Inilah Biodata Iblis

Ilustrasi.

Ilustrasi.

Syahida.com – Ragam mitos makhluk halus. Siapa yang tidak kenal dengan kuntilanak, genderuwo atau pocong, hantu-hantu itu dulunya menjadi sosok menakutkan bagi masyarakat kita bentuknyapun beragam sesuai dengan mitos daerah yang berkembang di masyarakat. Virus makhluk ghaib ini makin kuat dengan hadirnya mereka di dalam film bergenre horor akhirnya setan bisa masuk ke dunia hiburan dan siapapun bisa suka dengan setan masa kini. Karena setan dalam film belum tentu menyeramkan sering kali malah lucu dan bersahabat dengan anak-anak manusia.

Dalam ajaran Islam makhluk halus itu disebut jin. Secara kodrat jin dan manusia sangatlah berbeda. Allah memang menciptakan berbeda dari alam hidupnya hingga cara berkomunikasi. Namun aneh memang jika ada sebagian manusia yang berteman dengan jin dan meminta bantuan kepada jin. Padahal jin tidak boleh kita jadikan sahabat layaknya sahabat di sekolah, di pengajian, atau sahabat di kantor. Perbedaan alam antara manusia dan jin membuat kita manusia tidak bisa mengukur ketulusan dan kemampuan jin. Maka sahabat seperti apa yang kita harapkan jika wujud ketulusan dan kemampuannya tidak kita ketahui.

Inilah yang disebut Allah dengan orang-orang musyrik, aktivitas sebagian masyarakat yang berkerjasama dengan jin bahkan ada juga yang menyembah dan meminta perlindungannya padahal cukup hanya Allah yang layak kita sembah layak kita minta perlindungan-Nya, hanya Allah tempat kita mengadu. Disebutkan dalam al-Qur’an bahwa orang-orang musyrik:

Menjadikan jin itu sekutu bagi Allah, padahal Allah yang menciptakan jin-jin itu.” (QS: Al-An’am: 100)

Dari asal penciptaannya bangsa jin sebagaimana manusia memiliki tanggung jawab yang sama untuk menyembah Allah Azza wa Jalla.

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah kepada-Ku.” (QS: Adz-Dzariat: 56)

Maka kenalilah jin maka kita akan paham derajatnya jauh di bawah manusia. Bahkan Iblis diperintahkan oleh Allah untuk bersujud kepada Adam, kakek moyang manusia. Sebuah bukti bahwa Iblis, setan, genderuwo, wewe gombel dan bala tentaranya itu mempunyai derajat yang rendah dibanding manusia. Inilah biodata para makhluk ghaib yang terangkum dalam al-Qur’anul karim.

Iblis, Setan dan Jin



Allah ta’ala menciptakan banyak makhluk termasuk makhluk halus yang hakikatnya banyak yang tidak kita ketahui.

Tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.” (QS: Al-Isra: 85)

Untuk mengetahui makhluk ghaib satu-satunya jalan informasi yang kita dapat hanyalah melalui al-Qur’an dan Hadits Nabi. Dalam al-Qur’an setidaknya ada lima kata yang menunjuk makhluk halus dari jenis jin, yaitu kata jin, jaan, jinah, Iblis dan syaithan. Misalnya seperti dalam QS: al-Hijr: 27,

Dan Kami menciptakan Jaan sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (QS: Al-Hijr: 27)

Sebagian ulama berbeda pendapat atas apa yang dimaksud Jaan. Ada yang berpendapat bahwa Jaan adalah nenek moyang jin. Adapula ulama yang menyatakan Jaan adalah Iblis yang menggoda Adam. Menurut pakar bahasa Arab al-Jauhari Jaan menunjuk pada sekelompok bangsa jin, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Ta’ala:

Pada waktu itu (Hari Kiamat) ins (manusia) dan jaan tidak ditanya tentang dosanya (karena mereka masing-masing telah menyadarinya).” (QS: Ar-Rahman: 39)

