Bagaimana Nasib Orang-Orang yang Meninggal Dunia Sewaktu Masih Kecil? Ini Jawaban Rasulullah SAW

Ilustrasi. (Foto: karimsrisri.blogspot.com)

Ilustrasi. (Foto: karimsrisri.blogspot.com)

Syahida.com

وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَا أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ ۚ أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُم مَّا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَن تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ ۖ فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِن نَّصِيرٍ

“Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan”. Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? Maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.” (QS. Faathir: 37)

Masih banyak lagi ayat-ayat al-Qur’an yang menunjukkan bahwa Allah SWT tidak akan memasukkan siapa pun ke dalam Neraka kecuali setelah Dia mengutus seorang Rasul kepada orang itu.

Ada satu masalah yang sejak dulu hingga sekarang masih diperdebatkan oleh para ulama, yaitu mengenai orang-orang yang meninggal dunia sewaktu masih kecil, sedangkan mereka adalah anak-anak orang kafir. Bagaimanakah nasib mereka? Begitupula mengenai orang gila, tuli, orang yang telah tua renta dan pikun, serta orang-orang yang meninggal pada masa fatrah (orang-orang yang hidup sebelum diutus Nabi Muhammad SAW, sedangkan pada saat itu syari’at Nabi Isa telah banyak ditinggalkan).

Mengenai nasib mereka, dengan izin Allah, di sini kami akan memaparkan beberapa hadits Rasulullah SAW,

(HADITS PERTAMA): DARI AL-ASWAD BIN SARI’ R.A (WAFAT 42 H)

Imam Ahmad meriwayatkan dari al-Aswad bin Sari’, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,



“Pada hari Kiamat nanti, ada empat orang yang akan berhujjah (di hadapan Allah): (1) orang tuli yang tidak dapat mendengar apa-apa, (2) orang bodoh, (3) orang tua renta yang pikun dan (4) orang-orang yang mati pada masa fatrah. Orang tuli akan berkata, ‘Ya Rabbku, Islam telah datang, namun aku tidak dapat mendengar sesuatu.’ Orang idiot berkata, ‘Ya Rabb-ku, Islam telah datang, sedangkan anak-anak kecil melempariku dengan kotoran hewan.’ Orang pikun berkata, ‘Ya Rabbku, Islam telah datang, namun aku tidak mengerti sama sekali.’ Adapun orang yang meninggal pada masa fatrah, ia akan berkata, ‘Ya Rabb-ku, tidak pernah datang kepadaku utusan-Mu.’ Kemudian Allah memegang hujjah-hujjah mereka untuk diuji ketaatan mereka. Lalu Allah mengutus utusan-Nya untuk memerintahkan mereka agar masuk ke dalam Neraka.” (Rasulullah SAW) bersabda, “Demi Dzat yang jiwa-ku ada di tangan-Nya, andaikan mereka masuk Neraka, maka Neraka itu akan dingin dan tidak membahayakan mereka.” 1

Dan dengan sanad yang sama, namun dari Qatadah dari al-Hasan dan Abu Rafi’ dari Abu Hurairah r.a diriwayatkan hadits yang semisal dengan riwayat di atas, hanya saja pada akhir hadits ini Rasulullah SAW bersabda,

“Maka barangsiapa memasukinya, niscaya Neraka itu dingin, tidak membahayakannya. Dan barangsiapa yang tidak mau memasukinya, maka akan diseret ke dalamnya.” 2

Hadits tersebut diriwayatkan pula oleh Ishaq bin Rahawaih dari Mu’adz bin Hisyam. 3 Juga diriwayatkan oleh Imam al-Baihaqi dalam kitab al-I’tiqaad, lalu ia berkomentar, “Sanad hadits ini shahih.” Dan diriwayatkan juga oleh Ibnu Jarir dari riwayat Ma’mar dari Hammam dari Abu Hurairah r.a, beliau menyebutkannya secara marfu’. Kemudian di akhir hadits, Abu Hurairah r.a berkata: ‘Jika kalian mau, bacalah firman Allah Ta’ala: “Dan Kami tidak akan mengadzab (seorang pun) sebelum Kami mengutus seorang Rasul (kepadanya). 4

