Allah SWT Mengetahui Pandangan Mata yang Khianat

Ilustrasi. (Foto: inet)

Ilustrasi. (Foto: inet)

Syahida.com – Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

يَعْلَمُ خَائِنَةَ الْأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُورُ ﴿١٩

“Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati.” (QS. Al Mu’min: 19)

Allah Subhanahu wa Ta’ala memberitahukan perihal pengetahuan-Nya yang sempurna, meliputi segala sesuatu yang besar maupun yang kecil, dan yang terperinci maupun yang halus.

Allah beritahukan hal ini agar manusia berhati-hati akan pengetahuan Allah terhadap mereka, sehingga mereka merasa malu kepada Allah dengan sebenar-benar rasa malu. Juga agar mereka bertaqwa kepada-Nya dengan sepenuh ketakwaan, dan agar mereka merasa selalu diawasi oleh-Nya, layaknya sikap orang yang mengetahui bahwa Dia melihatnya.

Allah beritahukan bahwasanya Dia mengetahui pandangan mata yang berkhianat, meski ia menampakkan kejujuran. Dia mengetahui seluk beluk hati dan perasaan.

Ad-Dhahhak mengatakan bahwa maksud dari خَائِنَةَ الْأَعْيُنِ “Pandangan mata yang khianat,” adalah al-ghamzu (pemberian isyarat dengan mata untuk maksud tidak baik). Termasuk pula ucapan seseorang, ‘Saya telah melihat,’ padahal ia belum melihatnya. Atau ucapan seseorang, ‘Saya belum melihat,’ padahal ia telah melihatnya.”

Ibnu Abbas r.a berkata, “Allah mengetahui perihal pandangan mata, apakah ia hendak berkhianat atau tidak”. Komentar serupa juga dikatakan oleh Mujahid dan Qatadah.

Ibnu Abbas r.a berkata tentang firman Allah; وَمَا تُخْفِي الصُّدُورُ “Dan apa yang disembunyikan oleh hati.” “Dia mengetahui manakala kamu telah menetapkan di dalam hatimu, apakah hatimu berzina atau tidak.”



Zina hati artinya berhasrat atau berkeinginan melakukannya. Dalam Shahih Hibban bab az-Ziina wahdah, ada riwayat yang menunjukkan bahwa hati pun berzina. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Setiap anak Adam (manusia) memiliki bagian dari zina yang mesti ia dapati. Maka zina mata ialah memandang, zina lisan adalah mengucapkan dan zina hati adalah menginginkannya, sedangkan kemaluanlah yang membenarkan atau mendustakannya.”

Mata yang khianat berusaha menutupi pengkhianatannya, tetapi pengkhianatan ini tidak tersembunyi dari Allah. Rahasia yang tertutup itu disembunyikan oleh dada, tetapi ia terbuka di hadapan pengetahuan Allah.

Dalam contohnya, hal ini adalah seperti orang yang malu, tak berani melihat konten yang tak senonoh di media sosial, ataupun majalah, saat ada keluarga atau temannya yang sholeh. Tetapi manakala bersendirian, hilanglah rasa malu itu karena merasa tak ada yang melihat, padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Melihat. Atau juga seperti orang yang mencuri pandang kepada lawan jenisnya, dengan adanya hasrat di hati.

Ibnu Abbas r.a berkata, “Pemilik mata yang khianat adalah seorang lelaki yang masuk ke rumah satu keluarga, dan diantara mereka terdapat wanita cantik, atau satu keluarga yang melewatinya bersama wanita cantik, maka apabila mereka lengah ia pun melihat kepada wanita tersebut, lalu apabila mereka memperhatikan ia menundukkan pandangan dari wanita itu, apabila mereka lengah kembali ia melihat lagi, lalu apabila mereka memperhatikan ia pun kembali menundukkan pandangan dari wanita itu, dan Allah telah melihat hatinya bahwa ia berkeinginan andai ia bisa melihat sampai kemaluan sang wanita.” [Syahida.com/ANW]

=

Referensi: Kitab Tafsir Ibnu Katsir

Share this post

PinIt
scroll to top