Kisah Penyesalan Seorang Pemabuk

kalajengking-2

Ilustrasi (ridwanaz.com)

Syahida.com – Suatu hari Yusuf bin Husain bersama Dzunnun al-Mishri di tepi sebuah saluran air. Ia melihat seekor kalajengking yang sangat besar berdiri di tepinya. Tiba-tiba seekor katak keluar dari dalam air, lalu kalajengking itu menaikinya dan katak itu mulai berenang hingga sampai di seberang.

“Kalajengking ini punya sesuatu, mari kita ikuti,” Dzunnun berseru.

Keduanya mengikutinya. Ternyata ada seorang pria yang sedang tidur dalam keadaan mabuk. Tiba-tiba seekor ular datang dan naik dari arah pusarnya ke dadanya untuk menggigit telinganya. Kalajengking itu mencengkramnya dan menggigitnya; ular itu berbalik dan mati. Kalajengking itu kembali ke saluran air, si katak datang dan ia menaikinya hingga di seberang.

Dzunnun menggerak-gerakkan pria yang sedang tidur itu. “Anak muda, lihatlah dari apa Allah telah menyelamatkanmu; kalajengking ini datang lalu membunuh ular yang ingin menggigitmu!”

Lalu Dzunnun mendendangkan syair:

Hai orang yang lalai padahal Allah menjaganya

Dari semua bahaya yang merayap di kegelapan

Bagaimana mata tertidur dari seorang raja



Yang memberinya semua kenikmatan?

Pemuda itu bangkit dan berseru, “Tuhanku, inikah yang Engkau lakukan terhadap orang yang mendurhakai-Mu?! Lalu bagaimana kasih sayang-Mu terhadap orang yang menaati-Mu?” Kemudian ia berlari.

“Hai mau kemana?” tanya Yusuf bin Husain.

“Ke pedalaman, demi Allah, aku tidak akan kembali lagi ke kota untuk selama-lamanya!” sumpahnya.*) (syahida.com/anw)

===

 

*)Diriwayatkan dari Bakran bin Ahmad dari Yusuf bin Husain. Nama lengkap Yusuf adalah Abu Ya’qub Yusuf bin Husain ar-Razi seorang zahid dan sufi, ulama dan sastrawan. Ia gemar merantau. Ada sebagian orang yang menyifatinya sebagai zindiq. Ia adalah salah satu teman Dzunnun al-Mishri dan wafat pada tahun 304 H.

 

Sumber : Kitab At-Tawwabin, Menuju Surga-Mu

 

Share this post

PinIt
scroll to top