Rubrik: Ibadah

Tidak Shalat Subuh Karena Shalat Tahajud

Advertisement

Ilustrasi. (Foto : mapip.sch.id)

Syahida.com – Sudah maklum bahwa Qiyamullail (bangun malam, shalat malam) adalah Shalat yang paling utama setelah shalat wajib. Ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu  bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

“Shalat yang paling utama setelah yang fardhu adalah shalat malam.”[1]

Sungguh, Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam telah melaksanakan shalat malam sampai bengkak kedua kaki beliau. Itu beliau lakukan sebagai manifestasi syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan memenuhi perintah-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Dan pada sebagian malam hari, kerjakanlah shalat Tahajud sebagai suatu ibadah tambahan bagi kalian; mudah-mudahan Rabb kalian mengangkat kalian ke tempat yang terpuji.” (Al-Isra’: 17: 79)

Meskipun Qiyamullail berpahala besar namun tidak selayaknya seseorang menyibukkan diri dengannya sampai tidak mampu atau tertidur dari melaksanakan shalat Subuh.  Abu Hamid Al-Ghazali menyebut orang yang sibuk shalat malam sehingga subuhnya ketinggalan sebagai orang yang membangun sebuah istana tetapi membinasakan satu kota.

Imam Malik dalam Al-Muwatha’ menulis bahwa suatu hari Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu tidak mendapati Sulaiman bin Abu Khatsmah saat shalat Subuh. Pagi itu Umar pergi ke pasar, rumah Sulaiman berada diantara pasar dan masjid Nabawi. Dalam perjalanan Umar bertemu dengan Syifa’, Ibu Sulaiman. Umar bertanya, “Subuh tadi saya tidak melihat Sulaiman, ada apa?” Syifa’ menjawab, “Semalam dia bangun shalat. Setelah itu dia diserang kantuk hebat.” Umar pun berkata, “Bisa mengikuti shalat Subuh berjamaah lebih aku sukai daripada shalat semalaman suntuk.”[2]

Jika bergadang untuk mengerjakan amalan sunnah saja dilarang jika mengakibatkan tidak mengerjakan shalat Subuh (pada waktunya dan berjamaah), lantas bagaimana dengan orang yang bergadang dan menghabiskan malam dengan permainan dan obrolan yang tidak ada manfaatnya, kemudian tidur dan tidak mengerjakan shalat Subuh?! [Syahida.com]

 



Sumber: Sulitkah Shalat Subuh Tepat Waktu? oleh Samir Al-Qarny bin Muhammad Riziq

 

[1] Mukhtashar Shahih Muslim hadits no. 601. Shahih Sunan At-Tirmidzi hadits no. 439, dan Shahih Sunan Ibnu Majah hadits no. 1742.

[2] Al-Muwaththa’, 1/131.

Advertisement
AS

Disqus Comments Loading...
Share
Kontributor:
AS

Recent Posts

Perhatian Rasulullah SAW Terhadap Tanda-Tanda Hari Kiamat (Bagian ke-1)

Tanda-tanda hari Kiamat termasuk salah satu topik yang mendapat perhatian besar dari Rasulullah SAW dalam…

4 tahun yang lalu

Perhatian Al-Quran Terhadap Tanda-Tanda Hari Kiamat

Adapun tanda-tanda peristiwa yang membicarakan dekatnya hari Kiamat, maka ayat-ayat tersebut terkesan membicarakan secara sekilas.…

4 tahun yang lalu

Sikap yang Baik dalam Menghadapi Pandemi COVID-19

“Ilusi adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah langkah pertama untuk penyembuhan”.…

4 tahun yang lalu

Pandemik, COVID-19, Babi, dan Akhir Zaman

Mengapa Nabi Isa - sebagai bagian dari umat Nabi Muhammad - malah justru membunuh babi…

4 tahun yang lalu

Antara Samiri dan COVID-19

Sejak mewabahnya COVID-19, kini hampir sebagian besar penduduk bumi dilarang untuk saling bersentuhan, harus menjaga…

4 tahun yang lalu

Antara Doa Nabi Ibrahim AS, Doa Nabi Muhammad SAW, Wabah COVID-19, dan Dajjal

Sejak awal tahun 2020 ini, seluruh dunia dilanda wabah penyakit COVID-19 yang disebabkan virus SARS-CoV-2…

4 tahun yang lalu
Advertisement

This website uses cookies.