Mengapa Muslim Harus Belajar Bahasa Arab? (Bagian Ke-2)

Nouman Ali Khan

Nouman Ali Khan

Oleh : Nouman Ali Khan *)

Syahida.com – Kita lanjutkan kembali pembahasan kita tentang mengapa muslim harus belajar Bahasa Arab.

Hilangnya Keindahan Mukjizat dari Al Qur’an

Saya ingin beri 1 contoh sederhananya saja. Sebagian dari Anda mungkin pernah menulis puisi karena itu bagian dari tugas sekolah yang kemudian kamu bacakan puisi tersebut. Kita juga mungkin pernah membaca literatur seperti shakespeare atau diantara anda ada yang mungkin menyukai literatur berbahasa Urdu. Kamu membaca puisi, menilai suatu lagu atau literatur artistik lainnya dalam berbagai bahasa. Ketika anda menerjemahkan suatu puisi dari suatu bahasa ke bahasa lainnya, ketika anda menerjemahkan karya shakespeare dari Bahasa Inggris ke Bahasa Urdu atau kamu menterjemahkan karya Iqba ke dalam Bahasa Inggris, apakah keindahan bahasanya akan tetap sama? Kata-kata antar bahasa manusia saja, bisa kehilangan keindahannya bila diterjemahkan dari bahasa yang satu ke bahasa yang lain. Saya tak membicarakan maksud katanya, tapi keindahannya. Puisi itu kan tentang keindahan kan? Yang hilang itu sisi keindahannya. Kita sedang membicarakan kata-kata Allah.  Apakah ada yang meragukan keindahan bahasa-Nya? Dan jika kita terjemahkan perkataan Allah tersebut, apakah akan ada keindahan yang hilang?

Untuk menjabarkan hilangnya sisi keindahan ini saya akan beri contoh perumpamaan dari As-Suyuthi r.a. As Sayuti r.a. adalah salah satu dari ulama pertama yang menuliskan ilmu pengetahuan yang ada dalam Al-Qur’an. Beliau berkata, jika seseorang dapat membayangkan jarak antara sang Pencipta dengan ciptaan-Nya, bayangkan betapa tingginya Allah di atas makhluk ciptaan-Nya, maka kamu sudah bisa membayangkan jarak antara kata-kata sang Pencipta dengan kata-kata ciptaan makhluk-Nya. Al-Qur’an adalah perkataan sang pencipta, sementara, terjemahan adalah kata-kata makhluk ciptaan-Nya. Sudah terbayang beda jaraknya? Subhanallah. Bagaimana mungkin kamu bisa bilang yang satu bisa menggantikan yang lain, tidak mungkin bisa berpendapat seperti itu. Ini baru poin yang ke satu, hilangnya mukjizat dari al-Qur’an.

Pentingnya Bahasa Arab

Poin yang kedua akan pentingnya bahasa Arab adalah  Allah di dalam Al-Qur’an mengatakan, bahwa Dia menurunkannya berupa Al-Qur’an dengan berbahasa Arab. “Sesungguhnya Kami menjadikan Al-Qur’an dalam bahasa Arab supaya kamu memahami(nya).” (QS: 43: 3). Ada 11 kali Allah menjelaskan bahwa Al-Qur’an sebagai Bahasa Arab. Setiap muslim percaya bahwa setiap kata dari Al-Qur’an itu dari Allah, kamu tidak boleh menambahkan atau menguranginya.

Jika Allah menjelaskan bahwa Al-Qur’an itu adalah Al-Hakim seperti di surat Yasin. “Yaasin wal Quranil hakim” (Demi al-Qur’an yang penuh hikmah)”, kita tak akan bisa memisahkan antara Al-Qur’an dan hikmah, karena Allah meletakkannya bersamaan. Ketika Allah katakan, Quranan Arabiyan, apa 2 hal yang tidak bisa dipisahkan? Al-Qur’an dan Bahasa Arab. Allah letakkan bersama, kita tidak bisa pisahkan. Ditambah pula Allah katakan ‘laalakum tak’kilun’. Terjemah sederhananya adalah: “Sesungguhnya Kami menjadikan Al-Qur’an dalam Bahasa Arab supaya kamu memahami (nya).” Allah tidak hanya meletakkan kata ‘memahami ‘di dekat kata ‘Al-Qur’an’, tapi Dia juga letakkan kata itu di dekat kata ‘Al-Qur’an dalam bahasa Arab’. Maka kunci untuk memahami Al-Qur’an itu apa? Bahasa Arab. Ini baru poin yang kedua. Berapa kali Allah menyebut kata ‘Bahasa Arab’ di dalam al-Qur’an? 11 kali.



