Mengapa Muslim Harus Belajar Bahasa Arab? (Bagian Ke-4)

Nouman Ali Khan

Nouman Ali Khan

Oleh : Nouman Ali Khan *)

Syahida.com – Kita lanjutkan kembali pembahasan kita tentang mengapa muslim harus belajar Bahasa Arab.

Niat Karena Allah, Maka Dimudahkan Belajar Bahasa Arab

Rintangan terbesar bagi seorang Muslim yang tinggal di US (dan Indonesia –red) terhadap Bahasa Arab adalah keyakinan dirinya sendiri bahwa Bahasa Arab itu sulit. “Saya suka belajar bahasa Arab, tapi saya tidak bisa kalau harus pergi 2 tahun untuk pergi ke mesir atau ke Saudi.”

Tak bisa saya lakukan, saya tidak punya waktu, saya juga punya keluarga yang harus dinafkahi, saya tidak bisa melakukannya.”

Sulit, saya sudah pernah nyoba, saya pernah datang ke pertemuan dan beli beberapa buku untuk belajar Bahasa Arab, kemudian saya mulai baca 1-2 halaman. Ketika masuk halaman ketiga, topiknya tentang pelaku, kata kerja, frase kata ganti, dan saya bekata: Subhanaka Allahuma wa bihamdika, ash-hadu alaa ilaha illa anta, astaghfiruka wa atubu ilaik,” bukunya ditutup dan masuk rak, padahal masih baru. Banyak terjadi hal yang seperti ini. Kita punya keyakinan bahwa Bahasa Arab itu sulit. Dan ketika kamu lihat ada orang yang pintar Bahasa Arabnya.” “Masha Allah, orang itu pinter banget.” Seolah-olah Allah menjadikan hal itu mudah baginya, ia seolah tidak butuh usaha apapun, pokoknya ia langsung bisa.

Tapi kalau kamu lihat seorang pelukis atau pembuat kaligrafi. Kamu lihat betapa mudahnya mereka mengerjakan itu. Kamu gak lihat berjam-jam yang mereka butuhkan untuk mereka melakukan hal ini. Yang kamu lihat hanya hasil jadinya saja. “Masha Allah, orang ini talentanya luar biasa. Allah memberkatinya.” Allah memberkatinya setelah ia berkeringat bertahun-tahun. Ada orang membaca Al-Qur’an dengan indah. “Allah berikan dia suara yang indah.” Tidak, pertama kali dia membaca, dia tidak pernah berhasil membaca Audzubillah dengan syekhnya setelah 35 kali baca. Selama 2 bulan Cuma baca al-Fatihah, tapi dia tetap lanjutkan.

Maka pertama-tama kita harus hilangkan dulu pikiran bahwa yang berhubungan dengan Al-Qur’an itu sulit. Karena janji Allah adalah (QS: 54: 17)… Allah sendiri yang berjanji “Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk mengingat-Ku.” Allah telah menjamin, bahwa Al-Qur’an akan dimudahkan. Allah tidak bilang bahwa akan dimudahkan hanya untuk orang Arab. Allah tidak bilang bahwa akan dimudahkan untuk orang Asia Tenggara, karena mereka bisa bahasa Urdu. Allah mengatakan, Allah akan memudahkan bagi semua orang. Dia cuma minta satu syarat. Kamu tahu apa syaratnya? Akan dimudahkan oleh Allah, bila tujuanmu belajar AlQur’an adalah untuk mengingat Allah (dzikr). Jika itu tujuanmu, maka Allah yang memberikan jaminan kemudahan mempelajarinya.



Tapi kemudian Dia memberikan pertanyaan. Subhanallah, pertanyaan yang luar biasa, “Adakah orang yang secara sadar ingin berusaha mengingat Allah?”. Mengingat siapa? “Mengingat Aku.” “Aku mudahkan Al-Qur’an untuk mengingat-Ku.” Siapa yang mengingat Allah? Maka apa yang ayat ini ajarkan? Ayat ini mengajarkan kita, bahwa dzikir pada Allah yang paling mulia itu apa? Al-Qur’an. Allah menyebut Al-Qur’an sebagai Adz-Dzikir, pengingat yang paling mulia. Kamu ingin berdizkir pada Allah? Dzikir terbaik adalah yang Allah pilihkan sendiri untukmu. Itulah perkataan Allah.

Dia berkata, siapapun yang datang ingin mengingat-Ku Aku akan mudahkan untuknya. Jadi belajar Tajwid menjadi mudah, belajar huruf Arab jadi mudah, belajar kosa kata jadi mudah, belajar tata Bahasa Arab jadi mudah, belajar Tafsir menjadi mudah, menghafal Al-Qur’an menjadi mudah. Semua menjadi mudah karena apa yang Allah katakan? Allah-lah yang membuatnya mudah. Jutaan anak di seluruh dunia, tanpa memiliki kemampuan ingatan fotografis, bahkan diantaranya sama sekali tak paham Bahasa Arab, tapi sanggup menghafal Al-Qur’an. Ini memenuhi janji yang membuatnya jadi mudahkan? Subhanallah, Dia membuatnya menjadi mudah.

