Kisah Nabi Ibrahim (Bagian-9): Argumentasi Logis Nabi Ibrahim

Ilustrasi. (Foto : ruanghati.com)

Ilustrasi. (Foto : ruanghati.com)

Syahida.com – Allah Subhana wa Ta’ala berfirman, “Mereka berkata, ‘Buatlah bangunan (perapian) untuknya (membakar Ibrahim); lalu lemparkan dia ke dalam api yang menyala-nyala itu.’ Maka mereka bermaksud memperdayainya dengan (membakar)nya, (namun Allah menyelamatkannya), lalu Kami jadikan mereka orang-orang yang hina’.” (Ash-Shaffat: 97-98).

Karena kalah dalam perdebatan, tidak lagi memiliki hujah ataupun syubhat, akhirnya mereka beralih menggunakan kekuatan dan kekuasaan demi membela kebodohan dan kesewenang-wenangan. Allah menimpakan tipu daya kepada mereka, menjunjung tinggi kalimat, agama dan buki nyata-Nya, seperti yang Allah sampaikan, “Mereka berkata, ‘Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak berbuat.’ Kami (Allah) berfirman, ‘Wahai api! Jadilah kamu dingin, dan penyelamat bagi Ibrahim!’ Dan mereka hendak berbuat jahat terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling rugi’.” (Al-Anbiya: 68-70).

Mereka kemudian mengumpulkan berbagai kayu dari mana saja yang bisa mereka dapatkan, hingga memakan waktu cukup lama, sampai-sampai ketika ada seorang wanita sakit, ia bernazar jika sembuh nanti akan membawa kayu bakar untuk membakar Ibrahim. Mereka kemudian mengarah ke sebuah tanah keras yang luas, mereka letakkan kayu bakar disana, lalu mereka bakar, hingga api berkobar dan membumbung tinggi, belum pernah terlihat pemandangan seperti itu sebelumnya.

Setelah itu mereka letakkan Ibrahim dalam manjaniq,[1] alat ini dibuat oleh seseorang berasal dari Kurdi, namanya Haizan. Ia adalah orang pertama yang membuat manjaniq. Allah membenamkannya ke dalam bumi, ia terus terbenam di dalamnya hingga hari kiamat.

Mereka kemudian mengikat Ibrahim dengan kedua tangan dibelakang pundak, Ibrahim mengucapkan, “Tiada ilah (yang berhak diibadahi dengan sebenarnya) selain-Mu, Mahasuci Engkau wahai Rabb seluruh alam, bagi-Mu segala pujian dan milik-Mu jua segala kerajaan, tiada sekutu bagi-Mu.” [Syahida.com]

  1. Salah satu alat kuno yang digunakan untuk pengepungan, batu besar diletakkan di alat ini lalu dilemparkan ke arah benteng hingga runtuh.

— Bersambung…

Sumber: Kitab Ibnu Katsir, Kisah Para Nabi, Kisah 31 Nabi dari Adam Hingga Isa, Versi Tahqiq

Share this post

PinIt
scroll to top