Sangat Lengkapnya Kosa Kata Bahasa Arab  

Sekarang poin yang ketiga, apalagi yang hilang selain sisi keindahannya? Saya akan beri contohnya lagi, insha Allah. Kata ‘Nafs’. Pernah dengar kata ini sebelumnya? Kata ‘Ruh’. Pernah dengar kata ini sebelumnya? Saya akan bacakan 2 ayat. Ayat yang pertama mengandung kata ‘Nafs’ dan ayat kedua mengandung kata ‘Ruh’.

Kullu nafsin dzaiqatul maut.” (QS: 3: 185), huruf mana yang kamu dengar? Apa semuanya mendengar kata ‘Nafs’?

Kemudian di surat Al-Isra, Allah katakan: “Yas’alunaka anniruh”. Huruf mana yang kamu dengar? Huruf ‘Ruh’.

Terjemahan bahasa Inggris dari ayat Kullu nafsin dzaiqatul maut” adalah: ‘Setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati.’ Coba katakan, apa Bahasa Inggris untuk kata ‘Nafs’? “Setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati.” Satu kata, “Soul.” Ketika Allah Azza wa Jalla berkata, ‘Yas’alunaka anirruh’ terjemahannya adalah, “Mereka bertanya kepadamu tentang ruh (soul).” Ada 2 kata dalam bahasa Arab. Yakni ‘Nafs’ dan ‘Ruh’, yang dalam Bahasa Inggris arti keduanya sama saja, ‘Jiwa (soul)’. Allah menyebutkan 2 hal, tapi si penterjemah bahasa Inggris cuma punya 1 pilihan saja, yakni kata ‘Jiwa (soul)’. Maka jika kita membaca terjemahan perkataan Allah dalam Bahasa Inggris, Bahasa Urdu atau bahasa lainnya. Maka kita jelas kehilangan sesuatu. Bahasa Arab itu amat amat sangat dalam. Saya tidak bisa katakan seberapa dalam, karena saya sendiri belum tahu betul seberapa dalamnya. Saya juga masih belajar.

Tapi saya kasih contoh ini. Allah mengucapkan kata ‘Ins’, yang artinya manusia. Allah juga mengucapkan kata ‘Insan’ yang artinya juga manusia. Allah mengucapkan kata ‘Alasi’, yang artinya juga manusia. Allah juga mengucapkan kata ‘Nas’, yang artinya juga manusia. Allah juga mengucapkan kata ‘Basar’, yang artinya juga manusia. Juga kata ‘Insiya’, yang artinya manusia di surat Maryam. Semua kata tadi itu artinya manusia kan? Kalau semua kata Arab tadi diterjemahkan kamu cuma dapat 1 kata saja; manusia. Tapi Allah menggunakan banyak kata yang berbeda. Jika Allah menggunakan kata Arab yang berbeda, apakah akan ada bedanya? Kalau yang dimaksudkan itu sama, tentu Allah akan menggunakan 1 kata yang sama saja. Satu kata dalam Bahasa Arab digunakan khusus untuk maksud tertentu. Ada 10 kata Arab yang artinya ‘Kemarahan’, bahkan banyak sekali kata yang artinya ‘Melihat’. Banyak juga kata Arab untuk menggambarkan ‘kesabaran’, digunakan untuk maksud yang berbeda-beda. Allah pun menggunakan kata yang berbeda-beda di berbagai tempat.

Saya ceritakan nih, ini contoh menarik lainnya terkait masalah kosa kata. Allah Azza wa Jalla terkadang menggunakan kata ‘Qalb’, banyak diantara kamu pasti sudah tau artinya, apa artinya? Artinya, Hati.

