Ruqyah – Kesurupan

Ilustrasi. (Foto : barokahassyifa.com)

Ilustrasi. (Foto : barokahassyifa.com)

Syahida.com – Inilah salah satu bentuk kezaliman bangsa Jin. Mereka mengganggu manusia dengan berbagai macam cara. Ada yang menakut-nakuti dalam mimpinya, ada pula yang merasukinya hingga sering melihat penampakan makhluk ghaib, bahkan ada yang merampas kesadaran manusia.

Kesurupan dan Makhluk Halus

Seseorang yang kesurupan, sering tidak menyadari apa yang dikatakan dan dilakukannya, seolah-olah hilang ingatannya. Namun ada pula yang masih merasakan perilaku dan mendengar semua ucapan,  tapi semua diluar kendalinya.

Lalu apa yang menyebabkan manusia kesurupan? Dan benarkah semua kejadian ini karena ulah makhluk halus?

DICINTAI JIN

Persahabatan diantara para peruqyah, Insya Allah makin memperkokoh dakwah tauhid melalui ruqyah. Ruqyah syar’iyah yang menjadikan Allah sebagai satu-satunya sumber kekuatan dan kesembuhan. Memperdalam ruqyah syar’iyah, bukan hanya mendalami bacaan Kitabul Qur’an, tapi juga memperkaya teknik dalam meruqyah.

Ruqyah sejatinya tidak hanya mengusir Jin tetapi juga menggali akar persoalannya. Kenapa bangsa Jin merasuk? Yang bisa jadi karena dosa-dosa yang dilakukannya. Sehingga pertama kali yang dilakukan adalah minta ampun kepada Allah atas segala dosa dan kesyirikan yang pernah dilakukan.

Terkadang gangguan Jin kepada manusia dikarenakan syahwat, hawa nafsu dan rasa cintanya yang mendalam kepada orang yang dirasukinya. Seperti yang dialami Ibu Devi, ia dirasuki jin yang mengaku mencintainya.



Seorang peruqyah yang syar’i, tidak bisa melihat wujud Jin. Upaya yang biasa dilakukan peruqyah semata-mata ikhtiar, untuk menyadarkan kezaliman bangsa Jin. Karena tugas peruqyah sejatinya adalah berdakwah, tidak hanya kepada manusia, juga kepada bangsa Jin. Dan peruqyah bukan bertugas untuk menyiksa bangsa Jin. Seorang peruqyah seharusnya berusaha memotivasi seorang pasien untuk melawan gangguan Jin dengan dzikir dan istighfar.

Jangan biarkan setan mengambil alih kesadarannya. Karena itu, keluarga yang mendampingi dalam proses terapi ruqyah, sebaiknya membantu untuk menenangkannya.

Ruqyah selain mengobati gangguan sihir juga sejatinya untuk mengajak bangsa Jin bertobat karena telah berbuat zalim kepada manusia. Entah karena motivasinya cinta, dendam atau suruhan manusia yang dengki melalui kejahatan para dukun.

Untuk mengecek keberadaan bangsa Jin dalam tubuh manusia tak ada cara lain selain meruqyahnya. Membacakan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Misalnya ayat tentang ancaman Allah Subhanahu wa Ta’ala bagi orang-orang munafiq. Namun Jin yang terusir dari tubuh manusia bisa kembali lagi. Mereka mengintai saat manusia lemah dari dzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman,

“Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al-Qur’an), Kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan), maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.” (QS. Az-Zukhruf: 36)

Lalu benteng pertahanan apa saja yang harus dimiliki seorang Muslim agar terhindar dari gangguan Jin?

KEDZALIMAN BANGSA JIN       

Teknik ruqyah begitu sederhana. Bisa dilakukan oleh siapapun. Terutama orang yang mengalami gangguan Jin. Teknik selanjutnya dengan menggunakan air, dengan hanya bertawakal kepada Allah air yang telah dibacakan ayat suci Al-Qur’an, diyakini membawa berkah dan kesembuhan bagi yang meminumnya. Air ruqyah rupanya telah mengguncang bangsa Jin yang berada dalam tubuh.

Reaksi ruqyah merupakan respon terhadap proses terapi, bukan sebagai indikator keberhasilan ruqyah, tapi sebagi alat pembantu diagnosa. Bukan hanya kesurupan, reaksi ruqyah bisa juga berupa mual, muntah, pusing, timbul bercak-bercak di kulit atau diare. Reaksi lainnya berupa perubahan mental misalnya emosi yang meledak-ledak, sedih yang berlebihan, atau marah yang tak terkendali bahkan muncul perasaan benci terhadap peruqyah.

