Subhanallah, Inilah 7 Ciri Orang Selamat, yang Mengantarkannya ke Surga ‘Adn

Ilustrasi. (Foto: FreeGreatPicture.com)

Ilustrasi. (Foto: FreeGreatPicture.com)

Syahida.com

الَّذِينَ يُوفُونَ بِعَهْدِ اللَّـهِ وَلَا يَنقُضُونَ الْمِيثَاقَ ﴿٢٠ وَالَّذِينَ يَصِلُونَ مَا أَمَرَ اللَّـهُ بِهِ أَن يُوصَلَ وَيَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ وَيَخَافُونَ سُوءَ الْحِسَابِ ﴿٢١ وَالَّذِينَ صَبَرُوا ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً وَيَدْرَءُونَ بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ أُولَـٰئِكَ لَهُمْ عُقْبَى الدَّارِ﴿٢٢ جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَن صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ ۖ وَالْمَلَائِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِم مِّن كُلِّ بَابٍ ﴿٢٣ سَلَامٌ عَلَيْكُم بِمَا صَبَرْتُمْ ۚ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ ﴿٢٤

“(yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian, dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk. Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik), (yaitu) surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (yaitu) surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan): “Salamun ‘alaikum bima shabartum”. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (QS. Ar-Ra’d: 20-24)

Pada ayat di atas, Allah SWT mengabarkan bahwa orang-orang yang memiliki ciri-ciri terpuji akan mendapatkan ‘uqbad daar, yakni: kesudahan yang baik dan kemenangan di dunia dan akhirat:

(Pertama) Mereka adalah { الَّذِينَ يُوفُونَ بِعَهْدِ اللَّـهِ وَلَا يَنقُضُونَ الْمِيثَاقَ } “Orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian.” Mereka tidak seperti orang-orang munafik yang apabila berjanji selalu ingkar, apabila bertikai selalu jahat, apabila berbicara selalu dusta dan apabila dipercaya selalu khianat.

(Kedua)وَالَّذِينَ يَصِلُونَ مَا أَمَرَ اللَّـهُ بِهِ أَن يُوصَلَ } “Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan,” seperti memperat ikatan silaturrahim, berbuat baik kepada kerabat keluarga dan menyantuni orang-orang fakir dan membutuhkan uluran tangan, serta selalu memberikan bantuan.

(Ketiga) { وَيَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ } “Dan mereka takut kepada Rabb-nya,” yakni, baik ketika mereka melakukan perbuatan taat maupun ketika meninggalkan maksiat. Mereka selalu merasa diawasi Allah (ber-muraqabah), dan takut kepada hisab (perhitungan amal) yang buruk di akhirat nanti. Oleh karena itu, mereka diperintahkan untuk selalu berada di jalan yang lurus dan benar (istiqamah) dalam setiap gerak dan diam, dan di setiap keadaan mereka, baik dalam urusan pribadi maupun yang berhubungan dengan orang lain.

(Keempat)وَالَّذِينَ صَبَرُوا ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِمْ } “Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Rabb-nya.” Yakni, sabar dari semua larangan agama dan perbuatan dosa, yakni mereka berhenti/menahan diri darinya karena Allah, dengan mengharapkan keridhaan-Nya serta limpahan pahala dari-Nya.

(Kelima)وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ } “Mendirikan shalat”, dengan aturan, waktu, ruku’, sujud dan kekhusyuan sesuai cara yang dibenarkan oleh syara’,



(Keenam)وَأَنفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ } “Dan menafkahkan sebagian rizki yang Kami berikan kepada mereka.” Yakni, untuk orang-orang yang wajib dinafkahi, seperti istri, kerabat perempuan, dan orang selain mereka, seperti fakir miskin dan orang-orang yang sangat membutuhkan uluran tangan. { وَأَنفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً } “Secara sembunyi atau terang-terangan”, Yakni, uluran tangan itu tidak terhalang oleh waktu dan tempat.

