Kebiasaan Buruk Wanita : Enggan Membimbing Putrinya dalam Pekerjaan Rumah Tangga

Ilustrasi. (praditamauliadita.wordpress.com)

Ilustrasi. (praditamauliadita.wordpress.com)

Syahida.com – Sebagian ibu menolak anaknya ketika membantu urusan rumah tangga; seperti mencuci, memasak, bersih-bersih, menyetrika, dan lain-lain dengan alasan karena hal itu dapat menyibukkan puterinya dari proses menghafal pelajaran. Si ibu lebih mengandalkan pembantu. Jadilah puterinya sosok yang tidak mengerti pekerjaan rumah. Sehingga menjadi anak yang manja dan kelak pengabdiannya terhadap suami dan anak-anaknya kurang.

Jelas kondisi demikian merupakan bagian dari kesalahan para ibu dalam mendidik anaknya yang tidak mengajarkan untuk mandiri. Dimana efeknya akan lebih parah saat ia berumah tangga, ia tak sanggup menjalani hidup yang  berbeda yang harus melayani bukan dilayani lagi seperti dulu. Dan banyak kaum ibu yang malah mempriroritaskan ijazah sehingga lupa akan tugasnya melayani keluarga.

Demikian pula jika kita membiarkan putra kita untuk tidak andil dalam membantu pekerjaan di rumah, akan melahirkan sikap egois dan meninggalkan kesan bahwa pekerjaan rumah adalah pekerjaan wanita. Dari fenomena ini akan terlahirlah pemuda-pemuda yang malas, selalu menyandarkan dan melimpahkan segala pekerjaan kepada orang lain, atau selalu memperbantukan orang lain dan tidak pernah mau membantu.

Perilaku yang Benar

Hendaknya kaum ibu memahamkan pada puteri-puterinya, bahwasanya upaya kaum ibu mendidik, melatih putrinya dalam melakukan pekerjaan rumah dan mempersiapkan  untuk dapat membina rumah tangganya kelak dengan baik, adalah suatu kemuliaan bagi sang puteri dan sesuai dengan fitrah dan kesiapan si puteri, baik fisik maupun mental.

Dimana, ketika seorang gadis yang berhasil menggondol gelar sarjana, tapi tidak mengerti tentang kebersihan, memasak, atau urusan-urusan rumah tangga lainnya, maka ijazah yang sudah diraihnya percuma belaka.

Demikian pula hendaknya kaum ibu memberikan sebagian pekerjaan rumah tangga pada anak-anak lelakinya dan tidak melimpahkan semuanya pada puteri-puterinya, nenek-neneknya atau pembantu di rumah. Mereka harus diajak turut serta membantu pekerjaan rumah tangga yang sesuai dengan fitrah mereka, sebagaimana halnya Rasulullah SAW ketika berada dikeluarganya selalu bertanggung jawab mengerjakan urusan rumah keluarga beliau. (HR. Al-Bukhari). [Syahida.com]

Sumber : Kitab 40 Kebiasaan Buruk Wanita, Abu Maryam bin Zakaria



 

Share this post

PinIt
scroll to top