Jilbab Sebagai Pelindungku

 

muslimah16Syahida.com – Mata-mata pendengki yang suka menyebar fitnah tidak akan dapat melihatku. Keindahan tubuhku tidak dapat dinikmati oleh mata buaya darat yang biasa duduk di kafe-kafe, di tempat lalu lalang khalayak ramai, di tangga-tangga dan lift-lift yang tidak memiliki kesibukan selain memandangi tubuh wanita. Jilbab dan busanaku yang islami membuat usaha mereka tidak membuahkan hasil. Tubuhku tidak dapat disentuh oleh khalayak ramai yang berjalan di sekitarku di tempat-tempat umum. Tidak ada orang yang mendengki, menyentuh, dan menyakitiku.

Hati-hatilah Putriku!

Dengan tidak tahu malu seorang pemuda berkata, “Jika engkau tidak ingin menjadi buaya, engkau akan dimakan buaya.”

Ungkapannya itu sebuah prinsip kerusakan moral di mana setiap orang berlomba melakukan kejahatan yang akan menjerumuskan dirinya ke dasar neraka. Yang pertama kali terjerumus ke dasar neraka adalah pemuda yang suka merayu dan menggoda gadis-gadis (untuk menodai harga diri mereka). Jangan sampai engkau menjadi korban kekejian mereka. Perlu engkau ketahui bahwa ungkapan itu terucap dari mulutnya di layar televisi. Pemuda itu tidak menghargai siapa pun, padahal saat itu ia disaksikan oleh banyak orang dan ucapan kotornya itu di dengar oleh mereka. Bayangkan betapa sangat buruk lagi tingkah lakunya yang tidak disaksikan oleh orang banyak.

Jilbab dan busana syar’i adalah sarana yang sangat efektif untuk mencegah keusilan ada kenakalan pemuda baik yang sengaja ia lakukan atau yang tidak disengaja.

Banyak pemuda yang mengatakan bahwa ia tidak mau menikah dengan gadis-gadis sekarang khususnya gadis-gadis terpelajar –yang mereka maksud adalah para mahasiswi- lantaran adanya berita yang tidak benar (dan menimbulkan keresahan) walau nyatanya gadis yang ia maksud itu tidak melakukan apa yang dituduhkan kepada dirinya.

Ilmu adalah cahaya penerang, wanita pelajar (penuntut ilmu) yang berkomitmen pada tuntutan agamanya adalah wanita yang lebih mengenal Allah Subhanahu  wa Ta’ala. Oleh karena itu, hendaknya ia menjadi wanita yang lebih mencintai Allah Subhanahu  wa Ta’ala dan lebih mendekatkan diri kepada-Nya.



Ayah Memberiku Motivasi

Dahulu, ketika aku masih kecil berusia sekitar sebelas atau dua belas tahun ayah memintaku memakai jilbab. Bunda juga seringkali menyampaikan keinginan ayah. Tetapi pada saat itu aku tidak ingin memakai jilbab dan busana islami karena aku masih kecil dan tidak menyadari  perubahan tubuhku yang begitu cepat di masa pubertas.

Hari demi hari berlalu, ayah makin sering memintaku memakai jilbab tanpa memaksa. Barangkali ia sedang berusaha membuatku siap memakai jilbab atas dasar kesadaran diriku sendiri. Kesimpulan itu aku pahami dari cara yang ia lakukan dalam memberi motivasi. Ia sering memujiku bila aku sedang memakai jilbab dan busana syar’i serta menyampaikan bahwa dirinya sangat menginginkan busana seperti itu yang seharusnya aku pakai. Aku merasakan tekanan batin (kebimbangan) untuk beberapa waktu, karena aku menyadari bahwa memakai jilbab dan busana syar’i adalah perintah Allah Subhanahu  wa Ta’ala yang harus aku laksanakan tetapi di sisi lain gadis-gadis di sekelilingku tidak memakai jilbab dan busana syar’i. Aku khawatir menjadi wanita yang aneh di tengah mereka, apalagi aku belum sampai usia baligh juga belum mendapatkan cukup motivasi dari keluargaku dan orang lain khususnya para gadis remaja. Mereka semua berkata, “Engkau masih kecil.”

Aku terus berusaha untuk memakai jilbab secepat mungkin. Hingga pada suatu hari ayah memberikan surprise untukku. Beliau menuliskan kata-kata indah, memberikan hadiah serta sejumlah uang yang cukup untuk dibelikan busana baru. Aku menjadi bingung, bukan sebab masalah jilbab saja tetapi aku juga memikirkan kapan aku akan memakai jilbab. Kemudian aku menerima hadiah dari ayah dan meminta sejumlah uang darinya. Ini adalah langkah pertama yang aku lakukan untuk menjadi wanita yang berjilbab (dan berbusana syar’i).

