Kisah Nabi Nuh (Bagian Ke-9) : Nabi Nuh dan Para Pengikutnya Selamat dari Azab Allah

Advertisement

Ilustrasi. (Foto : infomisteri.com)

Syahida.com – Disebutkan dalam riwayat Ahli Kitab, Allah berfirman kepada Nuh, “Keluarlah dari kapal, keluarkan pula istri, anak-anakmu, para istri anak-anakmu dan seluruh hewan yang ada bersamamu, supaya semuanya berkembang dan menjadi banyak di bumi.” Mereka semua keluar, kemudian Nuh mendirikan tempat penyembelihan hewan kurban untuk Allah ‘Azza wa Jalla, lalu mengambil sebagian dari seluruh hewan dan burung yang halal, lalu ia sembelih untuk mendekatkan diri kepada Allah ‘Azza wa Jalla, Allah kemudian berjanji pada Nuh untuk tidak menimpakan lagi banjir bah kepada penduduk bumi.

Sebagai pengingat akan janji ini, Allah memberikan tanda kepada Nuh berupa pelangi di awan, yang menurut riwayat dari Ibnu Abbas sebagai jaminan aman dari banjir bah. Sebagian menyatakan, ini mengisyaratkan bahwa pelangi adalah busur tanpa senar. Intinya, awan tempat pelangi berada tidak akan mendatangkan banjir lagi seperti yang pernah terjadi.

Sekelompok orang bodoh dari Persia dan India mengingkari adanya banjir bah ini, sementara sebagian lainnya mengakui. Mereka berkata, “Banjir tersebut hanya menimpa bumi Babilonia dan tidak sampai ke tempat kami.” Mereka juga mengatakan, “Kami mewarisi kerajaan secara turun temurun, dari seorang pembesar ke pembesar berikutnya, sejak Komores, Adam maksudnya, hingga saat ini.”

Pernyataan ini di ungkapkan kaum Majusi penyembah api dan para pengikut setan. Pernyataan ini tidak lain hanya sophisme, pengingkaran dan kebodohan luar biasa, penentangan terhadap hal-hal nyata, dan pendustaan terhadap Rabb bumi dan langit.

Seluruh pemeluk agama yang menukil riwayat dari para utusan Allah, di samping riwayat-riwayat mutawattir sebagian besar orang sepanjang zaman sepakat menyebut terjadinya banjir besar ini. Banjir ini merata di seluruh permukaan bumi dan Allah tidak menyisakan seorang kafir pun, sebagai jawaban atas doa nabi-Nya yang dikuatkan dengan pertolongan dan terjaga dari kesalahan serta dosa, disamping sebagai perwujudan dari takdir yang telah ditetapkan sebelumnya. [Syahida.com]

– Bersambung…

Sumber : Kitab Ibnu Katsir, Kisah Para Nabi, Kisah 31 Nabi dari Adam Hingga Isa, Versi Tahqiq



Advertisement
Admin Syahida

Disqus Comments Loading...
Share
Kontributor:
Admin Syahida

Recent Posts

Perhatian Rasulullah SAW Terhadap Tanda-Tanda Hari Kiamat (Bagian ke-1)

Tanda-tanda hari Kiamat termasuk salah satu topik yang mendapat perhatian besar dari Rasulullah SAW dalam…

4 tahun yang lalu

Perhatian Al-Quran Terhadap Tanda-Tanda Hari Kiamat

Adapun tanda-tanda peristiwa yang membicarakan dekatnya hari Kiamat, maka ayat-ayat tersebut terkesan membicarakan secara sekilas.…

4 tahun yang lalu

Sikap yang Baik dalam Menghadapi Pandemi COVID-19

“Ilusi adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah langkah pertama untuk penyembuhan”.…

4 tahun yang lalu

Pandemik, COVID-19, Babi, dan Akhir Zaman

Mengapa Nabi Isa - sebagai bagian dari umat Nabi Muhammad - malah justru membunuh babi…

4 tahun yang lalu

Antara Samiri dan COVID-19

Sejak mewabahnya COVID-19, kini hampir sebagian besar penduduk bumi dilarang untuk saling bersentuhan, harus menjaga…

4 tahun yang lalu

Antara Doa Nabi Ibrahim AS, Doa Nabi Muhammad SAW, Wabah COVID-19, dan Dajjal

Sejak awal tahun 2020 ini, seluruh dunia dilanda wabah penyakit COVID-19 yang disebabkan virus SARS-CoV-2…

4 tahun yang lalu
Advertisement

This website uses cookies.