Sumur Penyesalan

Ilustrasi. (Foto : rhianvinzon.info)

Ilustrasi. (Foto : rhianvinzon.info)

Syahida.com – Aku adalah seorang wanita satu-satunya, cantik dan manja. Mainanku adalah emas, seperti anak kecil yang memiliki mainan. Semuanya ayah, ibu dan saudara-saudaraku dikondisikan untuk melayaniku. Perintah-perintahku dilaksanakan, dan keinginan-keinginanku dipenuhi.

Aku keluar dari rumah seolah-olah diriku adalah pengantin baru di minggu pertama pernikahannya. Aku berhias, berdandan dan berparfum. Menikmati hidup pada derajat tertinggi. Keinginanku adalah berhias dan menonjolkan tempat perhiasan. Betapa aku sangat berbahagia dan menikmati pandangan yang tertuju kepadaku. Betapa aku merasa bangga dan terhormat manakala mendengar kata-kata kekaguman dan pujian, walaupun itu dusta.

Para pemuda di lingkungan tempat tinggalku berlomba-lomba, sebagian menantang sebagian yang lain untuk menjalin hubungan denganku. Barangnya diobral dengan harga sangat rendah. Salah satu dari mereka memenangkan tantangan itu dan dialah yang menjalin hubungan denganku.

Aku menerimanya di rumah. Bahkan di kantor pribadiku, setelah semuanya tidur. Aku menyambutnya seperti istri menyambut suaminya. Semua yang dia inginkan, aku berikan. Aku tidak mengetahui bahwa urusannya tidak lebih dari memenangkan hadiah taruhan.

Kondisi seperti ini terus aku jalani, dan aku berada dalam kelalaian. Aku belum tersadar kecuali setelah aibku terbongkar. Aib itu dengan cepat menyebar. Dunia terasa sempit bagi keluargaku. Kecintaan mereka dan kasih sayang mereka kepadaku berubah menjadi kebencian, kemarahan dan cibiran. Kepedihanku bertambah manakala laki-laki itu menjauhiku dan menghindar dariku.

Bagaimana aku menyia-nyiakan diriku? Bagaimana aku menjualnya kepada setan? Bagaimana aku kehilangan kesucianku? Dan janin yang bergerak-gerak di perutku ini, bagaimana dia keluar ke dunia, sementara dunia membencinya sejak hari pertama keberadaannya dalam rahimku?

Penyesalan demi penyesalan aku telan dan nafas panjang pun aku hembuskan. Akan tetapi apa guna penyesalan-penyesalan itu bagiku? Apa guna hembusan nafas panjang itu?

Aku menghembuskan dan meyakini bahwa aku hidup tanpa tujuan. Hawa nafsuku menyetir, syahwatku menggiring. Bagaimana aku bisa tertipu dengan serigala egois ini, yang lari  menghindariku di saat aku benar-benar membutuhkannya? Di mana kasih sayangnya yang selama ini tercurahkan padaku? Di mana kata-katanya yang indah? Di mana dia? Seketika luruh dan lenyap ketika menabrak kepentingannya. Jika rayuannya benar, niscaya dia menjadikanku istrinya dan semua akan memberi doa restu terhadap hubungan ini.



Sekarang tidak ada hiburan bagiku dari musibah ini, kecuali sebuah nasihat yang kuberikan kepadaku, ukhti tercinta dan saudari-saudari lain sepertimu. Semoga hal ini membantu di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala Tuhanku. Jauhilah – wahai ukhti tercinta – orang seperti ini, yang telah dijerumuskan oleh setan dan dia pun terjerumus. Aku katakan ini padamu sementara penyesalan mencabik-cabik hatiku dan rasa sedih menghancurkanku. Tidak ada jalan bagiku kecuali harapan agar Allah Subhanahu wa Ta’ala berlemah lembut kepadaku dan memperbaiki  keadaanku. Aku memohon itu kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.”[1] 

Hikmah :  Wahai wanita Islam, sebuah fitnah besar telah dirancang demi mengubah dirimu, bermain-main dengan tubuh dan kehormatanmu. Kisah nyata ini adalah fakta besar. Betapa gadis-gadis muslimah di negeri-negeri Islam yang memegang tradisi tidak keluar rumah kecuali untuk keperluan syar’i bisa terenggut kesuciannya oleh para pemuda yang hatinya keras, gelap dan busuk. Berlindunglah kepada Tuhanmu! Karena tidak ada yang dapat menyelamatkanmu kecuali Allah Ta’ala.

Ambillah pelajaran dari kisah-kisah memilukan ini. [Syahida.com]

Sumber: Khalid Abu Shalih (Waspadalah Putriku, Serigala Mengintaimu!)

  1. Ibnari Al-Habibah Antil Ma’ulah, hlm 29-32.

Share this post

PinIt
scroll to top