Kisah Nabi Nuh (Bagian Ke-2) : Keadaan Kaum Nuh Sebelum dan Sesudah Diutusnya Seorang Rasul

Ilustrasi. (Foto : thaahcorp.wordpress.com)

Ilustrasi. (Foto : thaahcorp.wordpress.com)

Syahida.com – Terkait kisah yang terjadi antara Nuh dan kaumnya berdasarkan penjelasan Al-Qur’an, sunnah, dan atsar, seperti yang telah kami sebutkan sebelumnya melalui riwayat Ibnu Abbas, rentang waktu antara Adam dan Nuh terpaut sepuluh generasi, mereka semua memeluk Islam, seperti yang dimaksud dalam hadist ini adalah generasi atau masa lalu.

Setelah generasi-generasi saleh berlalu, terjadi sejumlah hal yang pada akhirnya memicu manusia yang ada saat itu menyembah berhala.

Pemicu penyembahan berhala ini disebutkan dalam riwayat Imam Bukhari dari hadist Ibnu Juraji , dari Atha’, dari Ibnu Abbas saat menafsirkan firman Allah SWT, “Dan mereka berkata, ‘Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwa’, Yaghuts, Ya’uq dan Nasr’.” (Nuh: 23). Ibnu Abbas mengatakan, “Ini adalah nama orang-orang saleh di antara kaum Nuh. Setelah mereka meninggal dunia, setan membisikkan pikiran jahat kepada kaum mereka untuk membuat sejumlah patung yang diberi nama-nama mereka di majlis-majlis yang dulunya biasa mereka hadiri. Mereka mewujudkan bisikan jahat setan itu, hanya saja patung-patung tersebut belum disembah. Setelah mereka semua mati dan ilmu agama lenyap, patung-patung tersebut disembah.”

Ibnu Abbas mengatakan, “Berhala-berhala yang ada di tengah-tengah kaum Nuh ini selanjutnya muncul di kalangan bangsa Arab.”

Dalam kitab tafsirnya, Ibnu Jarir menyebutkan; Ibnu Humaid bercerita kepada kami, Mihran bercerita kepada kami, dari Sufyan, dari Musa, dari Muhammad bin Qais, ia mengatakan, “Mereka (Wadd, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq dan Nasr) adalah orang-orang yang saleh yang ada di antara generasi Adam dan Nuh, mereka memiliki banyak pengikut yang menjadi teladan. Setelah orang-orang saleh tersebut meninggal dunia, para pengikutnya yang menjadi panutan berkata, ‘Andai kita membuat patung-patung mereka, tentu akan membuat kita lebih rindu untuk beribadah kala teringat mereka.’ Mereka akhirnya membuat patung orang-orang saleh itu, dan melalui perantara orang-orang saleh itu pula, mereka meminta hujan.’ Akhirnya, patung orang-orang saleh itu disembah’.”

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Urwah bin Zubair, ia mengatakan, “Wadd, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq dan Nasr adalah anak-anak Adam. Wadd yang paling tua diantara mereka dan yang paling berbakti padanya.”

Ibnu Abi Hatim mengatakan, “Ahmad bin Manshur bercerita kepada kami, Hasan bin Musa bercerita kepada kami, Ya’qub bercerita kepada kami, dari Abu Muthahhir, ia menuturkan, ‘Orang-orang menyebut Yazid bin Muhallab di dekat Abu Ja’far berkata, ‘Kalian menyebut-nyebut Yazid bin Muhallab. Sungguh, ia terbunuh di bumi pertama dimana selain Allah disembah disana.’ Abu Ja’far kemudian menuturkan tentang Wadd, ‘Ia adalah lelaki saleh, ia amat disukai kaumnya. Saat meninggal dunia, kaumnya berdiam diri di sekitar makamnya di sebelah kawasan Babilon dengan sedih. Ketika melihat kesedihan mereka, Iblis berubah wujud menjadi seorang manusia dan berkata pada mereka, ‘Aku melihat kalian sangat sedih ditinggal orang itu. Maukah jika aku buatkan patung seperti orang itu di tempat perkumpulan kalian, sehingga kalian akan selalu mengingatnya?’ ‘Tentu,’ kata mereka. Iblis kemudian membuatkan patung seperti wujud Wadd kepada mereka, lalu patung itu mereka letakkan di tempat perkumpulan, mereka selalu mengenangnya. Saat melihatnya, mereka selalu mengenang dan menyebut-nyebut Wadd, Iblis pun menawari, ‘Maukah jika aku buatkan patung sepertinya di rumah masing-masing dari kalian, agar kalian bisa mengenangnya dirumah?’ ‘Tentu,’ jawab mereka. Iblis kemudian membuatkan patung sepertinya di setiap rumah. Mereka pun terus mengenang dan menyebut-nyebutnya. Anak-anak mereka melihat apa yang mereka lakukan terhadap patung tersebut. Setelah anak-anak mereka beranak-pinak dan tujuan mengenang Wadd seperti yang dilakukan kaum pertama lenyap, patung Wadd akhirnya dijadikan tuhan oleh cucu-cucu mereka, yang kemudian mereka sembah selain Allah. Patung yang mereka sebut Wadd adalah makhluk pertama yang disembah selain Allah’.”

Rangkaian kisah di atas menunjukkan, setiap berhala tersebut disembah oleh sekelompok manusia. Disebutkan, seiring perjalanan waktu, mereka menjadikan patung-patung tersebut berbentuk tiga dimensi agar lebih meyakinkan bagi mereka, setelah itu patung-patung tersebut disembah selain Allah ‘Azza wa Jalla. Dalam menyembah patung-patung ini, mereka memiliki banyak sekali cara yang sudah kami sebutkan di bagiannya tersendiri dalam kitab tafsir karya kami. Alhamdulillah.



Disebutkan dalam kitab Shahihain dari Rasulullah SAW, saat Ummu Salamah dan Ummu Habibah menyebut-nyebut gereja yang mereka lihat di Habasyah bernama Maria menyebut-nyebut gereja yang menyebut keindahan dan patung-patung yang ada di sana. Nabi SAW berada, ‘Mereka itu ketika ada orang saleh meninggal dunia, mereka mendirikan masjid diatas makamnya, lalu mereka membuat patung tersebut. Mereka adalah seburuk-buruk makhluk di sisi Allah ‘Azza wa Jalla.” [Syahida.com]

—–

Bersambung….

Sumber : Kitab Ibnu Katsir, Kisah Para Nabi, Kisah 31 Nabi dari Adam Hingga Isa, Versi Tahqiq 

Share this post

PinIt
scroll to top