Kisah Nabi Adam (Bagian Ke-31 – TAMAT) : Usia Nabi Adam dan Masa Tinggalnya di Bumi

Ilustrasi. (Foto : keithv.com)

Ilustrasi. (Foto : keithv.com)

Syahida.com – Ulama berbeda pendapat terkait lokasi pemakaman Adam. Menurut riwayat yang masyhur, Adam dimakamkan di dekat sebuah gunung di India, tempat ia diturunkan dari surga. Menurut sumber lain, Adam dimakamkan di gunung Abu Qubais, Mekkah. Sumber lain menyebutkan, sebelum banjir besar terjadi, Nuh memindahkan jasad Adam dan Hawa dalam sebuah peti, setelah itu ia makamkan di Baitul Maqdis, seperti yang disampaikan Ibnu Jarir.

Ibnu Asakir meriwayatkan dari sebagian salaf, ia mengatakan, “Kepala Adam berada di Masjid Ibrahim, sementara kedua kakinya berada di Shakrah Baitul Maqdis. Adam meninggal dunia setahun setelah Hawa meninggal.”

Ulama berbeda pendapat berapa usia Adam. Seperi telah disebutkan dalam hadist marfu’ dari Ibnu Abbas dan Abu Hurairah sebelumnya, umur Adam seribu tahun seperti yang tertulis dalam Lauhul Mahfuzh.

Riwayat ini tidak bisa ditentang dengan penjelasan kitab Taurat yang menyebut 930 tahun, karena perkataan Ahli Kitab ini diragukan dan tertolak karena bersebrangan dengan kebenaran yang ada pada kita, kebenaran terjaga yang bersumber dari Al-Ma’shum.

Di samping itu, pernyataan Ahli Kitab ini bisa diselaraskan dengan penjelasan dalam hadist Nabi SAW sebagai berikut; penjelasan dalam kitab Taurat dengan asumsi terjaga diartikan sebagai batas waktu selama Adam berada di bumi setelah diturunkan dari surga, yaitu selama 930 tahun dan jika dihitung berdasarkan kalender qamariyah (lunar system) berjumlah 957 tahun, ditambah 43 tahun Adam berada di surga sebelum diturunkan berdasarkan penjelasan Ibnu Jarir dan lainnya. Dengan demikian, jumlah keseluruhan mencapai seribu tahun.

Atha Al-Khurasani menyatakan, “Saat Adam meninggal dunia, seluruh makhluk menangisinya selama tujuh hari.” (HR. Ibnu Asakir).

Setelah Adam meninggal dunia, tugas-tugas keagamaan dijalankan anaknya, Anusy, sepeninggalnya digantikan anaknya, Qanin, sepeninggalnya digantikan anaknya, Mahlayil yang oleh kalangan persia dinyatakan sebagai penguasa tujuh kawasan. Ia adalah orang pertama yang menebang pohon, membangun perkotaan, dan benteng-benteng besar. Dialah yang membangun kota Babilonia dan kota Sus Al-Aqsha, mengalahkan Iblis dan para pasukannya, mengusir mereka ke ujung-ujung bumi dan perbukitan, membunuh para jin pembangkang. Ia memiliki mahkota besar, sering berkhutbah di hadapan banyak orang dan kekuasaannya bertahan selama 40 tahun.

Setelah Mahyalil meninggal dunia, tugas keagamaan digantikan anaknya, Yarid. Saat sekarat, Yarid berwasiat kepada anaknya Khanukh, yang menurut riwayat masyhur dia adalah Idris. [Syahida.com]



TAMAT

Sumber : Kitab Ibnu Katsir, Kisah Para Nabi, Kisah 31 Nabi dari Adam Hingga Isa, Versi Tahqiq

 

Share this post

PinIt
scroll to top