuk menghindari penularan, kita dihimbau untuk tidak keluar rumah, #DiRumahSaja .

Apakah saat ini merupakan era yang disebut dalam hadits di atas? Wallahu’alam. Yang pasti, jika suatu saat nanti Dajjal muncul, kota Madinah akan aman dari wabah penyakit.

Jadi, selain perlu memantau perkembangan situasi COVID-19 di Indonesia, ada baiknya kita perlu pantau juga situasi COVID-19 di Arab Saudi, khususnya kota Madinah. Apakah di sana masih ada wabah penyakit, atau sudah terbebas dari wabah penyakit.

Salah satu hal yang paling penting untuk kita lakukan sekarang adalah bersegera untuk beramal. Jangan tunda-tunda lagi. Rasul SAW mengingatkan:

بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنْ الدُّنْيَا

“Segeralah beramal sebelum datangnya fitnah seperti malam yang gelap gulita. Di pagi hari seorang laki-laki dalam keadaan mukmin, lalu kafir di sore harinya. Di sore hari seorang laki-laki dalam keadaan mukmin, lalu kafir di pagi harinya. Dia menjual agamanya dengan kenikmatan dunia.” (HR. Shahih Muslim: 169).

Sebagai contoh bentuk amal pada saat ini, mari kita saling tolong-menolong dalam menangani wabah COVID-19 ini, perbanyak ibadah mahdhah, dan berdoa memohon perlindungan dan pertolongan kepada Allah SWT, khususnya agar Indonesia selamat dalam melewati fenomena ini.

Note:

(syahida.com/hdn)

Advertisement
admin

Disqus Comments Loading...
Share
Kontributor:
admin

Recent Posts

Perhatian Rasulullah SAW Terhadap Tanda-Tanda Hari Kiamat (Bagian ke-1)

Tanda-tanda hari Kiamat termasuk salah satu topik yang mendapat perhatian besar dari Rasulullah SAW dalam…

4 tahun yang lalu

Perhatian Al-Quran Terhadap Tanda-Tanda Hari Kiamat

Adapun tanda-tanda peristiwa yang membicarakan dekatnya hari Kiamat, maka ayat-ayat tersebut terkesan membicarakan secara sekilas.…

4 tahun yang lalu

Sikap yang Baik dalam Menghadapi Pandemi COVID-19

“Ilusi adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah langkah pertama untuk penyembuhan”.…

4 tahun yang lalu

Pandemik, COVID-19, Babi, dan Akhir Zaman

Mengapa Nabi Isa - sebagai bagian dari umat Nabi Muhammad - malah justru membunuh babi…

4 tahun yang lalu

Antara Samiri dan COVID-19

Sejak mewabahnya COVID-19, kini hampir sebagian besar penduduk bumi dilarang untuk saling bersentuhan, harus menjaga…

4 tahun yang lalu

Ciri-ciri Orang Yang Mendapatkan Cahaya Allah

Tanpa cahaya wahyu, manusia hanya tinggal bentuknya manusia, tapi isinya binatang. Semua fasilitas jasmani yang…

4 tahun yang lalu
Advertisement

This website uses cookies.