Mengambil Pelajaran dari Dibinasakannya Umat-Umat Terdahulu

Ilustrasi.

Ilustrasi.

Syahida.com

وَلَقَدْ أَهْلَكْنَا الْقُرُونَ مِن قَبْلِكُمْ لَمَّا ظَلَمُوا ۙ وَجَاءَتْهُمْ رُسُلُهُم بِالْبَيِّنَاتِ وَمَا كَانُوا لِيُؤْمِنُوا ۚ كَذَٰلِكَ نَجْزِي الْقَوْمَ الْمُجْرِمِينَ ﴿١٣ثُمَّ جَعَلْنَاكُمْ خَلَائِفَ فِي الْأَرْضِ مِن بَعْدِهِمْ لِنَنظُرَ كَيْفَ تَعْمَلُونَ ﴿١٤

Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan umat-umat sebelum kamu, ketika mereka berbuat kezaliman, padahal rasul-rasul mereka telah datang kepada mereka dengan membawa keterangan-keterangan yang nyata, tetapi mereka sekali-kali tidak hendak beriman. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat dosa. Kemudian Kami jadikan kamu pengganti-pengganti (mereka) di muka bumi sesudah mereka, supaya Kami memperhatikan bagaimana kamu berbuat.” (QS. Yunus: 13-14)

Allah Ta’ala memberitahukan tentang apa yang menimpa umat-umat terdahulu disebabkan pendustaan mereka terhadap apa yang dibawa oleh para Rasul berupa mukjizat-mukjizat dan bukti-bukti yang nyata. Kemudian kaum tersebut Allah gantikan dengan generasi berikutnya dan kembali mengutus kepada mereka seorang Rasul, untuk dilihat apakah mereka menaati dan mengikuti Rasul-Nya atau tidak? Dalam Shahiih Muslim terdapat hadits dari Abu Nadhrah dari Abu Sa’ide al-Khudri r.a, ia berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW:

“Sesungguhnya dunia itu indah lagi hijau, dan Allah menjadikan kalian padanya sebagai pengganti generasi yang sebelumnya, lalu Dia melihat apa yang kalian perbuat. Jauhkanlah diri kalian dari terfitnah olehnya dan jauhilah fitnah (godaan dan rayuan) wanita. Sebab fitnah pertama yang menghancurkan Bani Israil adalah dalam hal wanita.” 1

Ibnu Jarir juga telah meriwayatkan dari ‘Abdurrahman bin Abi Laila, bahwa suatu ketika ‘Auf bin Malik pernah berkata kepada Abu Bakar: “Aku bermimpi seakan seutas tali dijulurkan dari langit, lalu diangkatlah Rasulullah, kemudian dijulurkan lagi, diangkatlah Abu Bakar. Kemudian diukurlah jarak antara orang-orang yang ada di sekitar mimbar dengan mimbar. Ternyata ‘Umar lebih dekat tiga hasta (dari mereka) dengan Mimbar.” ‘Umar berkata: “Jangan ceritakan kepada kami mimpimu itu, kami tidak membutuhkannya.”

Setelah ‘Umar benar-benar menjadi khalifah, ia berkata: “Wahai ‘Auf, bagaimana tentang mimpimu yang dahulu itu?” ‘Auf berkata, “Apakah engkau masih memerlukan mimpiku, bukankah waktu itu engkau menghardikku/melarangku menceritakannya?” ‘Umar berkata: “Bukan begitu, aku melarangnya sebab aku tidak ingin engkau bercerita di hadapan khalifah (pengganti) Rasulullah (yakni Abu Bakar) perihal kematiannya.”

Akhirnya ‘Auf menceritakan mimpinya kepada beliau. Ketika sampai pada perihal pengukuran jarak orang-orang dengan mimbar, dan bahwa ‘Umar lebih dekat 3 hasta, ‘Auf berkata: “Keunggulan 3 hasta itu, pertama ia menjadi khalifah. Kedua, ia tidak takut terhadap celaan orang-orang yang mencela. Dan yang ketiga ia seorang syahid (mati syahid).”

Selanjutnya, maka ia (‘Auf) berkata: “Allah Ta’ala berfirman: { ثُمَّ جَعَلْنَاكُمْ خَلَائِفَ فِي الْأَرْضِ مِن بَعْدِهِمْ لِنَنظُرَ كَيْفَ تَعْمَلُونَ } “Kemudian Kami jadikan kamu pengganti-pengganti (mereka) di muka bumi sesudah mereka, supaya Kami memperhatikan bagaimana kamu berbuat. Engkau telah menjadi khalifah wahai Ibnu Ummi ‘Umar, maka aku akan memperhatikan apa yang engkau perbuat.”



Pada suatu kesempatan, ‘Umar berkata (mengomentari perkataan ‘Auf), “Adapun perkataannya (perkataan ‘Auf) bahwa aku tidak takut celaan orang-orang yang mencela, maka sungguh maasya Allah (semuanya kehendak Allah). Dan perkataannya bahwa aku ini akan mati syahid, maka mungkinkah ‘Umar meninggal dengan syahid, sementara kaum muslimin mengelilinginya?” 2 3 [Syahida.com/ANW]

Catatan kaki:

1 Muslim (IV/2098) [Muslim (No. 2742)]

2 [Perkataan ‘Umar bin al-Khaththab r.a ini menunjukkan ketawadhu’annya]

3 Ath-Thabari (XV/39).

==

Sumber: Kitab Shahih Tafsir Ibnu Katsir jilid 4, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir

Share this post

PinIt
scroll to top