Bacaan ayat suci Al-Qur’an selain alat diagnosa juga senjata untuk melumpuhkan kekuatan bangsa Jin. Bangsa Jin seringkali membuat tipu daya seolah-olah telah keluar dan korban kembali sadar dari kesurupannya namun mereka tak bisa menipu, ketika kembali dibacakan ayat suci Al-Qur’an. Apalagi ketika dikumandangkan Adzan, karena adzan sebagaimana yang dijelaskan oleh sabda Nabi Shallahu ‘Alahi wa Sallam, setan akan lari menjauh dari kumandang adzan.

Bilqis, salah seorang contoh kezaliman dari bangsa jin. Ia merasa dirinya aneh sejak 4 tahun silam. Bilqis berkata, “Saya ngga tahu kenapa, tiba-tiba saya sering ketindihan, tiap malam. Setelah itu saya merasakan, saya itu ngga sendiri. Kalau jalan, kalau diam, saya itu sepertinya tidak sendiri. Lalu kadang saya merasa seperti ada hawa berbeda dekat saya. Lalu bau-bau. Kadang tiba-tiba bau wangi, bau kembang. Kadang bau dupa, kadang bau-bau busuk.” Sejak itu pula ia sering merasakan kesurupan. Terutama jika terdengar bunyi-bunyian magis yang mengundang makhluk ghaib.

“Awalnya itu, ada pertunjukan kuda lumping di depan rumah persis. Waktu itu acara bersih desa. Saya tidak menonton waktu itu, hanya waktu kesurupannya itu, saya hanya lihat dari jendela aja. Tapi ngga tahu kenapa, tiba-tiba saya lemas, pengen nangis, teriak lalu ngga sada,” ujar Bilqis.

Seorang peruqyah harus memberikan solusi dengan menawarkan kepada bangsa Jin untuk berpindah ke tempat lain seraya mengajaknya untuk bertobat dari kedzaliman yang dilakukannya.

Jangan berharap, terapi ruqyah cukup sekali bisa mengusir bangsa Jin yang menggangunya. Ruqyah harus dilakukan sepanjang hayat, karena setan dari kalangan bangsa Jin akan terus mengintai dan mengganggu kita, terutama membisiki kita untuk berbuat dosa. Terapi ruqyah, tanpa diimbangi dengan perubahan diri tak akan meraih kesembuhan yang hakiki, karena Allah Ta’ala tengah menguji hamba-hamba-Nya dengan membiarkan gangguan Jin atau sihir menimpanya, agar kita intropeksi diri, mungkin hati kita penuh dengan emosi negatif, iri, dengki, dendam, riya atau sombong atau Allah telah menegur kita karena sering lalai berdzikir kepadanya.

Jika pintu-pintu setan terbuka lebar maka pintu pertahanan seorang hamba akan mudah ditembus setan. Kemudian menguasai pikiran dan emosi kita.

MENGOBATI KESURUPAN

Begitu banyak hadist yang meriwayatkan bagaimana Rasulullah Shallahu ‘Alahi wa Sallam meruqyah orang yang kesurupan. Seperti hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ath-Thabrani,

“Rasulullah Shallahu ‘Alahi wa Sallam mengusir Jin dengan meludahi mulut anak yang kesurupan seraya berkata, ‘Keluarlah wahai musuh Allah! Aku adalah utusan Allah.”

Dalam riwayat Ahmad dan ad Darimi, Rasulullah mengusap dadanya dan mendoakan anak yang menderita penyakit gila hingga anak itu memuntahkan dari mulutnya seperti anak anjing hitam yang berjalan.’

Rasulullah Shallahu ‘Alahi wa Sallam juga mengajarkan dengan menepuk punggung orang yang diruqyah.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud, ‘Apabila Rasulullah Shallahu ‘Alahi wa Sallam shalat, beliau mengucapkan Allahumma inni a’udzubika minasysyaithonnirrojim min hamdzihi wanafkhihi wanafasihi.’ Menurut Ibnu Mas’ud, yang dimaksud dari ‘Hamdzihi’ adalah gangguan setan yang membuat setan tidak sadarkan diri. ‘Hamzihi’ bisa diartikan “Al Mauta” yang ditafsirkan Ibnu Katsir dengan penyakit gila dan cekikan berupa kesurupan.

Gejala kesurupan dalam ilmu medis mirip dengan epilepsi. Namun penyakit ini dalam syariat Islam bisa diartikan lebih luas. Karena orang yang memakan harta riba disamakan dengan orang yang kerasukan setan lantaran kegilaan. Seperti dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 275.

