Menjauhkan Diri dari Majalah Porno

Ilustrasi. (bimbingan.org)

Ilustrasi. (bimbingan.org)

Syahida.com – Perilaku yang salah :  Syahwat dan syubhat banyak menguasai pikiran manusia, di era menjamurnya kekosongan pikiran dan aktivitas raga. Kondisi demikian, mendorong mereka melahap koran, majalah atau tabloid yang judul, artikel dan kata-katanya sangat cabul, merangsang dan membangkitkan gairah seksual, mengajak pada perilaku permisif, hina dan jauh dari etika.

Tak hanya sebatas untaian kata, media cetak tersebut seringkali dihiasi dengan gambar-gambar wanita jalang, telanjang, menonjolkan aurat yang sering menghiasi cover depan. Sedang di dalamnya, lebih-lebih ia memuat gambar kotor atau aktris film dan berita-berita seputar gosip yang menerpa mereka. Jadilah benak khayalan dijejali kabar-kabar para selsebritis nista yang sekaligus menjadi buah bibir gunjingan setiap saat. Khalayak sangat getol mengikuti berita terbaru seputar selebritis yang digandrunginya, yang diberitakan tanpa tedeng aling-aling dan tanpa malu serta dijajakan dengan suara lantang melalui mikrofon. Tujuannya hanya sekedar menjual koran, walaupun dengan menyebarkan berita rendahan di antara manusia. Menyebarkan berita rendahan diantara manusia. Mereka sama sekali tidak menghiraukan kemashlahatan agama dan dunia mereka. Malah, mereka menjadi tameng terhadap penyakit kronis ini.

Diantara indikasi asusila koran dan majalah ini, adalah ketika banyak wanita yang menulis artikel berisi pengalaman hubungan seksual baik rayuan, cinta dan kisah-kisah cinta yang membangkitkan gairah pemuda, yang membuat hati pemuda terbakar asmara dan tenggelam dalam khayalan yang tidak ada realitasnya seperti fatamorgana yang disangka air oleh orang-orang dahaga, yang apabila mereka mendatanginya maka mereka tidak mendapati apapun juga selain dari kegelisahan jiwa, kebekuan pikiran dan cinta yang haram.

Ada memang polesan-polesan pemanis bibir yang ditampilkan media cetak tersebut. Dimana mereka memuat pula asma Allah Subhanahu wa Ta’ala , Al-Qur’an atau hadits Nabi Shalallahu ‘Alaihi wasallam. Ironisnya, lembaran media cetak yang memuat nilai-nilai sakral dan ayat-ayat suci tadi bernasib menjadi pembungkus sandwich, makanan dan snack. Setelah itu, ketika tidak dibutuhkan lagi, lembaran-lembaran tadi di buang ke tempat sampah, tempat najis dengan tanpa mempedulikan kandungan didalamnya. Setelah dibuang, lembaran-lembaran tadi diambil lagi dan dijadikan alas duduk dan sambil memakan makanan yang lezat dan enak, sedangkan asma Allah tertulis di dalamnya dan mereka sama sekali tidak memiliki kepeduliannya.

Banyak ragam majalah atau tabloid dengan karakteristik tersendiri. Ada majalah yang mengambil tema khusus dalam memecahkan problematika cinta bagi ABG putera dan puteri. Ada majalah yang khusus mengarahkan kaum muslimah agar membenci pakaian yang menutup aurat dan mengajak kaum wanita untuk menjajakan kecantikannya pada oang lain, buka-bukaan dan menyesatkan kaum muda-mudi. Majalah lainnya sibuk mengupas detail masalah seputar wanita. Majalah demikian sangat gencar memprogandakan emansipasi, isu gender, persamaan hak dengan pria dan kesetaraan tapi dengan satu syarat utama, jauh dari agama dan tuhannya untuk menjadikannya mudah terpedaya isu tersebut lalu dengan demikian, para wanita muslimah dengan sukarelawan yang menjadi penebar dekadensi moral.

Perilaku Yang Benar

Sepatutnya kita mewaspadai majalah-majalah, tabloid-tabloid, koran-koran di atas. Juga wajib menjauhkan diri dari fitnah-fitnah yang jelas terlihat dan fitnah-fitnah yang tersembunyi. Juga kita harus berhati-hati, jangan sampai media-media demikian masuk ke rumah kita yang akhirnya di konsumsi keluarga dan anak-anak kita, untuk kemudian tanpa disadari, menjadi biang penghancur dan pengikis nilai-nilai moral, agama dan nilai etika yang mulia.

