Rumah: Jendela Dunia, Miniatur Semesta

Advertisement

Ilustrasi. (Foto : muslimvillage.com)

Syahida.com – Membentuk keluarga yang cinta ilmu perlu ditunjang dengan suasana rumah yang mendukung anak dan seluruh anggota keluarga dalam belajar. Sebab, belajar tak hanya berkaitan dengan tugas-tugas sekolah. Sejatinya, belajar adalah upaya kita memahami kearifan semesta. Dewi Utama Fayza, pemerhati pendidikan yang juga staf Kementarian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan tips berikut ini.

  1. Sediakan sudut membaca dalam rumah. Tak cukup satu, buat beberapa sudut nyaman dengan buku-buku dalam jangkauan anak. Bantu anak-anak memahami apa yang mereka baca. Biasakan mendongeng kepada anak usia 1-9 tahun, agar mereka belajar mendengarkan. Anak yang lebih besar dan beranjak remaja, dapat kita ajak berdiskusi agar ia terbiasa merangkum pengetahuan secara sistematis sesuai pemahamannya.
  2. Ciptakan rutinitas. Rutinitas membantu anak mandiri karena ia akan terbiasa melakukan sendiri kegiatan rutinnya setiap hari dan belajar berkomitmen. Pukul berapa ia harus siap sekolah, pukul berapa ia harus shalat, mengaji, belajar dan pukul berapa ia boleh menonton televisi atau bermain. Sesuaikan pejadwalan rutinitas dengan tahapan usia dan kemampuan anak.
  3. Bangun kebiasaan belajar bersama-sama. Orangtua harus menghilangkan kesan bahwa kewajiban belajar hanya pada anak, orangtua tak perlu lagi belajar. Pada jam belajar yang disepakati, selepas Isya atau Subuh dan dampingilah mereka. Tidak mesti dengan mengajari. Saat anak-anak mengerjakan PR misalnya, Anda juga membaca buku dekat mereka, jangan malah menonton sinetron.
  4. Buat miniatur alam di rumah, dengan akuarium atau kolam ikan dan tumbuh-tumbuhan. Anak bisa mengamati kehidupan ikan di kolam, atau ulat yang memakan dedaunan, burung yang membuat sarang di pohon. Cobalah menumbuhkan tunas dari tanaman sayuran yang ada di dapur kita. Kacang hijau yang berkecambah di kapas basah, daun yang muncul dari bawang, kentang yang tumbuh tunasnya, adalah hal-hal menakjubkan bagi anak. Dari sini, anak mempelajari keterkaitannya dengan semesta.
  5. Jadikan suasana rumah menyenangkan untuk belajar. Rumah yang sejuk, tenang dan rapi pasti membuat kegiatan belajar di rumah menyenangkan. Sebuah hasil penelitian tentang cara kerja otak mengungkapkan, bagian pengendali memori dalam otak akan mudah menerima dan merekam informasi yang masuk jika berada dalam suasana yang menyenangkan.

Namun tetap saja, yang paling penting adalah teladan dari orangtua. Merekalah guru utama anak yang seharusnya menjadi pendidik pertama. Anak belajar dari orangtua, orangtua pun belajar dari anak. “Karena anak juga bagian dari tanda-tanda kebesaran Allah yang harus kita pahami,” pungkas pendiri TK Kampong Rama-Rama ini. [Syahida.com]

Sumber: Majalah Ummi No.6 | XXVI

Advertisement
AR

Disqus Comments Loading...
Share
Kontributor:
AR

Recent Posts

Perhatian Rasulullah SAW Terhadap Tanda-Tanda Hari Kiamat (Bagian ke-1)

Tanda-tanda hari Kiamat termasuk salah satu topik yang mendapat perhatian besar dari Rasulullah SAW dalam…

4 tahun yang lalu

Perhatian Al-Quran Terhadap Tanda-Tanda Hari Kiamat

Adapun tanda-tanda peristiwa yang membicarakan dekatnya hari Kiamat, maka ayat-ayat tersebut terkesan membicarakan secara sekilas.…

4 tahun yang lalu

Sikap yang Baik dalam Menghadapi Pandemi COVID-19

“Ilusi adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah langkah pertama untuk penyembuhan”.…

4 tahun yang lalu

Pandemik, COVID-19, Babi, dan Akhir Zaman

Mengapa Nabi Isa - sebagai bagian dari umat Nabi Muhammad - malah justru membunuh babi…

4 tahun yang lalu

Antara Samiri dan COVID-19

Sejak mewabahnya COVID-19, kini hampir sebagian besar penduduk bumi dilarang untuk saling bersentuhan, harus menjaga…

4 tahun yang lalu

Antara Doa Nabi Ibrahim AS, Doa Nabi Muhammad SAW, Wabah COVID-19, dan Dajjal

Sejak awal tahun 2020 ini, seluruh dunia dilanda wabah penyakit COVID-19 yang disebabkan virus SARS-CoV-2…

4 tahun yang lalu
Advertisement

This website uses cookies.