Terkadang Allah menggunakan kata ‘Fuad’. Apa artinya ‘Fuad’? Hati. Allah menggunakan kata ‘Qalb’ dan juga kata ‘Fuad’. ‘Tsabit Qulubana’, Allah menggunakan kata ‘Qulub’.

linusabita bini fuadakh’ apa yang Allah gunakan kali ini? Kata ‘Fuad’ . Terkadang ‘Qalb’, terkadang  kata ‘Fuad’. Keduanya dalam terjemahan bahasa Inggris artinya apa? “Hati.”

Sekarang perhatikan ayat yang satu ini, saya yakin ini surat al-Qashash (QS: 28: 10) “Wa ‘Aşbaha Fu’adu ‘Ummi Muusa Faarighaan……...”. Yang mana Allah gunakan? Kata ‘Fuad’ atau kata ‘Qalb’? Kamu dengar kata ‘fuad’? Coba kita lanjutkan ayatnya. (QS: 28:10) “………………In Kaadat Latubdii Bihi Lawlaa ‘An Rabaţnaa `Alaa Qalbihaa….”. Sekarang kata apa yang digunakan? Di ayat yang sama. Di awal menggunakan kata ‘Fuad’, dan kemudian digunakan kata ‘Qalb’. Kalau kamu baca terjemahan, dua kata tadi akan diterjemahkan menjadi “Hati”. Allah tidak memaksudkan hal yang sama. Karena bila ia bermaksud memberikan arti yang sama, maka akan pakai kata yang sama.

Kita harus perhatikan setiap kata yang Allah gunakan, karena setiap kata yang digunakan dengan sangat tepat dan mustahil untuk memilih bahasa lain untuk bisa sangat amat tepat seperti itu, sangat sulit. Misalkan kamu ambil kata ‘kemarahan’ yang dalam bahasa Arab adalah ‘Ghodob’. Kata Arab tadi bisa juga kamu terjemahkan jadi ‘kemurkaan’. Kebanyakan orang bahkan tidak tahu apa bedanya ‘kemarahan’ dan ‘kemurkaan’. Sepertinya sama saja kan? “Dia penuh kemarahan, dia penuh kemurkaan”. Kita sering tukar-menukar dalam menggunakan 2 kata ini.

Dalam Bahasa Arab, tidak ada suatu kata yang dapat mengganti dengan sempurna kata yang lain, setiap kata memiliki rasa dan konotasinya masing-masing. Maka, kata-kata Allah itu sulit dikomunikasikan ke dalam bahasa lain. Paling kamu hanya paham maksud utamanya saja. Tapi jika kamu ingin benar-benar tepat, maka kamu harus menggunakan bahasa Arab. Ini poin ketiga, perihal tata bahasa.

Susunan Kata, Tata Bahasa dan Struktur Kata

Poin yang keempat, berkaitan dengan susunan kata, tata bahasa dan struktur kata. Sebgaian dari anda mungkin pernah membaca, ‘wallahu khobirun bima ta’malun’. Pernah dengar kan sebelumnya? Coba kita bagi kalimat tadi kedalam 3 bagian: 1. Allah 2. Khobir 3. Bima Ta’malun. Pernah dengar ‘Wallahu bima ta’maluna khobir’”? (yang ini juga pernah kalian baca). Yang kedua ini juga punya 3 bagian: 1. Allahu 2. Bima Ta’malun 3. Khobir. Apakah kedua kalimat tadi tersusun atas bahan dasar yang sama? Kata Allah ada, kata Khobir ada, kata Bima Ta’malun juga ada. Apakah ada bedanya? Allahu khobirun bima ta’malun, dengan wallahu bima ta’maluna khobir. Ada bedanya kan? Terjemahan dari dari 2 kalimat ini, baik itu dalam Bahasa Inggris, Urdu, Spanyol, Farsi atau Bahasa Jerman, kamu akan dapati artinya sama persis untuk 2 ayat ini. Artinya, “Allah sungguh amat mengetahui segala yang kamu lakukan”, diartikan sama persis. Tapi apakah Allah mengatakan 2 hal yang sama? Tidak, Dia mengatakan 2 hal yang berbeda. Maka permasalahan seperti ‘Kamu cukup baca terjemahan Bahasa Inggrisnya (Indonesia -red) saja.’ Atau yang lain bilang: “Ah… saya sudah pernah baca semua bagian Al-Qur’an terjemahan.” Kamu belum membaca Al-Qur’an yang sesungguhnya. Ini tidak bisa dibaca sepintas saja.