Selain itu, para malaikat tidak akan memasuki rumah yang terdapat di dalamnya gambar-gambar. Lalu apa gerangan jika suatu rumah tidak dimasuki malaikat? Apakah rumah demikian akan dapat hidup dengan tentram? Oleh karena itu, haram hukumnya untuk membeli, menjual atau menerima majalah-majalah urakan di atas. Allah Ta’ala telah memberi kecukupan kepada kita untuk tidak mengkonsumsi media demikian. Maka jangan sampai dirimu membuat majalah atau koran seperti itu jatuh ke tangan anak-anakmu. Karena paling minimal bahanya, adalah membuang waktu dan uang karena membelanjakannya untuk seseuatu yang tidak berguna, tidak ada artinya dan tidak ada kebaikannya.



Kita pun wajib meniadakan penyebaran perbuatan dosa pada masyarakat, sehingga manusia tidak meremehkan dosa dan terbiasa melakukannya. Jika demikian kondisinya, maka masyarakat tersebut tengah sakit yang harus diobati secara khusus.

Sesungguhnya Allah Ta’ala Maha Lembut, Maha Penututp Aib, Ia tidak ridha jika ridha jika aib dan cela tersebar di masyarakat secara terbuka. Mulai sekarang, selayaknya kita giat menebar kemuliaan bukan kehinaan. Agar kebaikan dan perbaikan menebar di kalangan khalayak.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan sekeluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At-Tahrim:6)

Seandainya saja manusia menghabiskan umurnya dalam urusan yang dapat memberinya manfaat, seperti mentadaburi Kitabullah dan mengikuti sunnah Rasul-Nya yang terpilih sebenarnya itu lebih baik daripada kesia-siaan yang melalaikan yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan rasa lapar. Bagi kita wajib hukumnya tidak mempergunakan lembaran-lembaran kertas koran-koran, tabloid-tabloid, dan majalah-majalah ini kecuali setelah kita memeriksanya. Jika sekiranya kita menemukan sesuatu bersentuhan dengan agama, maka kita wajib mengumpulkannya dan menjaganya, baik dengan cara membakarnya atau melemparnya ke laut di mana terdapat air yang mengalir.

Dan merupakan tindakan preventif, ketika kita menjauhi menulis asma Allah Subhanahu wa Ta’ala pada surat atau kertas ketika memulai menulis, khawatir nanti terbuang ke dalam keranjang sampah. Allah subhanahu wa Ta’ala berfirman,

“Dan barangsiapa yang mengagungkan syi’ar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” (al-Hijr: 32)

Akhirnya kami tunjukkan melalui buku suatu himbauan kepada pihak-pihak yang bertaanggung jawab terhadap koran, tabloid dan majalah ini, takutlah kalian kepada Allah atas anak-anak kalian dan istri-istri kalian. Karena sesungguhnya kalianlah yang bertanggung jawab atas munculnya ekses-ekses negatif akibat dari apa yang kalian sebarkan. Karenea sesungguhnya kalian adalah parameter masyarakat. Kalian mampu membangkitkan masyarakat menuju keutamaan, sehingga mereka menjadi masyarakat hewani. Ketika suatu masyarakat menjadi masyarakat hewani, maka mereka tidak mungkin mampu tunduk terhadap perintah-perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala, melebihi ketundukan  mereka terhadap perintah-perintah hamba-hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dalam kondisi dan situasi demikian, masyarakat seperti ini akan mengalami kekacauan yang tiada habisnya. Di akhirat kelak, kalian akan disidang dihadapan Allah. Dia akan meminta pertanggung jawab kalian atas apa yang kalian tulis, gambarkan dan sebarkan. Di hari-hari luang selama di dunia. Ketika itu, tidak berguna lagi harta dan tidak berguna lagi anak, kecuali mereka yang datang kepada Allah dengan hati yang damai. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al-Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya, ‘Ini dari Allah’, (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang mereka kerjakan.” (Al-Baqarah: 79)

[Syahida.com]

Sumber : Kitab 40 Kebiasaan Buruk Wanita, Abu Maryam bin Zakaria

Share this post

PinIt
scroll to top