Al-Quran

(Tabi’at) Manusia Mengingat Allah Pada Saat Susah dan Melupakan-Nya pada Saat Lapang

Advertisement

Ilustrasi. (Foto: elteonline.hu)

Syahida.com

وَإِذَا مَسَّ الْإِنسَانَ الضُّرُّ دَعَانَا لِجَنبِهِ أَوْ قَاعِدًا أَوْ قَائِمًا فَلَمَّا كَشَفْنَا عَنْهُ ضُرَّهُ مَرَّ كَأَن لَّمْ يَدْعُنَا إِلَىٰ ضُرٍّ مَّسَّهُ ۚ كَذَٰلِكَ زُيِّنَ لِلْمُسْرِفِينَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.(QS. Yunus: 12)

Allah Ta’ala mengabarkan tentang manusia dan kegundahannya apabila ditimpa kesulitan. Sebagaimana firman-Nya:  “Tetapi apabila ia ditimpa malapetaka maka ia banyak berdoa.” (QS. Fushilat: 51).

Dua ayat di atas bermakna sama, di mana jika ia ditimpa kesusahan, ia pun berkeluh kesah karenanya, dan khusus saat itu ia memperbanyak doa. Maka ia memohon kepada Allah agar kesusahan yang dialaminya segera dihilangkan. Ia berdoa baik pada saat berbaring, duduk atau pada saat berdiri, bahkan pada setiap keadaannya. Namun ketika Allah menghilangkan kesusahannya, ia berpaling dan menjauh seakan ia belum pernah ditimpa keburukan sedikit pun. { مَرَّ كَأَن لَّمْ يَدْعُنَا إِلَىٰ ضُرٍّ مَّسَّهُ } “Dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat) seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya.”

Kemudian Allah Ta’ala mencela mereka yang sifat dan prinsip hidupnya seperti ini, seraya berfirman:

{ كَذَٰلِكَ زُيِّنَ لِلْمُسْرِفِينَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ } “Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.” Adapun mereka yang dikaruniai petunjuk, taufik dan prinsip hidup yang benar, maka mereka dikecualikan dari keadaan seperti itu. Sebagaimana firman Allah Ta’ala: “Kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal shalih.” (QS. Hud: 11)

Dan sabda Rasulullah SAW:

“Sungguh mengagumkan perkara orang yang beriman itu. Tidaklah satu ketetapan yang Allah terapkan padanya, melainkan hal itu selalu menjadi kebaikan baginya. Jika ia ditimpa kesulitan, lalu ia bersabar, hal itu menjadi baik baginya. Sebaliknya jika mendapat kesenangan, lalu bersyukur, maka itu menjadi baik baginya. Keadaan seperti itu hanya bagi orang yang beriman.” [HR. Muslim]. [Syahida.com/ANW]



==

Sumber: Kitab Shahih Tafsir Ibnu Katsir jilid 4, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir

Advertisement
Admin Syahida

Disqus Comments Loading...
Share
Kontributor:
Admin Syahida

Recent Posts

Perhatian Rasulullah SAW Terhadap Tanda-Tanda Hari Kiamat (Bagian ke-1)

Tanda-tanda hari Kiamat termasuk salah satu topik yang mendapat perhatian besar dari Rasulullah SAW dalam…

4 tahun yang lalu

Perhatian Al-Quran Terhadap Tanda-Tanda Hari Kiamat

Adapun tanda-tanda peristiwa yang membicarakan dekatnya hari Kiamat, maka ayat-ayat tersebut terkesan membicarakan secara sekilas.…

4 tahun yang lalu

Sikap yang Baik dalam Menghadapi Pandemi COVID-19

“Ilusi adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah langkah pertama untuk penyembuhan”.…

4 tahun yang lalu

Pandemik, COVID-19, Babi, dan Akhir Zaman

Mengapa Nabi Isa - sebagai bagian dari umat Nabi Muhammad - malah justru membunuh babi…

4 tahun yang lalu

Antara Samiri dan COVID-19

Sejak mewabahnya COVID-19, kini hampir sebagian besar penduduk bumi dilarang untuk saling bersentuhan, harus menjaga…

4 tahun yang lalu

Antara Doa Nabi Ibrahim AS, Doa Nabi Muhammad SAW, Wabah COVID-19, dan Dajjal

Sejak awal tahun 2020 ini, seluruh dunia dilanda wabah penyakit COVID-19 yang disebabkan virus SARS-CoV-2…

4 tahun yang lalu
Advertisement

This website uses cookies.