Iblis termasuk dari bangsa jin yang membangkang perintah Allah untuk bersujud kepada Adam as, karena kesombongannya ia berkata:

“Aku lebih baik darinya (Adam) Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan Engkau menciptakannya dari tanah.” (QS: al-A’raf: 12)

Namun tidak semua bangsa jin menjadi pengikut iblis, diantaranya mereka ada yang beriman dan mereka bukan termasuk jin yang jahat. Seperti ucapan bangsa jin yang diabadikan dalam al-Qur’an:

“Sesungguhnya diantara kami ada yang saleh, dan diantara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda.” (QS: Al-Jin: 13)

Bangsa jin yang jahat inilah yang juga disebut syaithan. Mereka adalah keturunan Iblis yang berusaha menggoda manusia untuk berbuat maksiat dan puncak besar yang dilakukan manusia adalah menyekutukan Allah. Allah telah mengingatkan dalam firman-Nya:

“Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain dari-Ku, sedangkan mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang zalim.” (QS: Al-Kahfi:50)

Setan merupakan sifat yang disematkan dalam makhluk yang sifatnya membangkang, merusak dan jauh dari rahmat Allah. Sifat ini tidak hanya dimiliki oleh anak keturunan Iblis tetapi juga dimiliki oleh manusia. Seperti yang dijelaskan dalam surat An-Naas ayat 6:

(setan yang membisikan itu) dari golongan jin dan manusia.” (QS: an-Naas: 6)

Siapapun kita, jika jauh dari kebenaran dan selalu mengajak oranglain berbuat jahat maka layak disebut setan. Inilah musuh dari para nabi sepanjang sejarah. Bangsa jin memiliki kesamaan dengan manusia mereka dianugerahi Allah akal dan nafsu. Sekaligus di bebankan kewajiban syariat untuk beribadah menjalankan perintah dan menjauhi larangannya. Namun bangsa jin memiliki sifat yang tersembunyi dan tidak terlihat oleh manusia. Sedangkan mereka bisa melihat manusia.

“Sesungguhnya ia (Iblis) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu di suatu keadaan yang kamu tidak bisa melihat mereka.” (QS: al-A’raf: 27)

Lalu untuk apakah Allah menciptakan iblis dan setan bagi manusia. Ibnu Qayyim ra dalam syifa al dzaldzoli mengatakan: hikmah yang dapat ditarik dari penciptaan iblis dan setan tidak dapat diuraikan seluruhnya kecuali Allah Ta’ala yang Maha Mengetahui. Sebagian hikmahnya, dengan adanya iblis dan setan, manusia memohon perlindungan Allah untuk menolak keburukan dan menarik kemashlahatan. Iblis dan setan merupakan ujian dan cobaan bagi orang yang beriman. Sementara peristiwa pembangkangan iblis kepada Allah bisa dijadikan sebagai peringatan bahaya akan serangan kaum iblis kepada manusia.

Iblis yang bergelar setan merupakan panglima tertinggi dalam kekufuran dan kesyirikan. Iblis memliki sifat dasar angkuh hobinya menyesatkan dan menjerumuskan manusia. Cita-cita utamanya adalah semua manusia masuk neraka. Ia mengemban misi sejak kelahiran Adam as, hingga akhir kiamat. Karena Allah memberi tangguh kematian kepada Iblis. Tak ada keterangan dari al-Qur’an maupun hadits dimanakah markas iblis berada. Sedangkan keturunan iblis dari bangsa jin ini, hidup bermasyarakat sebagaimana layaknya manusia. Mereka juga terdiri dari jenis laki-laki dan perempuan kemudian melahirkan banyak keturunan. Sebagian ulama berpendapat bahwa bagsa jin bisa berhubungan badan dengan manusia bahkan melahirkan anak dari hubungan itu. Pendapat ini merujuk pemahaman firman Allah:

