Tafakur

Ketika Hidup Hanya digunakan Untuk Mengejar Dunia

Advertisement

Ilustrasi. (Foto: worldometers.info)

Syahida.com – Saudara/saudari Muslimku, sekarang hidup kita hanya digunakan seputar mengejar dunia ini. Dalam waktu 10 tahun jika kamu hidup atau 20 tahun, kamu akan melihat kembali mobil yang biasa kamu gunakan dan berkata, “A’udzubillah, bagaimana mungkin aku mengemudi mobil itu?”

Anakmu, cucumu, akan menertawai ponsel yang kamu gunakan sekarang dan mereka akan berkata, “Ya Tuhan, bagaimana mungkin kakekku menggunakan ponsel yang begitu kuno?”

Apa yang kita kejar sekarang, benda yang paling didambakan orang-orang sekarang, pada suatu hari nanti hanya akan dianggap barang kuno. Kita akan menempatkannya di museum dan seseorang akan melihatnya serta berkata, “Lihatlah bagaimana orang zaman dahulu hidup. Lihatlah mobil yang mereka gunakan, ponsel yang mereka gunakan, ya Tuhan. Betapa sedikitnya yang mereka punya dan betapa banyak yang kita miliki.” Ini adalah kutukan karena mengejar dunia. Meskipun kamu memenangkan perlombaan tikusnya, kamu masih tetap seekor tikus.

Di sisi lain, mereka yang mengejar akhirat. Mereka bangun di pagi hari dan bekerja untuk Allah, bekerja mencari ridha Allah. Dan mereka menghabiskan malam mencari ridha Allah. Mereka menghabiskan hari-hari untuk membuat Muslimin bahagia, mengetahui bahwa pahala dari membuat seorang Muslim bahagia adalah Surga. Dan mereka tidur dengan bahagia mengetahui bahwa kebahagiaan terbaik adalah hari dimana mereka bertemu Allah Azza wa Jalla, ketika Allah memberikan mereka hadiah berupa surga.

Mereka yang bekerja untuk akhirat, sangat sedikit jumlahnya di zaman sekarang. Tapi karena sedikit itulah, kita jadi menyadari betapa indahnya hidup ini. Hasal al Bashri, dia berkata dalam sebuah pernyataan, “Wahai pemuda dan pemudi, bekerjalah untuk akhirat karena sesungguhnya aku menemukan dalam hidupku bahwa siapapun yang bekerja untuk akhirat, Allah juga akan memberikannya kebahagiaan di dunia.” Kemudian dia melanjutkan dan berkata, “Tapi aku tidak pernah menemukan dalam hidupku, siapapun yang bekerja untuk dunia mendapatkan apapun untuk akhiratnya.”

Bahwa bekerja untuk akhirat adalah untuk membebaskan dirimu, bahwa menjadi hamba Allah Azza wa Jalla adalah pembebasan dari perbudakan dan segala hal lainnya. Bahwa bekerja untuk akhirat, bekerja dalam proyek dakwah, bekerja untuk mengundang orang-orang kepada Islam, bekerja sebagai guru Agama Islam, bekerja untuk belajar Islam, atau proyek Islami yang bermanfaat bagi umat Muslim. Saudaraku, merekalah orang-orang yang kehidupannya diberi kecukupan oleh Allah SWT. [Syahida.com/ANW]

==

Sumber: The Merciful Servant/Youtube/Lampu Islam



Advertisement
Admin Syahida

Disqus Comments Loading...
Share
Kontributor:
Admin Syahida
Keyword: duniarenungan

Recent Posts

Perhatian Rasulullah SAW Terhadap Tanda-Tanda Hari Kiamat (Bagian ke-1)

Tanda-tanda hari Kiamat termasuk salah satu topik yang mendapat perhatian besar dari Rasulullah SAW dalam…

3 tahun yang lalu

Perhatian Al-Quran Terhadap Tanda-Tanda Hari Kiamat

Adapun tanda-tanda peristiwa yang membicarakan dekatnya hari Kiamat, maka ayat-ayat tersebut terkesan membicarakan secara sekilas.…

3 tahun yang lalu

Sikap yang Baik dalam Menghadapi Pandemi COVID-19

“Ilusi adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah langkah pertama untuk penyembuhan”.…

4 tahun yang lalu

Pandemik, COVID-19, Babi, dan Akhir Zaman

Mengapa Nabi Isa - sebagai bagian dari umat Nabi Muhammad - malah justru membunuh babi…

4 tahun yang lalu

Antara Samiri dan COVID-19

Sejak mewabahnya COVID-19, kini hampir sebagian besar penduduk bumi dilarang untuk saling bersentuhan, harus menjaga…

4 tahun yang lalu

Antara Doa Nabi Ibrahim AS, Doa Nabi Muhammad SAW, Wabah COVID-19, dan Dajjal

Sejak awal tahun 2020 ini, seluruh dunia dilanda wabah penyakit COVID-19 yang disebabkan virus SARS-CoV-2…

4 tahun yang lalu
Advertisement

This website uses cookies.