Ciri Keluarga Sakinah Penuh Berkah (Bagian ke-9) : Tidak Memaksakan Diri

Ilustrasi. (Foto : andysukma.com)

Ilustrasi. (Foto : andysukma.com)

Syahida.com – Dari Habbah dan Sawa’, dua putra Khalid ra, bahwa mereka datang kepada Rasulullah saw, pada saat Rasulullah sedang bekerja membangun sebuah bangunan. Ketika beliau selesai, beliau memanggil kami. Beliau bersabda : “Jangan kamu saling bersaing dalam merebut rezeki, sebab kami tidak akan ditinggalkan, karena setiap orang dilahirkan oleh ibunya telanjang tanpa sehelai kain pun, kemudian Allah memberinya pakaian dan rezeki.” (HR. Ibnu Hibban)

Dari Abu Darda’ ra, ia berkata: “Rasulullah saw bersabda: ‘Tidak pernah sehari pun matahari terbit tanpa di kedua sampingnya diutus malaikat untuk berseru yang dapat di dengar oleh seluruh penghuni bumi, kecuali hanya manusia dan jin… dan tiada sehari pun matahari terbenam, melainkan di kedua sisinya diutus malaikat yang berseru yang dapat didengarkan oleh seluruh penghuni bumi, kecuali hanya jin dan manusia, yaitu: ‘Wahai Tuhanku, berilah ganti kepada orang yang berderma dan berilah kebinasaan kepada orang yang kikir.” (HR. Ahmad, Ibnu Hibban, dan Hakim)

Penjelasan:

Yang dimaksud memaksakan diri ialah melakukan suatu hal melebihi kemampuan dirinya, baik dalam urusan pekerjaan, keuangan, maupun lainnya. Memaksakan diri merupakan perbuatan yang tidak membawa kebaikan dan kebahagian bagi yang bersangkutan.

Hadits pertama menjelaskan bahwa besar kecilnya rezeki seseorang telah ditentukan oleh Allah. Rezeki tersebut tidak akan lari dari dirinya.

Hadits kedua mengungkapkan bahwa setiap hari pagi dan sore, ada dua malaikat yang menyertai terbit dan terbenamnya matahari. Mereka memanjatkan do’a yang dapat didengar oleh semua makhluk kecuali manusia dan jin. Do’a malaikat tersebut ialah memohon kepada Allah agar orang yang pada hari itu berderma diberi ganti dan yang kikir di celakakan. Begitulah yang dilakukan oleh malaikat yang setiap hari menyertai terbit dan tenggelamnya matahari.

Rezeki ialah karunia yang Allah berikan kepada hamba-Nya agar dapat memenuhi kebutuhannya. Rezeki telah Allah gariskan untuk setiap makhluk-Nya, baik manusia maupun bukan manusia. bentuk rezeki bermacam-macam. Untuk manusia, rezekinya sesuai dengan sifat kebutuhan manusia, yaitu bersifat materiil. Kebutuhan materiil manusia berbeda dengan semut misalnya, walaupun sama-sama makhluk yang memerlukan makan.

Manusia sebagaimana halnya burung, harus berusaha untuk memperoleh rizkinya. Untuk mendapatkan rezeki, burung terbang ketempat rezekinya dari pagi hari dan baru pulang ke sarangnya pada sore hari. Begitu juga manusia, untuk mendapatkan rezeki, ia harus berusaha dan tidak boleh berdiam diri menanti jatuhnya rezeki dari langit.



Namun demikian, dalam berusaha pun manusia tidak sepatutnya memaksakan diri guna meraih rezeki yang diangan-angankannya. Hal ini akan membuatnya selalu merasa gelisah dan cemas sehingga membuat suasana keluarga jauh dari rasa tenteram, bahagia, dan damai. Ia hendaklah melakukan karena semua itu telah di tentukan oleh Allah ketetapannya. Agar seseorang tidak terperangkap dalam sikap suka memaksakan diri, hendaklah ia melakukan usaha-usaha berikut:

  1. Bekerja sesuai bidangnya
  2. Selalu bersyukur dan bertaqwa kepada Allah dalam segala sepak terjangnya
  3. Mengatasi problem-problem kehidupan dengan sikap terjangnya;
  4. Mengatasi problem-problem kehidupan dengan sikap tawakal kepada Allah dan melakukan usaha-usaha yang benar; dan
  5. Menempuh tatanan hidup yang diridahi Allah.

Keluarga yang dapat menghindarkan diri dari hal-hal yang memaksakan diri dapat menempuh kehidupan dengan ringan dan tenteram. Dengan sikap ini, terciptalah suasana sakinah penuh berkah dalam keluarganya. [Syahida.com]

—–

Bersambung….

Sumber : 25 Ciri Keluarga Sakinah Penuh Berkah dan Langkah Mewujudkannya, Drs. Muhammad Thalib

Share this post

PinIt
scroll to top