“...dan, berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak serta berjanjilah mereka. Tidak ada yang dijanjikan oleh setan kepada mereka melainkan tipuan belaka.” (QS: al-Isra’: 64)

Dipertegas lagi dengan doa yang diajarkan oleh Rasulullah saw sebelum berhubungan suami-istri:

Allahumma Jannibnasy-syaithon wa jannibisy-syaithon ‘amma rozaqtana. (Ya Allah hindarkan kami dari setan, dan hindarkan pula setan dari rezeki yang Engkau anugerahkan kepada kami)”

Namun, sebagian ulama memahami ayat dan doa itu tidak secara tekstual melainkan metafora. Yang dimaksud berserikat dengan setan adalah harta haram dan harta yang tidak dibenarkan dalam jalan Allah. Sedangkan yang dimaksud dengan berserikat dengan anak-anak adalah anak-anak  hasil perzinahan. Begitu pula dengan doa suami istri lebih bertujuan menciptakan suasana spritual dan kedekatan dengan Allah karena pasangan suami istri yang selalu berdzikir kepada Allah akan mempengaruhi perkembangan jiwa anak. Wallahu a’lam bishowab.

Bangsa jin juga memiliki syahwat sebagaimana manusia. Tak mengherankan jika banyak yang dirasuki jin karena disukainya. Kejadian ini sering ditemukan dalam terapi ruqyah yang merasuki seseorang mengaku jatuh cinta padanya. Banyak orang yang sering terhalang atau enggan untuk menikah, ternyata diganggu oleh jin. Begitu pula orang yang memiliki seks yang menyimpang misalnya menyukai sesama jenis merupakan salah satu bentuk gangguan jin suka atau tidak suka itulah langkah jin. Bahkan jin dapat masuk ke dalam logika otak manusia dan merasuki dalam frekuensi mimpi. Jin mampu menjelma menjadi seorang perempuan cantik atau lelaki tampan yang muncul berulang dalam mimpi karna itulah orang yang terlalu sering mimpi basah merupakan salah satu gangguan jin.

Rasulullah telah mengajarkan kepada kita untuk selalu berdoa untuk memasuki kamar mandi.

Allahumma inni A’udzubika Minal Khubutsi Wal Khobaa’Isy. (Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari gangguan jin lelaki dan jin perempuan)”

Dengan doa inilah insya Allah menutup pandangan jin untuk melihat aurat kita saat mandi karena setan akan tertarik dengan perilaku yang menyimpang seksual. Lalu bagaimanakah sesungguhnya bentuk jin?

Jin suka tinggal ditempat-tempat yang tidak dihuni manusia, seperti; padang pasir, hutan dan lautan. Jin juga suka tinggal di tempat-tempat yang telah ditinggalkan oleh manusia. Seperti rumah kosong dan bangunan yang tidak dihuni oleh manusia. Ada juga jin yang ditempati oleh manusia jin yang beriman akan senang tinggal bersama orang yang beriman. Sebaliknya jin yang kafir dan durhaka juga senang tinggal ditempat yang sama dengan perangainya. Patung dan lukisan makhluk hidup juga biasa ditempati jin.

Bangsa jin gemar menempati pasar-pasar, tempat perbelanjaan, dan tempat hiburan untuk menggoda manusia agar lalai dari batasan halal dan haram. Ada juga mereka yang tinggal di tempat-tempat pembuangan sampah karena salah satu makanan jin adalah tulang-belulang sisa makanan manusia. Sebagian mereka juga ada yang menempati toilet dan tempat kotoran lainnya.

Banyak hadits yang menyatakan jin berkeliaran saat menjelang matahari terbenam dan pada waktu gelap. Rasulullah bersabda:

Pada awal malam atau saat kalian memasuki, lindungilah anak-anak kalian karena setan berkeliaran pada saat itu. Apabila awal malam telah berlalu  biarkanmereka dan tutuplah pintu, serta sebutlah nama Allah karena setan tidak mampu membuka pintu yang tertutup (Jika disebut nama Allah ketika menutupnya).” (HR. Bukhori Muslim)

Bangsa jin makan dan minum, tapi tidak ada keterangan dari al-Qur’an maupun hadits yang menjelaskan cara mereka makan.