Alhamdulillah, akhirnya aku mau menaati perintah ayahku dan mendengar saran ibuku. Setelah aku terbiasa memakai jilbab dan busana syar’i aku dapat memahami bahwa yang dikatakan oleh kebanyakan wanita bertolak belakang dengan apa yang aku rasakan. Aku memahami bahwa apa yang mereka katakan tidak lain hanyalah tipu daya iblis yang selalu berupaya menyesatkan kaum hawa. Aku merasakan jilbab adalah busana terbaik bagiku.

Harapan dari Lubuk hati yang sangat dalam

Jangan engkau ajak wanita lain untuk tidak memakai jilbab seperti dirimu. Engkau telah mengambil keputusanmu pribadi. Berikanlah kesempatan kepada saudarimu untuk menentukan keputusannya sendiri. Bantulah ia mencari kebaikan, janganlah kau tolong setan dan para pengikutnya yang selalu berambisi untuk merusak kaum Hawa.

Sebuah kesalahpahaman

Banyak wanita yang memahami bahwa jilbab dan busana syar’i baru akan dipakai apabila mereka akan melaksanakan ibadah haji atau ibadah umrah. Ini adalah sebuah kesalahpahaman. Jika engkau hendak melaksanakan kebaikan maka janganlah menundanya sampai esok hari. Haji memang wajib hukumnya dan umrah hukumnya sunnah mu’akkadah. Tidak ada ketentuan bahwa jilbab dan busana syar’i baru harus dipakai, pada seorang wanita hendak melaksanakan ibadah haji atau umrah. Ini adalah kebiasaan yang tidak benar dan merupakan tipu daya iblis. Sebaik-baik kebajikan adalah yang segera dilaksanakan.

 Jilbab Menghangatkan Tubuhku dan Menjaga Kulitku Tetap Putih

1. Dengan memakai jilbab aku merasakan kehangatan di musim dingin juga dapat menjaga kelembaban tubuhku di musim-musim lainnya, khususnya musim panas. Jilbab mencegah masalah kulit kering juga dapat memberikan kelembaban alami.

2. Kulitku halus, lembut serta putih berseri sepanjang tahun khususnya pada musim panas, karena terpelihara dari sinat ultraviolet yang dapat membakarnya.

3. Aku merasa sebagai wanita yang energik, lincah, dan banyak mendapatkan keberkahan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Seruan untuk Semua Putriku

Ini adalah sebuah seruan dari seorang ayah yang amat menginginkan kebaikan bagi putrinya, seruan dari seorang penasihat yang mengalami, menyaksikan, mendengarkan, dan mengobati berbagai masalah pemudi yang menjadi korban cinta palsu dan cumbu rayu yang diharamkan.

Sebagai ayahmu aku berpesan, janganlah engkau terbawa arus pemuda-pemudi sekarang yang suka bercumbu rayu (dan berpacaran) walaupun engkau tidak dilarang melakukannya oleh orangtuamu di lingkungan keluargamu; karena cinta yang hakiki dan tulus murni hanyalah cinta kepada Allah Subhanahu  wa Ta’ala, Rasul-Nya, jihad di jalan-Nya serta cinta kepada orangtua, suami, dan anak-anak.

Cukuplah engkau menjalin cinta kasih dengan Allah Subhanahu  wa Ta’ala sebagai manusia tentu kita suka mendapatkan pujian dan sanjungan bersumber dari orangtua, sahabat yang mukminah, dan suami.

Putriku, waspadalah, janganlah menjadi mangsa lelaki buaya yang sesat dan lalai. Jadilah wanita yang pemalu, senantiasa menjaga kehormatan diri, senantiasa taat beribadah, dan selalu bersabar menahan keinginan (yang buruk).

Janganlah memberikan kesempatan kepada setan dan pengikutnya untuk merobek hijab [1] rumah yang menjadi antara pemuda dan pemudi. Ketahuilah berapa banyak pujian dan sanjungan mengakibatkan terjadinya perbuatan yang haram.

Putriku, katakan kepada bundamu, “Sungguh aku mengungkapkan rasa cintamu padaku.”

 

====

[1] Maksudnya hendaknya orangtua tidak memberikan putrinya bercumbu rayu dengan seorang pemuda di rumah mereka. –Penerj.

Sumber: Jilbabku Pesonaku, Dr. Muhammad Fahd ats-Tsuwaini 

Share this post

PinIt
scroll to top