Hadits Qudsi : Di Akhirat, Setiap Umat Mengadu Kepada Nabi Mereka

Ilustrasi. (ilmusunnah.com)

Ilustrasi. (ilmusunnah.com)

Syahida.com – Dari Abu bakar As-Shiddiq ra ia berkata: Pada suatu hari rasulullah saw shalat pagi. Kemudian duduk di tempatnya, sehingga shalat aula (dzuhur), ashar dan maghrib. Semuanya itu, beliau tidak berbicara sepatah pun. Hingga shalat isya’ yang akhir. Kemudian beliau berdiri lalu menuju keluarganya. Para sahabat berkata kepada Abu Bakar: mengapa kamu tidak bertanya kepada Rasulullah saw, : Ada apa gerangan? Hari ini beliau melakukan sesuatu yang sama sekali belum pernah beliau perbuat. Abu-bakar berkata: lalu dia bertanya kepada beliau dan lalu beliau mejawab: Ya. Diperlihatkan kepadaku apa yang ada tentang dunia dan perihal akherat. Orang-orang dahulu dan orang-orang kemudian (yang di akhir zaman) dikumpulkan di suatu daratan yang tinggi. Karena demikian itu, manusia merasa ngeri (takut), lalu mereka pergi kepada Adam as. Sedangkan keringat hampir-hampir menghalangi mereka. Lalu mereka berkata: Wahai Adam, engkau bapak manusia dan engkau yang dipilih oleh Allah Azza wa Jalla, mintalah syafa’at dari Tuhan mu untuk kami. Dia (Adam) menjawab: Sungguh aku telah mengalami apa yang kalian alami. Pergilah ke bapak kalian (yang satunya) sesudah bapak kalian (yakni: Adam), yaitu kepada Nuh (sesungguhnya) Allah telah memilih Adam, Nuh keluarga Ibrahim dan keluarga Imron memiliki semua umat (dimasa mereka masing-masing) (QS. 3: 33).