Dalam sebuah hadits riwayat Muslim, Rasulullah menjelaskan kepada kita untuk makan dan minum dengan tangan kanan kita dan tidak menggunakan tangan kiri sebagaimana setan. Suatu ketika Rasulullah melihat seseorang makan tanpa mengucapkan bismillah. Tapi pada suapan terakhir ia membaca “Bismillah wa awaluhu wa akhiruhu” maka Rasulullah tertawa dan bersabda:

Setan tadinya makan bersama dia, ketika dia membaca bismillah, setan memuntahkan apa yang telah masuk ke perutnya.” (HR. Ahmad, Abu Daud, dan An-Nasa’i)

Logikanya jika setan makan dan minum mereka pun buang air besar dan buang air kecil. Ternyata dalam sebuah hadits disebutkan orang yang tidur pada saat matahari terbit dan ia belum sholat subuh, setan telah kencing ditelinganya. Para ulama telah berbeda pendapat memahami hadits ini, apakah bermakna hakiki atau metafora. Wallahu a’lam.

Jin dan manusia berada dalam alam yang berbeda walaupun mendiami bumi yang sama. Bangsa jin diberi kemampuan yang tidak dimiliki manusia. Antara lain; jin dapat melihat manusia sedangkan manusia tidak mampu melihat jin dalam wujud aslinya. Karena itu orang yang melihat sosok asli jin dipastikan orang itu berbohong atau mungkin orang itu sudah bersekutu dengan jin,  hingga apa yang dilihatnya sesungguhnya penglihatan jin dalam tubuhnya kecuali jika jin itu sudah berubah bentuk kedalam wujud lain. Misalnya dalam manusia atau binatang. Perubahan bentuk ini tidaklah mudah bagi bangsa jin karena mereka harus melakukan ritual atau membaca mantra-mantra tertentu yang diajarkan oleh tukang sihir dari kalangan bangsa jin.

Dalam hadits lain Rasulullah saw juga pernah menceritakan kejadian saat beliau sholat dan diganggu oleh jin. “Sesungguhnya setan merintangiku dan berbuat kasar kepadaku untuk merusak shalatku, namun aku diberikan kekuatan oleh Allah untuk mengalahkannya hingga aku pun mencekiknya. Sungguh muncul dalam diriku keinginan untuk mengikatnya pada salah satu tiang di masjid hingga pagi hari agar kamu dapat menyaksikannya. Namun, tiba-tiba aku teringat ucapan saudaraku, Sulaiman. ‘Ya Tuhanku ampunilah aku dan berilah aku kerajaan yang tak layak buat seorang pun sesudahku.’ Maka aku pun mengusirnya dalam kehinaan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Bangsa jin yang memiliki kemampuan untuk berubah bentuk dan melakukan penampakan terhadap manusia baik berwujud manusia ataupun binatang, maka mereka akan terikat dengan hukum di alam manusia. Mereka bisa disentuh, dipukul, atau dibunuh sebagaimana dikisahkan dalam berbagai riwayat. Dalam hadits nabi kita juga memperoleh informasi bahwa ada binatang yang dapat melihat jin bahkan malaikat.

“Jika kalian mendengar gonggongan anjing atau suara keledai, mohonlah perlindungan Allah karena melihat apa yang kalian tidak lihat.” (HR. Abu Daud)

Dalam hadits lain juga dijelaskan bahwa suara ayam berkokok tanda ayam itu melihat malaikat.

