Bagaimana Bercengkrama Dengan Bersama Pasangan?

Ilustrasi. (Foto : id.muslimvillage.com)

Ilustrasi. (Foto : id.muslimvillage.com)

Syahida.com – Al-Akhthal bersyair:

Hakikat kata ada di hati, dan lisan diciptakan sebagai penunjuk hati

Bagaimana agar lisan Anda dapat menjadi “Utusan Cinta” bagi sang kekasih? Berikur ini ada 7 cara yang kita kedua pasangan memperhatikan dengan baik, maka dialog antara suami istri menjadi terasa nikmat.

1. Berlatih untuk menerapkan prinsip, “Bicara hanya untuk berbicara.” Artinya, jadikan pembicaraan itu sebagai tujuan bukan sarana. Berbicaralah tentang apa saja, tentang angan-angan, cita-cita, kenangan, pikiran, problematika ataupun tanggung jawab Anda berdua. Dalam pembicaraan ini, Anda berdua tidak harus menemukan solusi, namun semua itu hanyalah sebagai sarana untuk saling membuka diri dan bercengkrama.

2. Penjarakan “Pencuri Dialog”. Televisi dan komputer merupakan pencuri paling berbahaya yang dapat menyita dialog Anda bedua. Dialog yang dilakukan pada saat Anda berdua menyaksikan televisi atau suami beraktivitas di depan komputer adalah dialog semu bukan dialog sempurna. Ketika hendak melakukan dialog, maka penjarakan dulu “Pencuri Dialog” itu, baru rengkuhlah kebahagian Anda berdua.

3. Dukunglah pasangan Anda untuk melanjutkan perkataanya, misalnya dengan menganggukkan kepala (tanda setuju), selingi dengan senyum simpati atau kata-kata yang menunjukkan perhatian Anda seperti, “Iya, oh gitu, subhanallah.”

4. Hindari kata-kata kasar dan menyakitkan.

5. Bicaralah secara terbuka dan jangan memendam sesuatu, dengan tetap mengindahkan kesopanan dan saling menghargai.



6. Pembicaraan harus disertai niat baik dan keinginan untuk memahami pasangan Anda sehingga akan tercipta kondisi baik dalam berdialog.

7. Segera hentikan pembicaraan ketika mulai menyimpang dari tema sebenarnya dan mengarah pada pertengkaran atau perdebatan.

Dengan memperhatikan 7 hal di atas, dialog kita akan menjadi lebih hangat dan positif. Tujuh point ini harus digunakan untuk menggiatkan dialog hingga menjadi suatu kebiasaan.

Saya ingin menjelaskan satu hal penting yang tidak boleh dilupakan oleh pasangan suami-istri, khususnya bagi pasangan yang baru menikah bahwa pasangan hidup Anda mempunyai pengalaman hidup khusus yang mempengaruhi gaya berbicaranya. Karena itu, kita harus dapat menerima gaya bicara pasangan dan membicarakan hal-hal yang kurang cocok yang ada pada dirinya. Agar berdialog suami-istri berjalan lancar, jangan kita merasa tahu mengenai hal-hal yang akan diucapkan oleh pasangan dan membicarakan hal-hal yang kurang cocok yang ada pada dirinya. Agar berdialog suami-istri berjalan lancar, jangan kita merasa tahu mengenai hal-hal yang akan diucapkan oleh pasangan kita. Namun, kita harus memberi kesempatan padanya untuk menyampaikan, membicarakan, dan mengeluarkan semua isi hatinya dengan nyaman.

DR. Richard Carlson peneliti dan pakar dalam bidang terapi stres, berkomentar tentang dialog dan manfaatnya, “Jika saya harus memilih satu hal yang dapat menjadi resep atas problematika keluarga, tentu saya akan mengusulkan kepada pasangan suami-istri untuk saling mendengarkan satu sama lain. Kita, para suami, harus mampu melakukan hal itu lebih sering lagi. Ratusan, bahkan ribuan istri yang datang padaku mengeluh suami tidak mau mendengarkan mereka. Mereka juga mengaku saat-saat yang paling indah adalah ketika suami mau mendengarkan mereka. Karena hal itu memberikan pengaruh yang sangat indah bagi jiwa mereka.”[1]

Pecerahan!

Seorang penyair berkata,

“Jika seseorang mencintai kekasihnya dia akan jujur dan menepati janji.”

-Ketahuilah apa yang menjadi keinginan Anda dan sudilah untuk meminta maaf ketika berbuat salah-

[Syahida.com]

Sumber : Kitab Teruntuk Sepasang Kekasih, Karim Asy-Sadzili

 

[1] Lihat Richard Carlson, Don’t Sweat the Small Stuf.

Share this post

PinIt
scroll to top