Ciri Keluarga Sakinah Penuh Berkah (Bagian ke-12) : Tetangganya Baik

Ilustrasi. (Foto : mtf-online.com)

Ilustrasi. (Foto : mtf-online.com)

Syahida.com – Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam biasa mengucapkan do’a: “Wahai Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari tetangga yang buruk di kediaman yang tetap, karena tetangga dalam masyarakat yang berpindah-pindah selalu berganti-ganti.” (HR. Ibnu Hibban)

Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: “Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam mengeluhkan tetangganya, lalu beliau bersabda kepadanya: ‘Pulanglah dan bersabarlah!’ Dia pun datang lagi kepada beliau dua atau tiga kali, lalu beliau bersabda: ‘Pergilah dan letakanlah barang-barangmu di tengah jalan!’ Ia pun melakukannya. Orang-orang lewat dan bertanya kepadanya, lalu  ia beri tahukan kepada mereka ihwal tetangganya, kemudian mereka mulai melaknatnya, sebagian orang mendo’akan ketidakbaikannya. Selanjutnya, datanglah tetangganya dan berkata kepadanya: ‘Pulanglah, sesungguhnya kamu tidak akan lagi melihat sesuatu yang tidak kamu sukai sedikit pun dari diriku!”  (HR. Abu Dawud, Ibnu Hibban, dan Hakim, dengan lafadz Abu Dawud)

Penjelasan:

Tetangga adalah orang yang tinggal bersebelahan dengan rumah kita. Tetangga yang baik sangat membantu terciptanya suasana sakinah penuh berkah sebagaimana tersebut dalam Hadits-Hadits diatas.

Hadits pertama menerangkan bahwa ada dua macam tetangga, yaitu tetangga yang tetap dan tetangga yang berganti-ganti. Tetangga yang tetap yaitu tetangga yang berada di kampung atau kota. Dalam kehidupan sehari-hari dikenal dengan istilah masyarakat yang menetap. Tetangga seperti ini tempat tinggalnya biasa, permanen, dan tidak berpindah-pindah.

Adapun tetangga berpindah-pindah adalah tetangga yang ada pada masyarakat nomaden. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam berdo’a agar dijauhkan oleh Allah dari tetangga tetap, yang akhlaqnya buruk, sebab hal itu sangat merugikan pergaulan sehari-hari. Tetangga yang buruk membuat kehidupan tidak tenteram dan tidak tenang, karena sepanjang waktu bahwa sewaktu-waktu akan mendapatkan celaka darinya.

Hadits kedua menceritakan bahwa pada masa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam ada tetangga yang menyusahkan tetangga lainnya hingga membuat yang bersangkutan tidak tenteram hidup di sampingnya. Perseteruan tersebut terlihat oleh orang ramai, karena tetangga yang diseterui mengangkut barang-barang ke jalan, sehingga mengundang perhatian orang. Orang yang lalang-lalang di situ bertanya kepadanya tentang kejadian tersebut. Setelah mendapat penjelasan, sebagian dari orang itu ada yang mengutuk kelakuan tetangganya yang buruk dan ada pula yang memohon kecelakaan buat dirinya. Selang beberapa waktu tetangga yang buruk tersebut datang kepada tetangga yang buruk tersebut datang kepada tetangganya yang dicelakai dan memohon agar dia mengangkat kembali barang-barangnya ke dalam rumah serta berjanji tidak akan berbuat buruk lagi kepadanya. Dengan adanya jaminan tersebut, ia kemudian membenahi barang-barangnya yang berada di jalan dan hatinya tenteram setelah tetangganya berjanji tidak akan berbuat buruk lagi kepadanya.

Kehidupan keluarga yang mempunyai teangga yang baik senantiasa diliputi oleh suasan sakinah penuh berkah. Ia akan senantiasa memperoleh kebaikan dari tetangganya. Dengan demikian, ia akan senantiasa memperoleh kebaikan dari tetangganya. Dengan demikian, ia akan selalu terdorong untuk menunaikan tanggung jawab kepada tetangga demi mendapat keridhaan Allah.



Untuk memperoleh tetangga yang baik ada 2 hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

  1. Memiliih lingkungan tempat tinggal sesuai ketentuan agama,
  2. Melaksanakan tanggug jawab terhadap tetangga.

Adapun ciri-ciri tetangga yang baik disebutkan dalam hadits-hadits dibawah ini:

Dari Mu’awiyah bin Haidah, ia berkata: “Saya bertanya: ‘Wahai Rasululah, apakah hak tetangga terhadap diriku?’ beliau bersabda: ‘Jika dia sakit, engkau kunjungi dia; jika dia mati, engkau urus dia; jika dia berutang padamu, engkau utangi dia; dan jika dia mempunyai aib, engkau tutupi dia.’’ (HR. Thabarani)

“…jangan engkau tinggikan bangunan rumahmu, sehingga menutup angin untuknya kecuali dengan izinnya. Jangan engkau menyakitinya dengan bau masakanmu, kecuali engkau mau memberikan sebagian  dari masakan itu untuknya. Jika engkau membeli buah-buahan, hendaklah engkau beri dia; jika engkau tidak memberinya, janganlah engkau memperlihatkannya dan jangan pula anakmu keluar membawa buah-buahan itu agar tidak membuat anak tetangga membencinya (karena tidak diberi).” (Hr. Kharaithi)

Dari kedua Hadits di atas kita dapat mengetahui ciri-ciri tetangga yang baik, yaitu:

  1. Mengunjungi tetangga yang sakit
  2. Mengurusi tetangga yang meninggal
  3. Memberi pinjaman yang diperlukan tetangga
  4. Menutupi segala aib tetangga
  5. Tidak membangun rumah dengan tembok tinggi yang merintangi sinar matahari ke rumah tetangganya.
  6. Tidak menyakiti tetangga dengan bau masakan, kecuali apabila ia mau memberikan sebagian dari masakan tersebut kepadanya.
  7. Memberi sebagian oleh-oleh untuk anak tetangga sepulang dari berpergian; jika tidak, ia tidak memperlihatkan oleh-olehnya serta melarang anaknya agar tidak makan diluar sehingga terlihat oleh tetangganya;

Bertetangga dengan orang-orang baik pasti sangat menyenangkan. Mereka selalu siap menolong dalam suka dan duka. Kita merasa aman tinggal di lingkungan yang bebas dari segala bentuk gangguan, baik materiil maupun moril. Gangguan materiil misalnya barang kita dicuri atau uang kita diutang dan tidak dibayar. Gangguan moril misalnya istri kita diganggu, kita digunjing, atau kita disikapi dengan muka masam.

Tetangga yang jujur, selalu ramah, saling menjaga keamanan dan keselamatan anak-anak, saling menasihati bila ada kekeliruan, saling membesarkan hati bila ada kesusahan, tentu akan menciptakan suasana bahagia. Kita sendiri sebagai tetangga yang baik juga memperlukan mereka seperti itu, sehingga kebahagiaan meliputi semua tetangga dan kebaikannya akhirnaya menanamkan semangat persaudaraan secara tulus dan jujur. Rumah tangga yang memiliki tetangga baik pastilah akan merasakan betapa bahagia dan besarnya berkah yang diperolehnya dari Allah. [Syahida.com]

—–

Bersambung….

Sumber : 25 Ciri Keluarga Sakinah Penuh Berkah dan Langkah Mewujudkannya, Drs. Muhammad Thalib

Share this post

PinIt
scroll to top