Advertisement

Ilustrasi, (Foto : parent24.com)

Syahida.com – Mengingat paparan bahaya pergaulan saat ini dan berbagai kejahatan yang mengintai, istighfar sangatlah layak untuk kita jadikan bekal perlindungan anak dimana pun ia berada. Nah, Ramadhan adalah momentum tepat ayah ibu. Menanamkan hal utama ini kepada buah hati. Bagimana caranya?

Bekali dengan pemahaman

Sambil bermain atau pada saat-saat santai, ajarkan anak berbagai manfaat dari istighfar. Diantaranya, cita-citanya akan Allah akan dikabulkan dan mudah masuk surga yang terdapat banyak kenikmatan. Tekankan ke anak bahwa ayah ibu tidak selalu bisa melindunginya istighfar pada Allah-lah yang paling bisa melindungi dia dari marabahaya. Sertakan pula berbagai cerita inspiratif akan kedahsyatan istighfar sehingga anak tergugah.

Teladan dari orang tua

Anak akan lebih mudah melakukan kebaikan jika melihat contoh langung dari orang tua. Jika ayah dan ibuya sering menggumamkan zikir, termasuk istighfar, di banyak kesempatan tentu anak juga akan mudah melakukannya.

Biasakan pada banyak kesempatan

Buat kesepakatan dengan anak bahwa ayah dan ibu akan sering mengingatkannya –terutama saat anak melakukan kesalahan, emosional, tidak sabar dan bertengkar– untuk mebiasakan beristighfar. Tanamkan keyakinan, jika ia tak mau beristighfar maka setan sedang tertawa dan semakin menguasainya untuk berbuat buruk. Istighfarnya akan membuat ikatan setan lepas dan pergi.

Istighfar juga patut dibiasakan pada waktu-waktu utama untuk memohon ampun, seperti sehabis shalat, di waktu sahur dan berbuka dan di saat pagi dan petang. Jika sudah biasa, spontanitas anak juga akan dipenuhi dengan kalimat zikir.



Jangan bosan untuk mengingatkan

Mengingatkan anak untuk beristighfar pasti tak cukup sekali. orang tua tidak boleh bosan mengingatkan karena untuk membentuk kebiasaan anak, mereka harus terus-menerus diingatkan. Ketika buah hati langsung beristighfar saat menyadari kesalahannya, saat marah, sedih, atau di kesempatan lainnya, insya Allah apa yang ditanamkan orangtuanya sudah mulai menjadi habit anak. Dan tentunya, jangan berhenti sampai disitu, kawal terus kebiasaan ini.

Bentengi dengan kesabaran dan doa Anda

Sabar adalah kunci utama dalam mendidik anak. Setinggi apa pun ilmu orang tua, jika tak diiringi dengan kesabaran, ilmunya tak akan ada yang tertanam dalam diri anak. Kunci agar bisa sabar adalah doa orang tua kepada anak adalah salah satu doa yang makbul. Maka perbanyaklah doa untuk kebaikan anak, salah satunya agar anak mudah berzikir pada Allah.

Meutia Geumala

[Syahida.com]

Sumber: Ummi No.7/ XXVI/ Juli 2014/ 1435 H

Advertisement
AS

Disqus Comments Loading...
Share
Kontributor:
AS

Recent Posts

Perhatian Rasulullah SAW Terhadap Tanda-Tanda Hari Kiamat (Bagian ke-1)

Tanda-tanda hari Kiamat termasuk salah satu topik yang mendapat perhatian besar dari Rasulullah SAW dalam…

4 tahun yang lalu

Perhatian Al-Quran Terhadap Tanda-Tanda Hari Kiamat

Adapun tanda-tanda peristiwa yang membicarakan dekatnya hari Kiamat, maka ayat-ayat tersebut terkesan membicarakan secara sekilas.…

4 tahun yang lalu

Sikap yang Baik dalam Menghadapi Pandemi COVID-19

“Ilusi adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah langkah pertama untuk penyembuhan”.…

4 tahun yang lalu

Pandemik, COVID-19, Babi, dan Akhir Zaman

Mengapa Nabi Isa - sebagai bagian dari umat Nabi Muhammad - malah justru membunuh babi…

4 tahun yang lalu

Antara Samiri dan COVID-19

Sejak mewabahnya COVID-19, kini hampir sebagian besar penduduk bumi dilarang untuk saling bersentuhan, harus menjaga…

4 tahun yang lalu

Antara Doa Nabi Ibrahim AS, Doa Nabi Muhammad SAW, Wabah COVID-19, dan Dajjal

Sejak awal tahun 2020 ini, seluruh dunia dilanda wabah penyakit COVID-19 yang disebabkan virus SARS-CoV-2…

4 tahun yang lalu
Advertisement

This website uses cookies.