(Ketujuh) { سِرًّا وَعَلَانِيَةً } “Serta menolak kejahatan dengan kebaikan.” Yakni, apabila disakiti mereka membalasnya dengan perbuatan baik, sabar dan suka memberi maaf. Sebagaimana firman Allah SWT:

Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.” (QS. Fushshilat: 34-35)

Allah SWT mengabarkan tentang orang-orang selamat yang memiliki (tujuh) ciri tersebut, bahwa merekalah yang mendapat tempat kesudahan yang baik. Kemudian Allah menjelaskan tempat kesudahan yang baik itu dengan firman-Nya: { جَنَّاتُ عَدْنٍ } “(Yaitu) Surga ‘Adn.” Al-‘Adn artinya tempat tinggal. Jadi Surga ‘Adn adalah Surga tempat tinggal yang abadi.

Firman Allah SWT: { وَمَن صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ } “Yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya.” Di surga mereka berkumpul bersama orang-orang yang dicintai seperti orang tua, istri dan anak cucu yang memang termasuk orang-orang beriman yang pantas masuk Surga. Supaya mereka merasa bahagia, bahkan sesungguhnya derajat yang rendah akan diangkat sebagai karunia dan kebaikan Allah tanpa sedikit pun mengurangi derajat orang yang di atas. Hal ini serupa dengan firman Allah SWT:

Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.” (QS. Ath-Thuur: 21)

Dan firman Allah Ta’ala selanjutnya:

{وَالْمَلَائِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِم مِّن كُلِّ بَابٍ ﴿٢٣ سَلَامٌ عَلَيْكُم بِمَا صَبَرْتُمْ ۚ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ } “sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan): “Salamun ‘alaikum bima shabartum”. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” Maka alangkah baiknya . Maksudnya, Malaikat-malaikat masuk dari segala pintu untuk mengucapkan selamat kepada mereka yang telah masuk Surga. Maka ketika mereka masuk Surga para Malaikat berdatangan untuk memberikan salam dan mengucapkan selamat atas karunia dan nikmat yang telah mereka dapatkan dari Allah serta tempat tinggal di negeri kedamaian berdampingan dengan orang-orang siddiq (sangat jujur) serta para Nabi dan Rasul mulia.

Imam Ahmad r.a telah meriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al’Ash r.a, dari Rasulullah SAW bahwasanya beliau bersabda:

“Tahukah kalian siapa makhluk Allah yang pertama kali akan masuk Surga?” Mereka menjawab, “Hanya Allah dan Rasul-Nya saja yang lebih tahu.” Beliau berkata, “Makhluk Allah yang pertama kali akan masuk Surga adalah orang-orang fakir dari kalangan muhajirin yang menjaga perbatasan wilayah kaum muslimin dan menghalangi masuknya marabahaya menimpa mereka. Seseorang di antara mereka meninggal dunia, sementara keinginannya masih di dalam hati, tak dapat ia penuhi. Maka Allah SWT berkata kepada Malaikat-Nya, “Datangilah dan berikan penghormatan kepada mereka.” Malaikat menjawab, “Kami adalah penduduk langit-Mu dan makhluk pilihan-Mu, apakah Engkau memerintahkan kepada kami untuk mendatangi dan mengucapkan salam kepada mereka?” Allah menjawab, “Sesungguhnya dahulu mereka adalah para hamba yang beribadah dan tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu apapun. Merekalah yang telah menjaga perbatasan negeri Islam, menjaga ketenteraman, dan lalu meninggal dunia, sementara keperluannya masih di dalam hati, tak dapat ia penuhi.” Maka ketika itu, datanglah para Malaikat, masuk dari tiap-tiap pintu mengucapkan, “Salamun’alaikum bima shabartum.” Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” 1 [Syahida.com/ANW]

Catatan Kaki:

1 Ahmad (II/168) [Syaikh al-Arna-uth mengatakan: “Sanadnya bagus (jayyid). Lihat al-Musnad (No. 6570) (XI/132)]

====

Sumber: Kitab Shahih Tafsir Ibnu Katsir jilid 4, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir

Share this post

PinIt
scroll to top