Ketika Ilmu Menghilang, Maka Kiamat Akan Datang

Ada orang yang saya kenal, dia lahir dari keluarga non muslim. Dia dibesarkan dalam budaya barat. Di akhir umur 30 tahun dia mengucapkan syahadat, namun sekarang dia hafal Al-Qur’an. Allah-lah yang membuatnya mudah. Ini bukan pencapaiannya, tapi ini adalah hadiah dari Allah bagi orang yang ingin mengingat-Nya. Tergantung dari tujuan kita. Itu yang nomor 1. Nomor kedua, ini hadits dari Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam yang sangat terkenal, ada 2 hadits yang akan saya bacakan, yang satu cukup menakutkan yang satunya cukup bikin kita semangat.

Yang menakutkan adalah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam menjelaskan tentang akhir zaman, berkaitan dengan satu tanda dari hari kiamat. Kemudian Ia berkata, “Akan terjadi suatu masa ketika Ilmu menghilang, ketika Ilmu menghilang maka tanda Kiamat akan muncul.” Yang menarik dari hadits ini adalah kita tidak tahu tanda apa itu karena apa yang akan terjadi dalam perisitiwa ini, sangat mengejutkan bagi para sahabat, sehingga mereka melupakan tandanya.

Apa yang terjadi selanjutnya? Ibnu Lubaid r.a. bertanya kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Bagaimana mungkin ilmu bisa menghilang wahai Rasulullah? Bagaimana mungkin ilmu bisa menghilang ketika kami membaca Al-Qur’an? Kami membuat anak kami pun membacanya, anak itu membuat anaknya nanti membacanya.” Tunggu sebentar, Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak mengatakan Al-Qur’an akan menghilang, apa yang beliau katakan? “Ilmu yang akan menghilang”. Apa yang para sahabat pahami tentang ilmu? Apa yang mereka katakan? “Bagaimana mungkin ilmu bisa menghilang ketika kami masih memiliki Al-Qur’an?”. Ketika para sahabat mendengar ilmu, maka yang pertama muncul dipikiran mereka adalah Al-Qur’an. Ini adalah pendidikan fundamental bagi mereka. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam  memberitahukan pada kita, dalam bahasa hadits yang lain, “Barangsiapa yang berniat memiliki ilmu, berpeganglah pada Al-Qur’an,  inilah ilmu”, haditsnya shahih dari al-Bukhari.

Kita kembali ke yang tadi. Ketika ia mengatakan: “Bagaimana mungkin ilmu bisa menghilang? Rasulullah menjadi sangat marah. Kamu tahu apa yang beliau katakan? “Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang Yahudi dan Nashrani? Apa yang ada di tangannya? Injil dan Taurat. Tapi mereka tidak mengambil darinya. Apakah kamu tidak memperhatikan itu?”. Maka nabi jelaskan, bahwa akan datang suatu masa ketika ilmu akan menghilang. Al-Qur’an nya masih ada, seperti mereka yang memiliki Injil dan juga Perjanjian Lama. Bahkan bagian yang telah mereka ubah pun tak mereka ikuti. Mungkin kamu berkata, “Ah mereka kan ubah kitabnya sendiri.” Tapi bagian yang dirubah itu pun tak mereka taati. Kaum muslimin pun memiliki kitab dari Allah di hadapannya. Ada halal haram, keyakinan, semuanya, ada di hadapan mereka. Apakah mereka mengambil darinya? Tidak. Sebagian besar tidak mengambil manfaat. Ini adalah bagian yang mengerikannya, yang insha Allah semoga kita perhatian akan hal ini. [Syahida.com]

Pembahasan ini akan dilanjutkan di bagian ke-5, Insya Allah….

============

Bersambung….

 

*) Nouman Ali Khan adalah ulama Muslim muda. Di Amerika, ia adalah tokoh Islam yang populer. Ali Khan banyak memberikan ceramah di internet. Ia CEO dan pendiri Bayyinah, sebuah lembaga pendidikan Islam di Amerika Serikat. Ia bersekolah di Riyadh, Arab Saudi dan dilanjutkan di Pakistan. Dia mengajar bahasa Arab klasik modern dengan lebih dari 10.000 siswa nasional. Dia juga sering berbicara di Islamic Circle of North America Conventions tentang Islam, keluarga, dan topik kehidupan lainnya. Meskipun ia berasal dari keluarga Muslim, namun ia pernah menjadi seorang atheis. Ceramahnya banyak tersebar di Youtube, iTunes podcast.

 

Sumber : Youtube/Mengapa Muslim Harus Belajar Bahasa Arab? 

Share this post

PinIt
scroll to top