Pahamilah… Suami dan Istri Punya Cara yang Berbeda Dalam Menyikapi Tekanan Hidup

Ilustrasi. (Foto : musmedia.com)

Ilustrasi. (Foto : musmedia.com)

Syahida.com – Merupakan hikmah Ilahi bahwa tidak ada peristirahatan yang sempurna, kecuali nanti di surga. Dalam kehidupan, terdapat suka dan duka. Ada saatnya Anda tertawa dan ada saatnya Anda menangis. Kehidupan lain yang abadi, yaitu surga.

Dalam kehidupan dunia, terdapat banyak tekanan, baik yang dialami salah satu pasangan suami-istri atau keduanya. Masing-masing mempunyai cara tersendiri dalam menghadapi tekanan tersebut. Cara ini merupakan fitrah yang telah diberikan Allah kepadanya. Dalam menghadapi masalah yang menggangu pikirannya, dia tidak ingin memberatkan orang lain. Mungkin dia hanya meminta nasihat atau pendapat dalam hal tertentu. Dia akan diam berpikir. Jika tidak menemukan solusinya, dia akan berusaha menyibukkan dirinya misalnya dengan membaca koran atau buku, atau menonton sepak bola di TV.

Adapun seorang istri atau wanita secara umum ketika dililit masalah akan berusaha mencari orang lain yang dipercayainya untuk diajak bicara secara detail mengenai masalah yang dihadapinya itu. Seperti saya sampaikan di atas, seorang wanita –ketika berbicara suatu masalah, tidak selalu karena ingin mencari jalan keluar. Namun, dia merasa nyaman ketika dapat mengungkapkan isi hatinya pada orang yang dicintainya.

Yang perlu Anda ketahui, para istri, jika suami Anda sedang menghadapi masalah, dia akan nampak murung, menolak untuk berbicara suatu masalah, atau apa saja yang membuatnya jengkel. Dia mudah tersinggung jika ada orang yang berusaha mendekatinya, meskipun dengan niat ingin membantu. Ketika suami diam, kadang istri bertanya-tanya dan menyangka, mungkin sikap diam dan keengganan suami untuk berbicara itu sebab tidak cocok dengannya atau sengaja tidak ingin bicara secara pribadi. Akhirnya, istri mencoba mengajaknya bicara, bertanya dan bercengkrama. ketika suami hanya meladeninya dengan ucapan sepotong-potong, istri bertambah jengkel. Jika istri semakin mendesak dan banyak bertanya, ini akan merepotkan suami dan membuatnya tersinggung.

Karena itu, seorang istri harus dapat memahami kejiwaan suami, mengerti kondisinya, dan mampu menghadirkan ketenangan, agar ia dapat segera lepas dari masalahnya. Selain itu, istri harus pandai menyakinkan suami bahwa dirinya menghargai mengapa sang suami diam dan murung, dan setia menunggu sampai suami kembali seperti sedia kala.

Di lain pihak, suami juga harus mengerti tabiat istri ketika menghadapi masalah. Ketika istri mengajaknya berbicara masalah yang dihadapinya, bukan berarti dia sedang mencari solusi. Bahkan, dia tidak memikirkan hal itu sama sekali. dia hanya mencari ketenangan dan ketentraman manakala suami harus sabar dan dapat memberikan sentuhan kelembutan pada istri, agar ia terlepas dari masalah, tenang jiwanya, dan menemukan solusi yang tepat.

-Diam adalah neraca untuk mengukur kadar permasalahan yang dihadapi laki-laki-

[Syahida.com]



Sumber : Kitab Teruntuk Sepasang Kekasih, Karim Asy-Sadzili   

Share this post

PinIt
scroll to top