Hamba-hamba setan

Kebanyakan manusia takut kepada jin padahal hakikatnya mereka lebih takut kepada manusia. Setan membisiki manusia agar takut kepada jin kemudian mencari perlindungan kepadanya. Karena itulah mereka begitu tersanjung ketika ditakuti manusia. Begitu banyak diantara kita yang mempelajari ilmu kanuragan untuk mencari kesaktian dari bangsa jin bahkan ada yang memohon kepada bangsa jin untuk mengabulkan semua keinginannya. Misalnya untuk meraih kesuksesan dalam hal karir, jabatan, harta, bahkan jodoh. Manusia menghamba kepada bangsa jin mungkin kemampuan ghaib yang mereka miliki. Bangsa jin mampu berubah bentuk dan berpindah dari suatu tempat ke tempat lain dengan cepat dan bahkan mampu menjelajahi ruang angkasa. Mereka dengan mudah mendengarkan pembicaraan para malaikat dan mengetahui peristiwa yang akan terjadi di bumi dan menyampaikannya kepada tukang ramal.

Namun sejak diutusnya Nabi Muhammad kemampuan bangsa jin sangat dibatasi. Mereka hanya mencuri berita sepotong-potong kemudian menambahnya dengan berbagai kedustaan. Karena Allah telah menjaganya seperti dijelaskan dalam al-Qur’an:

Sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit untuk mendengarkan (berita-beritanya). Tetapi,sekarang barangsiapa yang (mencoba) mendegar-dengarkan (seperti itu tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya).” (QS: al-Jinn: 9)

Sifat jin adalah mengelabui manusia dengan sihir seperti sifat para penyihir-penyihir Fir’aun yang merubah tali-tali menjadi ular. Tipuan sihir juga sering kita sering temukan misalnya benda-benda tajam berada dalam tubuh korban santet. Atau penyakit yang berada dalam tubuh manusia yang dipindahkan ke dalam tubuh binatang. Jin juga sering mengelabui manusia dengan kesaktian palsu. Manusia seolah-olah mampu memukul dan merobohkan lawannya dari jarak jauh atau tidak mempan dilukai oleh senjata tajam padahal semuanya hasil tipuan makhluk halus.

Banyak diantara kita yang percaya dengan omongan para dukun yang dapat bisikan dari bangsa jin seolah-olah mereka dapat mengetahui masalah-masalah perkara masa depan. Padahal dalam Al-Qur’an dijelaskan: “Dan sesungguhnya, kami tidak mengetahui, apakah keburukan yang dikehendaki di bagi orang yang ada dibumi ataukah Tuhan menghendaki kebaikan bagi mereka.” (QS: Al-Jinn: 10)

Allah Ta’ala menganugerahkan kepada bangsa jin dengan berbagai kemampuan yang tidak dimiliki oleh manusia. Namun,  tak berarti bangsa jin lebih mulia dari pada manusia. Allah juga sebenarnya juga menganugerahkan kepada manusia berbagai kelebihan dan jika dipakai dengan baik manusia lebih unggul daripada jin. Allah Ta’ala berfirman: “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan, kami beri mereka rejeki dari yang baik-baik, dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah kami ciptakan.” (QS: al-Israa: 70)

Setan juga sering mempengaruhi pikiran manusia sebagaimana diingatkan oleh  Rasulullah dalam sabdanya. “Setan mendatangi seseorang diantara kalian dan bertanya: ‘Siapakah yang mencipta itu? Siapakah yang mencipta ini?’ sehingga ia bertanya: ‘Siapakah yang mencipta tuhan kamu?’ maka jika ia bertanya soal itu, mintalah perlindungan dari Allah dan akhirilah (untuk melanjutkan pikiran pikiran itu).” (HR. Bukhari).

Demikianlah salah satu biodata jin insya Allah bermanfaat untuk kita. Tak ada cara untuk mengalahkan musuh kita kecuali dengan mengenalnya dengan baik sehingga kita tidak terjatuh dalam perangkapnya. [Syahida.com]

 

Share this post

PinIt
scroll to top