Al-Qur’an perlu dibaca terus menerus oleh pembacanya, bila ia memang ingin memahaminya. Kamu tidak bisa baca sekali, lalu langsung paham. Memahami al-Qur’an itu bukan barang murah, ini mahal harganya. Kamu harus bayar dengan waktu dan usaha. Kamu tidak akan paham bila membaca iseng-iseng sekilas saja. Dan yang membaca sekilas saja, kebanyakan dari mereka itu menyesatkan. “Saya dengar dan baca suatu ayat di Al-Qur’an yang mengatakan hal ini”. Mereka tak paham Bahasa Arab, tapi mereka berani berargumen atas ayat itu.

Ini contoh kasus untuk poin yang keempat tadi, dari segi perbendaharaan tata bahasa. Ada perbedaan jika Allah mengatakan, ‘la roiba fihi’. Apa bunyi terakhir yang kamu dengar pada kata ‘roib’? roiBA. Allah pun mengatakan, ‘la khaufUN alaihim walahum yah zanun’. Di kata ‘khauf’ kamu tidak mendengar khaufA tapi khauFUN. Tapi di kata ‘roib’ tadi, Allah tidak menyebut ‘roibUn tapi ‘roibA’. Di kata ‘khauf’, Allah mengatakan ‘khauFUN’. Yang 2 tadi itu tidak bisa diterjemahkan dengan cara yang sama karena mereka tidak menggunakan prinsip yang sama dalam bahasa Arab. Mereka 2 hal yang berbeda. Butuh cara penterjemahan yang berbeda. Tapi tidak semua terjemahan memiliki sensitivitas seperti ini. Sangat sulit untuk menangkap hal yang seperti ini selain menggunakan Bahasa Arab. Bahasa Arab membuat semuanya jelas, ia memiliki bagian yang tidak dimiliki oleh bahasa lain. Ini bukan untuk menghina Bahasa Inggris, Urdu atau bahasa lainnya. Ingatlah, bahwasanya semua bahasa itu datangnya dari Allah. Allah sendiri yang mengatakan; “Allah mengajarkan manusia pandai berbicara.” (QS: 55:4 ). Tidak peduli kamu pandai berbicara bahasa Tiongkok, Swahili atau bahasa suku pendalaman Autralia, semuanya itu dari Allah. Kepandaian kita berbicara itu dari Allah Azza wa Jalla. Allah hanya mengambil 1 bahasa dan meninggikannya di atas bahasa yang lain dengan cara memberinya kejelasan yang luar biasa. Ini penting karena hal terburuk yang mungkin terjadi di dalam suatu agama adalah salah penafsiran. Apakah kamu tahu, kesalahan penafsiran di dalam agama Kristen berasal dari mana? Berawal dari terjemahan.

Kebingungan dalam penerjemahan seperti ini, dihindarkan oleh Allah dengan memberi Al-Qur’an dalam Bahasa Arab yang amat sangat jelas. [Syahida.com]

Pembahasan ini akan dilanjutkan di bagian ke-3, Insya Allah….

============

Bersambung….

 

*) Nouman Ali Khan adalah ulama Muslim muda. Di Amerika, ia adalah tokoh Islam yang populer. Ali Khan banyak memberikan ceramah di internet. Ia CEO dan pendiri Bayyinah, sebuah lembaga pendidikan Islam di Amerika Serikat. Ia bersekolah di Riyadh, Arab Saudi dan dilanjutkan di Pakistan. Dia mengajar bahasa Arab klasik modern dengan lebih dari 10.000 siswa nasional. Dia juga sering berbicara di Islamic Circle of North America Conventions tentang Islam, keluarga, dan topik kehidupan lainnya. Meskipun ia berasal dari keluarga Muslim, namun ia pernah menjadi seorang atheis. Ceramahnya banyak tersebar di Youtube, iTunes podcast.

 

Sumber : Youtube/Mengapa Muslim Harus Belajar Bahasa Arab? 

Share this post

PinIt
scroll to top