Kisah Nabi Nuh (Bagian Ke-4) : Perdebatan Panjang Antara Nabi Nuh dan Kaumnya

Ilustrasi. (Foto : mamangsuryadi.blogspot.com)

Ilustrasi. (Foto : mamangsuryadi.blogspot.com)

Syahida.com – Waktu terus berlalu sementara perdebatan antara Nuh dengan kaumnya tidak kunjung berhenti, seperti yang Allah sampaikan, “Maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Mereka pun ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim.” (Al-Ankabut: 14). Meski Nuh menyampaikan dakwah selama itu, namun hanya segelintir orang saja yang beriman padanya.

Setiap kali satu generasi berlalu, mereka berpesan kepada generasi berikutnya agar tidak beriman kepada Nuh, harus memerangi dan menentangnya. Ketika anak-anak sudah mulai baligh dan mengerti kata-kata orangtua, mereka sepakat untuk tidak beriman kepada Nuh sepanjang hidup.

Tabiat dan watak mereka enggan untuk beriman dan mengikuti kebenaran. Karena itu Nuh, berkata, “Dan mereka hanya akan melahirkan anak-anak yang jahat dan tidak tahu bersyukur.” (Nuh: 27).

“Mereka berkata, ‘Wahai Nuh! Sungguh, engkau telah berbantah dengan kami, dan engkau telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang engkau ancamkan, jika kamu termasuk orang yang benar.’ Dia (Nuh) menjawab, ‘Hanya Allah yang akan mendatangkan azab kepadamu jika Dia menghendaki, dan kamu tidak akan dapat melepaskan diri’,” yaitu hanya Allah yang kuasa untuk melakukan itu, karena tidak ada sesuatu pun yang bisa melepaskan diri dari-Nya dan Dialah yang berfirman kepada sesuatu, “Jadilah!” maka jadilah sesuatu itu.

“Dan nasihatku tidak akan bermanfaat bagimu sekalipun aku ingin memberi nasihat kepadamu, kalau Allah hendak menyesatkan kamu. Dia adalah Rabbmu, dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan, “ yaitu siapa pun yang dikehendaki Allah untuk Ia sesatkan, tidak ada seorang pun yang kuasa pun yang Ia kehendaki, dan menyesatkan siapa pun yang Ia kehendaki, berbuat apa pun seperti yang Ia kehendaki. Maha perkasa lagi Maha Bijaksana, Maha mengetahui siapa pun yang patut mendapat petunjuk dan siapa yang patut tersesat, Ia memiliki hikmah sempurna dan hujah yang mengalahkan.

Dan diwahyukan kepada Nuh, ‘Ketahuilah tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang benar-benar beriman (saja), karena itu janganlah engkau bersedih hati tentang apa yang mereka perbuat.” (Hud: 36).

Firman ini merupakan hiburan bagi Nuh atas perilaku kaumnya. Tidak akan ada yang beriman diantara mereka, selain orang-orang yang telah beriman. Yaitu, jangan sampai situasi yang terjadi membuatmu sedih, karena pertolongan Allah sudah dekat waktunya, dan berita luar biasa akan segera terjadi. [Syahida.com]

—–



Bersambung….

Sumber : Kitab Ibnu Katsir, Kisah Para Nabi, Kisah 31 Nabi dari Adam Hingga Isa, Versi Tahqiq 

Share this post

PinIt
scroll to top