Fenomena kesurupan banyak diteliti oleh para ilmuwan, misalnya yang dikemukakan Dr. Karl, tiga titik utama yang ditempatkan oleh makhluk halus adalah jaringan otak, daerah urat yang seperti jalah, dan pusat reproduksi. Dan gejalanya menurut Dr. Ahmad Shahabi, disertai kejang pada anggota tubuh yang bersumber dari otak yang berakibat hilangnya sistem perasa dan sensitivitas total. Tapi ada juga yang mengalami gangguannya hanya pada pusat-pusat indra perasa, tidak mengalami kehilangan sensitivitas secara total.

Karena itu, orang yang diruqyah kemudian kesurupan, ada yang tidak sadar sama sekali, ada juga yang masih sadar tapi tidak mampu mengendalikan dirinya.

Tidak semua kasus gangguan Jin dan sihir bisa ditangani dengan cara yang sama. Dengan mukjizatnya,  Rasulullah Shallahu ‘Alahi wa Sallam cukup menepuk atau mengusir Jin dengan sekali bentakan, namun mungkin berbeda dengan kita yang derajat keimanannya jauh berbeda dengan Rasulullah Shallahu ‘Alahi wa Sallam.

Kesurupan total dialami pemuda Nganjuk asal Jawa Timur, bernama Heri. Ia tidak mau bicara dan sering bersikap aneh. Heri ini pandangannya kosong, duduk di kursi diam, tidak tidur 3 hari, tidak makan, tidak minum, dan kaku tidak menyentuh tanah. Dahulu ia mampu mendengar omongan tetangga dari jauh, yang menggunjingnya. Heri tidak bisa diajak berdialog, sehingga tak ada cara lain kecuali membacakan ayat-ayat suci Al Qur’an. Kemudian beberapa titik di bagian tubuhnya ditekan, untuk mengetahui reaksinya. Selain itu, bagian tubuhnya seperti tangan dan kakinya diolesi minyak zaitun yang telah lebih dulu diruqyah. Karena semua benda yang disunnahkan Rasul, begitu dibenci oleh setan. Namun Heri tetap terdiam, tak bereaksi apapun, mulutnya seperti dikunci. Kemudian peruqyah membacakan Surat An Naas, meniupkan ke kedua tangan, sambil berdoa “Ya Allah cabutlah seluruh sihir-sihir ini ya Allah, seluruh ikatan-ikatannya, seluruh tameng-tamengnya, seluruh baju-baju besinya, seluruh benteng-benteng ghaibnya, seluruh ilmu saktinya, ya Allah, berikanlah kekuatan-Mu ya Allah, Bismillah.” Kemudian peruqyah mengusapkan tangannya ke seluruh tubuh Heri.

Gangguan jin juga bisa berasal dari jimat yang dulu ditanam oleh para dukun. Setelah bosan berobat ke dokter, keluarga Heri sempat mendatangkan orang-orang pintar yang ternyata menggunakan cara-cara syirik. Jimat itu ditanam oleh dukun di rumah Heri.

Kesedihan keluarga Heri tak terlukiskan. Bertahun-tahun ia bagaikan mayat hidup, tak bisa diajak berdialog, tak bisa tertawa dan bercanda. Apalagi untuk menjalankan sholat seperti dahulu kala.

Sebagai ikhtiar ruqyah, Heri diajak keluar rumah dan dipaksa untuk menapak ke tanah, kemudian disemprot dengan air ruqyah. Berdasarkan pengalaman beberapa peruqyah, ada jenis jin  yang kekuatannya melemah dengan merapatkan anggota tubuh manusia ke tanah. Ramuan Habbatussauda, biasanya untuk memancing reaksi bangsa jin, sekaligus untuk mengusirnya. Setelah itu, mulut Heri dapat terbuka. Tak seperti biasanya, Heri dapat makan lahap. Setelah menjalani terapi ruqyah, rupanya tabiat asli tubuh manusianya muncul dan kekuatan jin mungkin mulai melemah.

Kasus gangguan berat seperti yang dialami Heri ini, tak bisa diterapi sekali. Ia harus menjalani terapi ruqyah terus menerus, dengan dilengkapi bekam dan asupan herbal.

Dalam Al-Qur’an surat Al Hasyr ayat 21, Allah berfirman : “Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah…………….”

Dengan izin Allah, bila gunung yang besar saja bisa hancur karena takut kepada Allah, maka apalagi gangguan jin, gangguan sihir, akan hancur dengan izin Allah. Semoga Allah menyembuhkan Anda semua. [Syahida.com]

Sumber : Khazanah Trans 7

Share this post

PinIt
scroll to top