Beliau bersabda: mereka pergi kepada Nuh as. Mereka mengatakan: Mohonlah kepada tuhan engkau untuk kami, yang engkau adalah pilihan Allah dan Allah telah mengabulkan do’a engkau (yaitu): Jangan Engkau biarkan orang-orang kafir bertempat di atas bumi. Lalu Nuh menjawab: jika kalian demikian, bukan kepadaku aku, tetapi pergilah kepada Musa as. Karena Allah Azza wa Jalla telah berbicara langsung kepadanya. Lalu Musa as berkata: jika kalian demikian, bukan kepada aku, tetapi pergilah kepada Isa, dia dapat menyembuhkan orang buta, orang terkena kusta dan menghidupkan orang mati. Lalu Isa berkata: jika kalian demikian, aku tidak dapat berbuat apa-apa, tetapi pergilah kepada pemimpin anak Adam. Sesungguhnya dia adalah orang pertama yang menyebabkan bumi disebut besok pada hari kiamat. Maka pergilah kalian kepada Muhammad saw. Dia akan mohon syafa’at kepada Tuhannya untuk kalian. Beliau bersabda: lalu Jibril as. Mendatangi Tuhannya, maka Allah Azza wa Jalla berfirman: beri izin dia, dan gembirakan dia dengan surga. Beliau bersabda: lalu Jibril pergi bersama beliau, lalu beliau jatuh sujud selama satu jum’ah (7 hari), lalu Allah Azza wa Jalla berfirman: Hai Muhammad: Angkatlah kepalamu, berkatalah pasti didengarkan, dan mohon syafa’at, pasti diberi syafa’at. Beliau bersabda: lalu beliau mengangkat kepalanya, ketika beliau melihat Tuhan Azza wa Jalla, beliau jatuh sujud selama satu jum’ah lagi. Lalu Allah Azza wa Jalla berfirman: Angkatlah kepalamu berkatalah pasti didengarkan dan mohonlah syafa’at, pasti diberi syafa’at. Lalu beliau jatuh sujud. Kemudian Jibril as memegang ditengah kedua lengan beliau. Lalu Allah Azza wa Jalla mengajarkan suatu doa kepadanya yang tidak pernah Dia ajarkan kepada manusia. Lalu beliau mengucapkan Wahai Tuhan, Engkau telah menjadikan aku pemimpin anak Adam, dan tidak sombong. Dan orang pertama yang menyebabkan bumi disebut besok pada hari kiamat. Dan tidak congak, sehingga beliau datang di telaga, yang jaraknya lebih jauh dari pada Shon’a dan Ailah. Kemudian dikatakan panggilah para shiddiqin, lalu mereka diberi syafa’at. Kemudian dikatakan: panggilah para nabi. Lalu seorang nabi datang dengan beberapa pengikutnya. Dan seorang nabi (datang) dengan 5 sampai 6 pengikutnya, dan seorang nabi datang tanpa pengikutnya. Kemudian dikatakan: panggilah para syuhada. Lalu bagi yang menginginkan syafa’at diberi syafa’at dan beliau bersabda: setelah para syuhada berbuat demikian, beliau bersabda Allah Azza wa Jalla berfirman: masuklah ke surga orang yang tidak menyekutukan Aku dengan suatu apapun. Beliau bersabda: lalu mereka masuk surga. Beliau bersabda: kemudian Allah Azza wa Jalla berfirman: lihatlah kalian ke neraka: Adakah kalian jumpai seseorang yang tidak pernah mengerjakan kebaikan? Beliau bersabda: Maka para malaikat menemukan seorang pria di dalam neraka, lalu dia ditanya: Apakah kamu pernah mengerjakan kebajikan? Dia menjawab: Tidak (pernah). Kecuali saya dahulu (di dunia) sangat mudah dalam berjual beli dengan manusia. Lalu Allah Azza wa Jalla berfirman: supaya kalian beri kemudhan untuk hamba-Ku ini, sebagaimana dia sangat mudah kepada hamba-hambaKu. Kemudian para malaikat mengeluarkan seorang pria (yang lain) dari neraka. Lalu dia ditanya: Apakah kamu pernah mengerjakan kebaikan? Dia menjawab : Tidak (pernah) kecuali saya (dahulu), telah menyuruh anak saya, jika saya telah mati: hendaklah kalian membakar saya dengan api, kemudian tumbuklah saya (hingga lembut), sehingga saya menjadi (lembut) seperti celak, lalu bawalah saya ke laut, dan hamburkan saya, ketika ada angin. Maka demi Allah, Tuhan semesta Alam tidak mempersempit saya selamanya. Lalu Allah Ta’ala bertanya mengapa kamu kerjakan yang demikian itu, dan dia menjawab: Karena takut kepada Engkau. Beliau bersabda: Lalu Allah Azza wa Jalla berfirman: lihatlah kepada kerajaan seorang raja yang paling agung. Sesungguhnya seperti itu untuk kamu, juga sepuluh (10) lagi seperti itu. Seperti itu. Beliau bersabda: Lalu (pria itu) berkata: Mengapa Engkau mengejek saya, padahal Engkau Raja? Beliau bersabda: Dan itulah yang menyebabkan aku tertawa sejak pagi.

Derajat Hadits: Hasan (Bagus)

Rawi Hadits:

Ahmad dalam: Musnadnya. (1/4-5) dia mengatakan: menceritakan kepadaku Ibrahim bin Ishaq At-Thaliqoni dia berkata: telah menceritakan kepadaku An-Nadlor bin Syumail Al-Mazini dia berkata: telah menceritakan kepadaku Abu Nu’amah dia berkata: telah menceritakan kepadaku Abu Hunaidah Al-Barrok bin Naufal dari Waalaan Al-‘Adawi dari Hudzaifah dari Abu Bakar As-Shiddiq, lalu menyebutkannya.

Ibrahim bin Ishaq At Thaliqoni: banyak benarnya.

An Nadlor bin Syumail: kepercayaan

Abu Nu’amah ialah: Amr bin Isa Al-Adawi kepercayaan, tetapi sebelum matinya telah kacau hafalannya seperti dalam kitab Al Jarh wat Ta’dil (6/251).



Al-Barrak bin Naufal: kepercayaan, seperti diterangkan dalam: Kitab Al Jarh wat Ta’dil (2/400).

Waalaan Al-‘Adawi, Ibnu menganggapnya kepercayaan seperti di terangkan dalam kitab: Al-Jarh (9/43).

Ibnu Abi ‘Ashi meriwayatkan hadits ini secara ringkas dan ada yang secara panjang lebar dalam kitab: As-Sunnah: (751, 812).

Ibnu Hibban dalam: Kitab: Mawarid (2589)

Al-Bazzar dalam: Kitab: Kasyaf (3465). Periksalah dua hadits dalam kitab kami ini pada no.70 dan 75.

 

======

Sumber : Hadits Qudsi Shahih dan Penjelasannya, Al Imam Abi Al Hasan Nuruddin, Ali bin Sulthan Muhammad Al-Qoriy 

Share this post

PinIt
scroll to top