Demikian pula yang diriwayatkan oleh Ma’mar dari ‘Abdullah bin Thawus dari ayahnya dari Abu Hurairah r.a secara mauquf. 5

(HADITS KEDUA): DARI ABU HURAIRAH R.A

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, bahwasanya Nabi SAW bersabda,

“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fithrah (suci), maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya sebagai Yahudi, menjadikannya sebagai Nasrani, atau menjadikannya sebagai Majusi. Sebagaimana hewan ternak yang dilahirkan sebagai hewan ternak (juga), dalam keadaan sempurna (anggota tubuhnya). Apakah kalian dapati di antaranya ada yang terputus (telinganya, hidungnya atau yang lainnya)?” 6

Pada riwayat lain disebutkan, “Mereka bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana nasib orang yang meninggal dunia di masa kecilnya? Beliau menjawab,

“Hanya Allah yang mengetahui tentang keadaan mereka, jika mereka dibiarkan hidup terus di dunia.” 7

Imam Ahmad juga meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, dari Nabi SAW, seingat aku -Musa, periwayat hadits ini terkesan ragu- bersabda,

“Anak-anak orang Islam yang meninggal di waktu masih kecil berada di dalam Surga, mereka diasuh oleh Nabi Ibrahim a.s.” 8

Dalam Shahiih Muslim dari ‘Iyadh bin Hammad dari Rasulullah SAW, dari Allah SWT, bahwa Dia berfirman,

“Sesungguhnya Aku telah menciptakan hamba dalam keadaan hanif (lurus).” 9

Dan menurut riwayat lain yang diriwayatkan oleh selain Muslim, “Sesungguhnya Aku telah menciptakan hamba sebagai seorang muslim.”

(HADITS KETIGA): RIWAYAT SAMURAH R.A

Al-Hafizh Abu Bakar al-Burqani dalam kitabnya al-Mustakhraj ‘alal Bukhari meriwayatkan dari ‘Auf al-A’rabi, dari Abu Raja’ al-‘Atharidi dari Samurah r.a dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah.” Maka berserulah orang-orang, “Apakah berlaku pula bagi anak-anak kaum musyrikin wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Begitupula halnya anak-anak orang musyrik.” 10

Ath-Thabari juga meriwayatkan dari Samurah r.a, ia bercerita,

“Kami pernah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang nasib anak-anak orang musyrik yang meninggal di saat mereka masih kecil, maka beliau menjawab, ‘Mereka adalah para pelayan untuk penghuni Sugra.’” 11

(HADITS KEEMPAT): RIWAYAT ‘AMMU (PAMAN) HASNA’

Diriwayatkan dari Hasna’ binti Mu’awiyah dari Bani Shuraim, ia bercerita, “Pamanku telah meriwayatkan kepadaku, ia berkata, ‘Aku pernah bertanya, ‘Wahai Rasulullah SAW, siapakah yang menjadi penghuni Surga?’ Beliau menjawab,

“Nabi, orang yang mati syahid, bayi yang dilahirkan dan anak perempuan yang telah dikuburkan hidup-hidup, semuanya berada di dalam Surga.” 12 [Syahida.com/ANW]

Catatan Kaki:

1 [Ahmad (IV/24). Shahih, lihat Shahiihul Jaami’ (No. 881)]

2 Ahmad (IV/24) [Riwayat yang ini dihasankan oleh Syaikh al-Arna-uth]

3 Ath-Thabrani (I/287)

4 Ath-Thabrani (XVII/403).

5 Al-Qurthubi (X/232)

6 [Al-Bukhari (No. 1358) dan Muslim (No. 2658)].

7 Al-Bukhari (No. 6599) dan Muslim (No. 2658)

8 Ahmad (II/326) [Shahih, lihat Shahiihul Jaami’ (No. 1023 dan 1428)]

9 Muslim (No. 2865)

10 Al-Bukhari (No. 7047).

11 Al-Mu’jamul – Kabiir (VII/244) dan Majma’uz Zawaa-ide (VII/219) [Shahih, lihat Shahiihul Jaami’ (No. 2586)]

12 Ahmad (V/58) [Hasan, lihat Shahiihul Jaami’ (No. 2604)].

==

Sumber: Kitab Shahih Tafsir Ibnu Katsir jilid 5, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir

Share this post

PinIt
scroll to top