Kisah Nabi Adam (Bagian Ke-25) : Lokasi Pembunuhan Habil dan Kesedihan Nabi Adam Atas Meninggalnya Habil

Ilustrasi. (Foto : mamanunung.wordpress.com)

Ilustrasi. (Foto : mamanunung.wordpress.com)

Syahida.com – Menurut keterangan beberapa ulama, yang kemungkinan besar mengutip dari Ahli Kitab, bahwa lokasi terbunuhnya Habil adalah di kawasan pegunungan Qasiun, sebelah utara Damaskus, terdapat sebuah gua bernama gua Dam. Gua ini dikenal sebagai tempat Qabil membunuh saudaranya, Habil. Informasi ini dinukil dai Ahli Kitab. Hanya Allah yang mengetahui keabsahan informasi ini.

Al-Hafizh Ibnu Asakir menyebutkan dalam biografi Ahmad bin Katsir termasuk salah seorang yang saleh bermimpi bertemu Nabi SAW, Abu Bakar, Umar dan Habil. Habil diminta bersumpah bahwa darah itu adalah darahnya. Habil kemudian bersumpah. Ahmad bin Katsir menyebutkan, ia memohon kepada Allah agar menjadikan tempat tersebut sebagai tempat terkabulnya doa. Permintaan itu dikabulkan dan dibenarkan Rasulullah SAW, karena beliau sendiri dalam mimpi Ahmad bin Katsir, Abu Dawud dan Umar biasa berkunjung ke tempat itu setiap hari Kamis.

Dengan asumsi kisah mimpi Ahmad bin Katsir ini benar, tetap tidak menimbulkan efek hukum syar’i. Wallahu a’lam.

Sebagaian ulama menyebutkan, setelah membunuh saudaranya, Qabil memanggul jasad saudaranya selama 1 tahun. Yang lain menyebutkan selama seratus tahun. Qabil terus seperti itu hingga Allah mengutus dua gagak.

KESEDIHAN NABI ADAM ATAS MENINGGALNYA HABIL

Para ahli sejarah dan sirah menyebutkan, Adam dirundung kesedihan mendalam atas kematian Habil dan menuturkan bait-bait syair elegi seperti disampaikan Ibnu Jarir dari Ibnu Humaid;

Berubah sudah negeri ini, juga orang-orang yang ada di atasnya

                Wajah bumi kini penuh debu dan kusam



                Seluruh warna dan rasa kini telah berubah

                Jarang lagi terlihat rona muka berseri dan menyenangkan

                Ada yang menyahut kata-kata Adam di atas;

                Wahai Abu Habil, keduanya sama-sama terbunuh

                Yang masih hidup berubah laksana mayat yang disembelih

                Muncullah wajah berseri yang dulu pernah ada

                Namun dengan takut, ia pun datang dengan berteriak

Syair ini perlu diperiksa kebenarannya. Mungkin saja Adam mengeluarkan kata-kata sedih, namun dengan bahasanya sendiri, dan sebagian orang mengarang bait-bait syair di atas sebagai ungkapan kesedihan Adam. Dan menurutku seperti itu. Wallahu’alam.

Mujahid menyebutkan, hukuman Qabil disegerakan saat ia membunuh saudaranya, Habil. Betis Qabil melekat dengan paha, dan wajahnya selalu ia hadapkan ke arah matahari sebagai hukuman yang disegerakan atas dosa, perlakuan semena-mena, dan kedengkiannya terhadap saudara sekandung.

Disebutkan dalam hadist dari Rasulullah SAW beliau bersabda, “Tidak ada suatu dosa yang paling layak untuk Allah segerakan hukumannya di dunia di samping (azab) yang Allah simpan untuk pelakunya di akhirat nanti, melebihi (dosa) berlaku semena-mena dan memutuskan kekerabatan.” [Syahida.com]

– Bersambung…

Sumber : Kitab Ibnu Katsir, Kisah Para Nabi, Kisah 31 Nabi dari Adam Hingga Isa, Versi Tahqiq

Share this post

PinIt
scroll to top